Thursday 30 January 2014

MEREKA BUTUH PERHATIAN


P.Loren Watanama,Pr
Pernah seorang ibu datang kepada pastor dan minta agar pastor menasehati anaknya yang nakal, bandel dan suka mabuk.  Pastor hanya diam saja dan meminta  agar anaknya bertemu dengan dia. Ketika bertemu dengan pastor, anak itu berkata, pastor saya ingin berubah dan menjadi anak yang baik dan patuh.  Pastor mengatakan, kalau engkau mau berubah, ikut saya torne ke kampung – kampung.  Apa yang terjadi. Tidak sampai satu bulan anak itu berubah secara total. Memang mujisat.
Melihat hal itu, Orangtua begitu heran dan bertanya,  mengapa anaknya bisa berubah secepat itu. Lalu orangtua memanggil anak itu dan bertanya; apakah pastor pernah marah dengan kamu, anak itu  menjawab tidak. Apakah pastor pernah menegur kamu,  anak itu menjawab tidak. Apakah pastor pernah memukul kamu, anak itu menjawab tidak. Apakah pastor pernah mengusir kamu, anak itu menjawab tidak. Anak itu berkata, Pastor tidak banyak  bicara, hanya dia selalu menyapa saya dan selalu bertanya keadaan saya ketika kami bertemu. Itulah bentuk perhatian yang selalu beliau berikan kepada saya.  Perhatian seperti itulah  yang membuat saya merasa dihargai dan dicintai sebagai seorang anak.
Dunia kita semakin hari semakin maju dan berkembang, tetapi tanpa sadar kita menemukan semakin banyak orang miskin. Orang miskin tidak hanya tinggal di kota-kota ataupun di desa-desa, tetapi di mana saja. Orang miskin tidak harus orang yang tidak  berpakaian, tidak mempunyai rumah, tidak mempunyai kuasa, jabatan dan kedudukan. Orang miskin juga tidak harus orang yang tidak ada makanan dan minuman dsb. Orang miskin jaman sekarang ialah mereka yang merasa diri tidak diperhatikan, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak didengarkan suaranya dsb. Memang banyak itu, tetapi sering orang merasa biasa dan sepelekan, lebih-lebih dalam keluarga.
Muncul banyak masalah dalam keluarga, baik itu antara orangtua dan anak atau antara suami dan istri, semuanya gara gara karena kurang ada perhatian dan kasih sayang. Semua orang sibuk dengan diri dan urusan duniawi dsb.  Makanya mereka merasa tidak betah di ruma dan berjalan ke sana ke mari mencari mutiara yang hilang. Kita boleh miskin harta tetapi jangan miskin perhatian dan kasih sayang. Kalau memang benar demikian ya untuk apa kita harus hidup. Perhatian dan kasih sayang adalah barang mahal yang tidak dijual di pasar-pasar. Dan kalau adapun tidak mampu orang membelinya.
Kita boleh gagal membangun gedung mewah dan bertingkat. Kita boleh gagal urusan  mencari duit. Kita boleh gagal membangun relasi bisnis dengan semua orang di muka bumi ini. Tetapi kita tidak boleh gagal membangun rasa perhatian dan kasih sayang di antara kita, lebih lebih di dalam keluarga kita sendiri. Kalau bukan kita ya siapa lagi dan kalau bukan sekarang ya kapan lagi.  Kita harus berani dan  kalau sudah berani ya jangan takut takut. Berjuanglah selama kita masih mampu karena hidup adalah perjuangan tidak hanya mengejar hal-hal materi yang bersifat sementara tetapi hal-hal  rohani yang bersifat abadi seperti saling memperhatikan tadi.
Kita ingin mendengar orang memuji keluarga kita bukan karena banyaknya uang, banyaknya barang, banyak tanah, sawit, karet dsb. Tetapi kita ingin mereka memuji keluarga kita karena kita masih saling memperhatikan sampai dengan hari ini. Banyak anak muda kita gagal dan tidak mempunyai masa depan bukan karena mereka berasal dari keluarga yang tidak mampun. Mereka lahir dari keluarga yang sudah mempunyai segalanya, tetapi umumnya mereka ini tidak mempunyai masa depan secerah anak-anak yang datang dari keluarga yang biasa biasa. Mengapa ? Karana mereka mengalami ada kekosongan batin yang tidak terisi; kekosongan jiwa yang mesti diisi, tetapi tidak bisa, karena orangtua pada sibuk dengan urusan bisnis dsb.
Ketika hati dan budi kita berpikir tentang orang lain, khususnya anak, kita pasti mempunyai hati untuk mereka. Tetapi ketika kita mulai berpikir tentang berapa banyak uang, harta dan kemewahan yang mau kita raih, kita akan terjerumus pada cinta akan materi ketimbang cinta akan anak.  Sudah berapa jauh kita meninggalkan mereka dalam rutinitas dan kesibukan yang tidak selalu menjanjikan kebahagiaan; kita akan menoleh kebelakang melihat mereka;  adakah hatiku untuk mereka hari ini; adakah kasihku untuk anak-anak saya. Pernahkah kita berhenti sejenak dalam keseharian hidup kita untuk bertanya, menyapa dan menanyakan keadaan mereka.
Sebagai orangtua kita akan tertawa bangga dan puas kalau kita sukses dalam karya, tetapi kebanggaan kita akan bertambah sempurna bila melihat anak anak kita merasa diperhatikan dan  disapa  hari demi hari. Kita juga pasti akan menangis bilamana kita gagal  dalam usaha, tetapi kita akan lebih menangis lagi bilamana kita gagal memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak kita. Ada banyak hal yang harus mendapat perhatian,  tetapi ada satu hal yang tidak boleh diabaikan yaitu anak. Ketika kita membagi waktu untuk pekerjaan hari ini, kita juga harus berpikir membagi  waktu untuk anak-anak kita. Itulah bukti perhatin dan kasih sayang kita orangtua kepada mereka.
Sebagai orangtua kita boleh menyingkirkan segala kebutuhan yang tidak perlu, tetapi anak tidak bisa disingkirkan dari sekian banyak kebutuhan. Kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang tak bisa tergantikan oleh materi apapun. Anak akan meminta banyak hal dari orangtua, tetapi dari sekian banyak permintaan itu,  perhatian dan kasih sayang akan menduduki urutan pertama. Maukah kita orangtua memprioritaskan anak ketimbang memprioritaskan kesibukan lain yang belum tentu memberi rasa aman;  dan mungkin malah menjauhkan anak dengan oangtua. Sebagai orangtua lebih baik kita melekatkan diri pada anak-anak ketimbang dengan barang-barang duniawi,  karena anak adalah segalanya, dan untuk itulah mereka telah dilahirkan ke dalam dunia ini.
P. LOREN WATANAMA, PR

No comments:

Post a Comment