(Masa Biasa III:
26 Januari 2020)
Oleh: RD. Vinsensius
Saudara-saudari
terkasih, perayaan tahun baru imlek identik dengan lampion. Lampion dengan cahaya
merah yang dihasilkannya memiliki makna, bahwa ada “harapan baru” di tahun yang
baru, yaitu harapan akan kebahagiaan, keberuntungan, kedamaian, sukacita dan
kegembiraan yang dilambangkan dengan warna merah.
Symbol cahaya memang banyak digunakan dalam
agama-agama dan juga tradisi-tradisi kuno. Maka, di sini tampak pentingnya
cahaya dalam kehidupan kita. Tanpa cahaya kita hidup dalam kegelapan. Tanpa
cahaya tidak ada harapan sama sekali. Karena ada cahaya, maka kita dapat hidup
dan beraktivitas.
Dalam Bacaan pertama yang kita dengarkan hari ini Nabi
Yesaya bernubuat tentang Cahaya yang akan terbit atas bangsa yang diam di
negeri kekelaman. Mereka yang berjalan di dalam kegelapan akan melihat Cahaya
yang besar. Tentu saja Cahaya di sini bukan dalam arti sebenarnya atau fisik,
seperti cahaya lampu, matahari atau api. Tetapi Cahaya yang dimaksud ialah
suatu Pribadi yang akan datang dan memberikan sukacita dan harapan baru kepada
umat manusia. Dia datang sebagai Cahaya yang menerangi bangsa-bangsa yang telah
dikuasai oleh kegelapan dosa.
Nubuat Yesaya ini tergenapi di dalam diri Yesus
Kristus, sebagaimana kita dengarkan dalam Bacaan Injil tadi. Kita bisa melihat
penggenapan itu dalam tiga hal: Pertama,
Yesus memulai karya-Nya di Kapernaum, di daerah Zebulon dan Naftali, sehingga
dengan demikian tergenapilah nubuat Nabi Yesaya, bahwa di daerah itu akan
terbit Cahaya yang besar bagi mereka yang diam dalam kegelapan maut.
Kedua, Yesus memulai
karya Keselamatan-Nya dengan mewartakan pertobatan. Yesus bersabda, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah
dekat!” Pertobatan memang menjadi syarat utama untuk dapat menerima Cahaya
yang telah terbit itu. Tanpa pertobatan, maka kita akan tetap tinggal di dalam
kegelapan dosa.
Ketiga, Pertobatan para
murid. Sabda pertobatan yang baru saja Yesus katakan, seketika itu juga terjadi
di dalam diri para murid-Nya yang pertama. Mereka bertobat dan menjadi
murid-murid Yesus. Mereka meninggalkan segala pekerjaan dan keluarga mereka,
dan menjadi “penjala manusia”. Karena pertobatan
itulah, maka terjadi keselamatan di seluruh daerah Galilea. Warta Keselamatan
Allah dapat tersebar di mana-mana dan banyak orang yang mengalami kesembuhan
dari segala penyakit dan kelemahan mereka.
Saudara-saudari
terkasih, Yesus menjadi Cahaya bagi kehidupan kita. Yesus mampu menerangi hidup
kita yang seringkali digelapkan oleh perbuatan dosa. Yesus memberikan harapan
baru bagi hidup kita, sebab Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita
semua dari kebinasaan dan kematian kekal akibat dosa. Yesus-lah sumber kebahagiaan,
keberuntungan, kedamaian, sukacita dan kegembiraan bagi hidup kita.
Maka, marilah saudara-saudari yang terkasih, kita
senantiasa mengandalkan Yesus dalam kehidupan kita. Mari kita merubah diri
kita, hati, sikap dan perbuatan kita, dari yang buruk, jahat, penuh kesalahan
dan dosa menjadi yang baik, benar, suci dan berkenan kepada Allah. Pertobatan
menjadi syarat utama agar kita dapat menjadi murid-murid Yesus yang sejati.
Dengan demikian, kita menjadi cahaya bagi sesama,
dengan memelihara kerukunan, persatuan, dan keharmonisan di dalam hidup kita. Sebagaimana
yang dinasehatkan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus,
agar kita seiya, sekata di dalam Kristus, dan jangan sampai ada perpecahan di
antara kita, sebab kita semua adalah satu dan sama dalam iman kepada Yesus.
Semoga dengan perayaan tahun baru Imlek yang kita
rayakan bersama ini, memberikan harapan baru bagi kehidupan kita, agar kita
menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga hidup kita senantiasa diberkati
Tuhan dan dilimpahi dengan kebahagiaan, keberuntungan, kedamaian, sukacita dan
kegembiraan, yang berasal dari Tuhan.
“Selamat Tahun Baru Imlek 2571”
“Gong Xi Fa Chai”
“Xin Nian Kuai Le”