Showing posts with label Katekese. Show all posts
Showing posts with label Katekese. Show all posts

Friday 14 August 2020

MARIA DIANGKAT KE SURGA

 (16 Agustus 2020)

 


Akhirnya Perawan Tak Bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga berserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut. Terangkatnya Perawan Suci adalah satu keikutsertaannya yang istimewa pada kebangkitan Putranya, dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.” (KGK. 966).

 

Ada beberapa point yang dapat kita renungkan dari kutipan Katekismus Gereja Katolik di atas:


1.    Apakah Bunda Maria meninggal dunia?

        Sama seperti Yesus dan manusia yang lainnya, Maria juga mengalami kematian. Dikatakan dalam KGK, bahwa “sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia”. Kematian adalah akhir dari perjalanan hidup di dunia secara normal. Namun, kematian bukan akhir dari segala-gala, karena kematian membuka tabir kehidupan yang baru, yaitu kehidupan kekal di surga.


2.    Apa maksudnya Maria diangkat ke surga?

        “Sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, [Bunda Maria] telah diangkat memasuki kemuliaan di surga berserta badan dan jiwanya.” Sama seperti Yesus, Maria juga mengalami kebangkitan badan setelah kematiannya. Maka, sama seperti Yesus juga Maria diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya.


3.    Mengapa Maria diangkat ke surga?

        “[Maria] telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Putranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut.” Jika Yesus adalah Raja semesta alam, maka Bundanya Maria adalah Ratu alam semesta. Maria diangkat ke surga supaya ia lebih penuh menyerupai Putranya, Yesus Kristus. Bukan hanya di dunia saja Bunda Maria menyerupai Putranya dalam segala hal (ketaatan iman, kerendahan hati, dll), tetapi juga di surga.


4.    Apa makna Maria diangkat ke surga bagi kita?

Pertama-tama, “terangkatnya Perawan Suci adalah satu keikutsertaannya yang istimewa pada kebangkitan Putranya”. Yesus sebagai buah sulung dari kebangkitan badan, maka Maria-lah manusia pertama yang mengalami kebangkitan badan itu setelah Yesus. RAHMAT ISTIMEWA ini diterima oleh Maria, karena jasanya melahirkan dan membesarkan Yesus, Putra Allah. Oleh karena itu, karena Bunda Maria telah mengalami kebangkitan badan, maka ia juga mengalami kehidupan kekal di surga. Dan itu tercapai melalui proses diangkat ke surga dengan jiwa dan raganya.


Kedua, bagi kita peristiwa Maria diangkat ke surga adalah “satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.” Artinya, telah ditampakkan bagi kita, bahwa sebagaimana Yesus dan Bunda Maria mengalami kebangkitan badan dan kehidupan kekal di surga, kelak kita juga akan mengalami hal yang sama, yaitu pada akhir zaman. Pada akhir zaman, jiwa kita akan bersatu kembali dengan tubuh kita yang baru. Itulah peristiwa kebangkitan badan. Dan kita akan memasuki suatu dunia yang baru, setelah dunia yang lama ini, yang penuh dengan kejahatan dan dosa dihancurkan. Itulah peristiwa akhir zaman, yaitu pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali ke dunia ini sebagai Raja untuk menghakimi orang yang hidup dan yang sudah mati.


5.    Apa yang harus kita lakukan sekarang?

        Pertama-tama, kita harus memiliki kerinduan akan Surga. Kita harus percaya, bahwa Surga itu lebih indah dari dunia. Dunia ini sifatnya sementara saja, sedangkan surga itu abadi dan kekal. Jika kita sudah punya kerinduan akan Surga, dan pemahaman yang benar tentang Surga ini, maka segala sikap hidup kita akan terarah kepada kerinduan ini, dan menyesuaikan diri agar kelak dapat menikmati kebahagiaan kekal, yang tak tergantikan ini.


        Kedua, doa menjadi sumber kekuatan kita, agar kerinduan ini tidak hilang dan tergantikan oleh sesuatu yang lain, yang duniawi dan fana. Maka, rajin-rajinlah berdoa bersama Bunda Maria, agar kelak kita juga diperkenankan untuk menikmati kehidupan kekal bersama dia dalam Kerajaan Surga.


        Ketiga, yang tidak kalah pentingnya adalah sikap hidup kita. Kita harus melakukan apa yang kita imani dan kita doakan. Dengan demikian, kita bekerja sama dengan Allah untuk mewujudkan Kerajaan-Nya di dunia ini. rahmat Allah dapat bekerja dengan efektif jika kita dengan segala kemampuan kita yang ada, mau bekerja sama dengan Allah, dengan cara hidup kita yang baik dan melakukan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Semoga Perayaan Santa Perawan Maria diangkat ke surga ini memberikan rahmat dan berkat bagi kita semua yang merayakannya. Amin.   


R.D. Vinsensius

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau



Thursday 5 March 2020

MISTERI PASKAH


(KATEKESE PRAPASKAH 
BAGIAN 2)




     Misteri Paskah merupakan pusat misteri penebusan, sumber sakramen dan sakramentali.

     Misteri Paskah, terutama Trihari Paskah: Sengsara, Wafat, dan Kebangkitan Tuhan, merupakan puncak dari seluruh tahun liturgi.

     Misteri Paskah disiapkan selama 40 hari dalam Masa Prapaskah, dan dirayakan selama 50 hari Masa Paskah.

     Tahun Liturgi yang menampilkan Sejarah Keselamatan untuk dirayakan dan dihayati oleh kaum beriman mengikuti dinamika sejarah keselamatan yang berpusat pada Lingkaran Paskah, terutama Trihari Paskah yang memuncak pada Malam Paskah, dan berakhir pada ibadat sore Minggu Paskah.

     Lingkaran Paskah:
o     Masa Prapaskah: Masa Tobat 40 hari yang dimulai dari Hari Rabu Abu (26 Februari 2020), dan berakhir pada sore hari sebelum Misa Kamis Putih (9 April 2020).
o     Pekan Suci: dimulai dengan Minggu Palma (5 April 2020), dan berakhir dengan  ibadat siang Kamis pekan tersebut (9 April 2020).
o     Trihari Paskah: dimulai dengan Misa Kamis Putih (9 April 2020), dan berakhir dengan ibadat sore Minggu Paskah (12 April 2020).
o     Masa Paskah: dimulai dengan Minggu Paskah (12 April 2020), dan berakhir pada Hari Raya Pentakosta (31 Mei 2020).


RD. VINSENSIUS

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau


Baca juga:

1. MAKNA DAN LITURGI PRAPASKAH  [Klik di sini]








Wednesday 26 February 2020

MAKNA DAN LITURGI PRAPASKAH


 (Katekese Prapaskah Bagian 1)




             Masa Prapaskah 40 hari mempunyai tugas ganda, yaitu: dengan kenangan dan persiapan untuk pembaptisan, dan dengan sikap tobat mempersiapkan umat untuk merayakan Misteri Paskah. Dalam persiapan ini hendaknya umat lebih rajin berdoa dan mendengarkan Sabda Allah. Pertobatan dalam Masa Prapaskah janganlah hanya latihan batin dan individual, tetapi juga harus bersifat lahiriah dan sosial, yang tampak dalam karya amal kasih dan Aksi Puasa Pembangunan (APP).

             Dalam Masa Prapaskah (kecuali Minggu Prapaskah IV, Hari Raya, atau Pesta) tidak diperkenankan menghias altar dengan bunga. Penggunaan alat musik hanya untuk mendukung nyanyian saja.  

             Selama Masa Prapaskah, alleluia ditiadakan, dan diganti dengan “Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal”.

             Nyanyian selama Masa Prapaskah, khususnya dalam Perayaan Ekaristi harus selaras dengan semangat tobat dan liturgi Masa Prapaskah.



Sumber:
Komisi Liturgi Regio Jawa Plus, Pedoman Berliturgi Lingkaran Natal dan Paskah, Kanisius, Yogyakarta 2012.




RD. VINSENSIUS

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau






Friday 14 February 2020

TANDA SALIB DAN SALAM PEMBUKA


( BAGIAN 3)


Kita memulai Misa Kudus dengan Tanda Salib, yang adalah Tanda Keselamatan kita. Kita harus membuat Tanda Salib dengan penuh khidmat dan gerakan yang tepat, tidak dengan asal-asalan dan tanpa penghayatan!

Imam mengucapkan: “Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.” Dan umat harus menjawab dengan suara yang jelas dan mantap: “AMIN”. Dengan mengucapkan AMIN berarti kita mengungkapkan IMAN kita kepada Yesus yang telah menyelamatkan kita melalui wafat-Nya di kayu Salib, dan kebangkitan-Nya dari alam maut.

Salam Pembuka diberikan oleh Imam dan dijawab oleh umat, contohnya:
I:     Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus besertamu.
U:    Dan sertamu juga.

Dengan kata-kata Salam ini Imam menyatakan bahwa Tuhan sungguh hadir, dan menyertai umat yang siap beribadah. Dengan jawaban yang diberikan umat menyatakan bahwa sungguh Tuhan hadir dan menyertai imam. Jadi, dengan Salam ini Imam dan umat sedang menyadari kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.


Bdk. Pedoman Umum Misale Romawi, art. 50.


RD. VINSENSIUS


Imam Diosesan Keuskupan Sanggau


BACA JUGA:

1. PENTINGNYA PERSIAPAN MISA   [KLIK DI SINI]

2. PERARAKAN MASUK DAN LAGU PEMBUKA MISA   [KLIK DI SINI]






Wednesday 5 February 2020

PERARAKAN MASUK DAN LAGU PEMBUKA MISA

(BAGIAN 2)


Perarakan masuk merupakan wujud kegiatan berhimpun. Imam dan para pelayan masuk ke dalam gereja, dan menyatukan diri dengan umat yang sudah terlebih dahulu berhimpun di sana.

Pada hari Minggu dan Hari raya, kegiatan fisik berarak dan berhimpun ini ditopang dengan Lagu Pembuka yang memiliki fungsi, antara lain:

1.    Mengiringi perarakan para petugas liturgi menuju ke altar, maka harus dinyanyikan selama perarakan berlangsung, dan berhenti setelah imam sampai di mimbar pemimpin.

2.    Membina PERSEKUTUAN UMAT, maka semua umat harus bernyanyi dengan segenap hati dan suara. Pilihlah lagu yang sudah dikuasai oleh umat. Apabila menggunakan lagu yang baru harus dilatih dulu bersama umat sebelum Misa.

3.    Mengantar umat memasuki misteri yang dirayakan, maka tema lagu harus cocok dengan Masa Liturgi yang dirayakan.

  

Bdk. Pedoman Umum Misale Romawi, art. 47-48.


RD. VINSENSIUS
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau