(Hari Minggu
Prapaskah V:
29 Maret 2020)
Saudara-saudari
terkasih, Bacaan-bacaan suci pada hari ini mengajak kita semua untuk merenungkan
tentang sesuatu yang paling mendasar dalam hidup kita, yaitu tentang MAKNA
KEHIDUPAN DAN KEMATIAN. Bila berkaitan dengan hidup dan mati, maka hal-hal yang
lain akan menjadi tidak berarti sama sekali. Begitu tingginya dan berharganya
nilai kehidupan, maka banyak orang berusaha untuk mempertahankannya, berusaha
untuk mengisinya dengan hal-hal yang
bermanfaat, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat mengancam kehidupan
itu sendiri. Namun di sisi lain, kita melihat ada juga orang yang tidak memandang tinggi dan bermaknanya nilai
kehidupan ini. Mereka malah merusak kehidupan, mau cari mati! Dan bahkan
sadisnya, mereka juga mau merusak dan mengancam kehidupan orang lain.
Akhir-akhir ini kita ditakutkan oleh Virus yang tak
kelihatan, yaitu Virus Corona/ Covid-19. Virus ini mengancam hidup manusia, dan
menjadi musuh bagi semua orang di seluruh dunia. Banyak korban sudah
berjatuhan. Namun, di tengah situasi
yang mengenas ini, berbagai usaha medis sudah dilakukan, berbagai pencegahan
juga telah diusahakan, seperti: jaga jarak, jangan saling bersentuhan, hindari
kerumunan, rajin mencuci tangan, dan lain sebagainya. Semua usaha manusia sudah
kita lakukan, dan memang itu perlu, demi memelihara dan mempertahankan
kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Namun, kita jangan sampai lupa
akan RAHMAT ILAHI yang melebihi usaha manusiawi; RAHMAT ILAHI yang
menyempurnakan usaha manusiawi kita ini. Maka, dalam kesempatan ini, walaupun
saudara-saudari di rumah saja, percayalah Tuhan tetap hadir bersama kita. Tuhan
akan mendengarkan doa permohonan kita, dan mengabulkannya, sebagaimana yang Ia
nubuatkan kepada Nabi Yehezkiel dalam Bacaan pertama hari ini.
Dalam bacaan pertama hari ini, mengisahkan kepada kita
masa pembuangan di Babel. Pada waktu orang-orang Yehuda dibuang ke Babel,
mereka sangat menderita. Hidup dalam pembuangan dan penjajahan membuat mereka
seolah-olah kehilangan harapan akan hidup. Masa depan mereka menjadi suram dan
tak berarti. Namun, di tengah penderitaan itu, mereka tetap mengharapkan
pemulihan dari Tuhan, pembebasan dari penjajahan di Babel. Maka, Tuhan bersabda
kepada Yehezkiel, bahwa Ia akan membangkitkan umat-Nya, dan membawa mereka ke
tanah Israel. Hal ini dilakukan Tuhan supaya mereka PERCAYA bahwa Dia-lah
Tuhan, yang membuka kubur-kubur dan membangkitkan mereka dari sana. Tuhan akan
memberikan Roh-Nya kepada mereka, sehingga mereka hidup kembali.
Dalam konteks bangsa Yehuda pada waktu itu, memang
kebangkitan yang dimaksud bisa jadi adalah kebangkitan mereka sebagai bangsa
yang merdeka, sebab hidup dalam pembuangan dan penjajahan sama seperti orang
mati, karena tidak punya harapan akan masa depan yang cerah. Namun, kebangkitan
dalam arti sesungguhnya, yaitu bangkit dari kematian juga sungguh-sungguh
terjadi. Dan nubuat ini tergenapi dalam diri Yesus, sebagaimana yang telah kita
dengarkan dalam Bacaan Injil tadi.
Dalam Bacaan Injil kita telah mendengarkan kisah tentang
kematian Lazarus, saudara dari Maria dan Marta. Sejak Lazarus sakit,
keluarganya berharap Yesus datang untuk
menyembuhkannya. Tetapi hal itu tidak dilakukan Tuhan. Bukan karena Tuhan tidak
peduli kepada mereka, tetapi supaya mereka MELIHAT KEMULIAAN ALLAH. Apa
kemuliaan Allah yang akan mereka lihat? Dan apa manfaatnya?
Kemuliaan Allah itu tampak dalam mukjizat yang
dilakukan oleh Yesus, yaitu MEMBANGKITKAN Lazarus dari kematiannya. Lazarus
yang sudah 4 hari meninggal dunia dihidupkan kembali oleh Yesus. Sungguh,
perbuatan ini menjadi penggenapan dari Nubuat Yehezkiel, bahwa Allah akan
membangkitkan umat-Nya, dan memberikan Roh-Nya kepada mereka sehingga mereka
hidup kembali. Hal ini dilakukan oleh Yesus supaya mereka PERCAYA, bahwa
Yesus-lah TUHAN atas kehidupan, Yesus-lah KEBANGKITAN DAN HIDUP. Barang siapa
yang percaya kepada-Nya ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang
yang hidup dan percaya kepada-Nya tidak akan mati selama-lamanya.
Saudara-saudari
terkasih, di tengah situasi yang mengancam kehidupan kita ini, di tengah bahaya
virus yang dapat membawa kematian, kita HARUS TETAP PERCAYA kepada Yesus, Tuhan
kita. Dialah KEBANGKITAN DAN KEHIDUPAN. Kita yang percaya kepada-Nya akan
MELIHAT KEMULIAAN ALLAH.
Memang dalam situasi yang mencekam ini kita sulit
melihat kemuliaan Allah. Tetapi dengan iman yang teguh, seperti Maria dan
Marta, kita akan melihat kemuliaan Allah di dalam hidup kita, asalkan kita
sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, dan menyerahkan diri kita sepenuhnya
kepada Tuhan.
Maka, marilah
dalam kesempatan Ekaristi pada hari ini, dengan iman yang teguh kita bersatu
dalam DOA.
†
Mari kita doakan saudara-saudari kita yang terkena
virus corona, agar mereka disembuhkan oleh Tuhan.
†
Kita doakan juga mereka yang sudah meninggal dunia
karena virus ini, semoga dosa mereka diampuni Tuhan dan diterima di dalam
Kerajaan-Nya di Surga.
†
Mari kita doakan juga para tenaga medis, para dokter,
perawat, dan siapa saja yang membantu dalam penanganan dan pencegahan virus
corona ini, semoga mereka senantiasa dilindungi oleh Tuhan, dikuatkan, dan
diberikan kesehatan yang baik, sehingga mereka tetap dapat menjalankan tugas
mulia ini untuk mempertahankan kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
†
Mari kita juga berdoa bagi semua orang dan diri kita
sendiri, agar dijauhkan dari virus ini. Semoga kita semua dilindungi oleh Tuhan
dan diberi rahmat kekuatan dan kesehatan, sehingga kita bisa melihat kemuliaan
Tuhan di dalam hidup kita.
Marilah kita
hening sejenak untuk menyampaikan doa permohonan kita kepada Tuhan.
RD. VINSENSIUS
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau