Showing posts with label Imlek. Show all posts
Showing posts with label Imlek. Show all posts

Saturday 25 January 2020

CAHAYA TELAH TERBIT


(Masa Biasa III: 26 Januari 2020)

Oleh: RD. Vinsensius




Saudara-saudari terkasih, perayaan tahun baru imlek identik dengan lampion. Lampion dengan cahaya merah yang dihasilkannya memiliki makna, bahwa ada “harapan baru” di tahun yang baru, yaitu harapan akan kebahagiaan, keberuntungan, kedamaian, sukacita dan kegembiraan yang dilambangkan dengan warna merah.

Symbol cahaya memang banyak digunakan dalam agama-agama dan juga tradisi-tradisi kuno. Maka, di sini tampak pentingnya cahaya dalam kehidupan kita. Tanpa cahaya kita hidup dalam kegelapan. Tanpa cahaya tidak ada harapan sama sekali. Karena ada cahaya, maka kita dapat hidup dan beraktivitas.

Dalam Bacaan pertama yang kita dengarkan hari ini Nabi Yesaya bernubuat tentang Cahaya yang akan terbit atas bangsa yang diam di negeri kekelaman. Mereka yang berjalan di dalam kegelapan akan melihat Cahaya yang besar. Tentu saja Cahaya di sini bukan dalam arti sebenarnya atau fisik, seperti cahaya lampu, matahari atau api. Tetapi Cahaya yang dimaksud ialah suatu Pribadi yang akan datang dan memberikan sukacita dan harapan baru kepada umat manusia. Dia datang sebagai Cahaya yang menerangi bangsa-bangsa yang telah dikuasai oleh kegelapan dosa.

Nubuat Yesaya ini tergenapi di dalam diri Yesus Kristus, sebagaimana kita dengarkan dalam Bacaan Injil tadi. Kita bisa melihat penggenapan itu dalam tiga hal: Pertama, Yesus memulai karya-Nya di Kapernaum, di daerah Zebulon dan Naftali, sehingga dengan demikian tergenapilah nubuat Nabi Yesaya, bahwa di daerah itu akan terbit Cahaya yang besar bagi mereka yang diam dalam kegelapan maut.

Kedua, Yesus memulai karya Keselamatan-Nya dengan mewartakan pertobatan. Yesus bersabda, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” Pertobatan memang menjadi syarat utama untuk dapat menerima Cahaya yang telah terbit itu. Tanpa pertobatan, maka kita akan tetap tinggal di dalam kegelapan dosa.

Ketiga, Pertobatan para murid. Sabda pertobatan yang baru saja Yesus katakan, seketika itu juga terjadi di dalam diri para murid-Nya yang pertama. Mereka bertobat dan menjadi murid-murid Yesus. Mereka meninggalkan segala pekerjaan dan keluarga mereka, dan menjadi “penjala manusia”.  Karena pertobatan itulah, maka terjadi keselamatan di seluruh daerah Galilea. Warta Keselamatan Allah dapat tersebar di mana-mana dan banyak orang yang mengalami kesembuhan dari segala penyakit dan kelemahan mereka.

Saudara-saudari terkasih, Yesus menjadi Cahaya bagi kehidupan kita. Yesus mampu menerangi hidup kita yang seringkali digelapkan oleh perbuatan dosa. Yesus memberikan harapan baru bagi hidup kita, sebab Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita semua dari kebinasaan dan kematian kekal akibat dosa. Yesus-lah sumber kebahagiaan, keberuntungan, kedamaian, sukacita dan kegembiraan bagi hidup kita.
  
Maka, marilah saudara-saudari yang terkasih, kita senantiasa mengandalkan Yesus dalam kehidupan kita. Mari kita merubah diri kita, hati, sikap dan perbuatan kita, dari yang buruk, jahat, penuh kesalahan dan dosa menjadi yang baik, benar, suci dan berkenan kepada Allah. Pertobatan menjadi syarat utama agar kita dapat menjadi murid-murid Yesus yang sejati.

Dengan demikian, kita menjadi cahaya bagi sesama, dengan memelihara kerukunan, persatuan, dan keharmonisan di dalam hidup kita. Sebagaimana yang dinasehatkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus, agar kita seiya, sekata di dalam Kristus, dan jangan sampai ada perpecahan di antara kita, sebab kita semua adalah satu dan sama dalam iman kepada Yesus.

Semoga dengan perayaan tahun baru Imlek yang kita rayakan bersama ini, memberikan harapan baru bagi kehidupan kita, agar kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga hidup kita senantiasa diberkati Tuhan dan dilimpahi dengan kebahagiaan, keberuntungan, kedamaian, sukacita dan kegembiraan, yang berasal dari Tuhan.


“Selamat Tahun Baru Imlek 2571”
“Gong Xi Fa Chai”
“Xin Nian Kuai Le”




Friday 24 January 2020

KATEKESE IMLEK


PEDOMAN INKULTURASI




Misa imlek merupakan bagian dari inkulturasi dalam liturgi. Maka perlu kiranya kita mengetahui pedoman utama dalam inkulturasi liturgi, sehingga tidak melanggar dasar-dasar liturgi, yang merupakan ibadat  ilahi yang penting dalam kehidupan iman kita. Berikut beberapa penyesuaian yang dapat dilakukan dalam melaksanakan inkulturasi:

(1)     Bahasa harus selalu menyatakan kebenaran iman, keagungan dan kesucian misteri yang dirayakan. Maka harus hati-hati menentukan unsur-unsur mana dalam bahasa umat yang layak dimasukkan ke dalam perayaan liturgi; harus dipertimbangkan cocok tidaknya menggunakan ungkapan-ungkapan dari agama-agama bukan Kristen.

(2)     Nyanyian harus bernafaskan Alkitab dan liturgi, serta memiliki mutu sastra yang indah. Bentuk musik, lagu, dan alat-alat musik dapat digunakan dalam ibadat, asal cocok dan sesuai dengan liturgi, keagungan gedung gereja, dan sungguh-sungguh membantu memantapkan penghayatan umat beriman.

(3)     Tatagerak dan sikap badan sedapat mungkin ada hubungannya dengan tata gerak dan sikap badan dari Alkitab. Segala bentuk tarian tradisional harus mengungkapkan sembah sujud, pujian, persembahan, permohonan seluruh umat, dan bukan sekedar pertunjukan belaka.

(4)     Kesenian berkaitan dengan dekorasi altar, busana, dan warna liturgi diberi kebebasan untuk mengungkapkan keindahannya, sejauh kesenian itu meningkatkan keindahan bangunan dan tata perayaan liturgi dengan memberinya penghargaan dan penghormatan sebagaimana mestinya.





Bdk. De Liturgia Romana et Inculturatione, art. 38-45.


RD. VINSENSIUS

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau