Saturday 28 July 2018

Renungan Katolik 29 Juli 2018


PERCAYA KEPADA PENYELENGGARAAN ILAHI
(Hari Minggu Biasa XVII, 29 Juli 2018. Bacaan Injil: Yoh. 6:1-15)
Oleh: P. Vinsensius, Pr. 

Baca Injil Disini


PENGANTAR
            Salah satu sikap negatif yang membuat kita tidak bisa maju adalah sikap tidak percaya diri atau minder. Baik di sekolah, maupun di masyarakat, sikap minder ini membuat seseorang tidak akan bisa berkembang, dan tidak mau mengembangkan dirinya, sebab ia selalu merasa diri tidak mampu melakukan sesuatu. Ia tidak yakin akan kemampuannya, dan tidak percaya kepada bantuan rahmat Allah. Sikap yang sama juga terdapat pada para murid Kristus sebagaimana dalam Injil yang barusan kita dengarkan tadi. Berhadapan dengan tantangan yang Yesus berikan, yaitu memberi makan orang banyak, mereka tidak percaya dengan kemampuan mereka, dan juga tidak percaya bahwa dengan bantuan Yesus, mereka bisa melakukannya.


TEOLOGI

            Dalam Injil hari ini tampak ketidak-percayaan diri para murid kepada diri mereka sendiri, maupun kepada Yesus. Ketika Yesus menyuruh mereka untuk memberi makan kepada banyak orang, mereka malah bingung, dan mengatakan, bahwa mereka tidak mampu. Mereka tidak percaya dengan kemampuan mereka sendiri, dan bahkan mereka lupa dengan Yesus, Guru mereka, yang dapat melakukan apa saja yang tidak bisa mereka lakukan secara manusiawi.
            Berhadapan dengan tugas yang diberikan Yesus ini, para murid bukannya melihat ke dalam diri mereka sendiri, tetapi malah mencari-cari orang lain yang sekiranya bisa membantu mereka. Tetapi, mereka juga masih belum yakin dengan bantuan yang mereka dapatkan. Mereka mengatakan kepada Yesus, bahwa di sini ada seorang anak kecil yang hanya membawa 5 roti dan 2 ikan. Secara manusiawi mereka berpikir: mana mungkin bahan makanan yang sedikit itu bisa memberi makan orang yang begitu banyak?
            Apa yang dipikirkan manusia ternyata berbeda dengan apa yang dipikirkan Tuhan. Bagi para murid apa yang dimiliki anak kecil ini tidak ada gunanya, dan tidak berarti apa-apa bagi orang banyak. Namun, apa yang tidak berguna bagi manusia, itulah yang digunakan oleh Tuhan. Yesus bertindak di luar pemikiran para murid-Nya. Yesus langsung mengambil 5 roti dan 2 ikan ini, mengucapkan syukur dan membagi-bagikan. Akhirnya, dengan 5 roti dan 2 ikan ini Yesus membuat mukjizat: memberi makan orang banyak. Dan bahkan makanan itu masih tersisa 12 bakul. Mukjizat yang dilakukan Yesus ini bukan saja berguna untuk kesehatan badani, tetapi juga melahirkan pengakuan iman kepada Yesus.

PROFETIS
Dalam kehidupan ini kita sering tidak percaya diri dan tidak percaya kepada penyelenggaraan Tuhan dalam hidup kita. Kita tidak yakin akan kemampuan yang ada di dalam diri kita, dan merasa minder sama orang lain. Padahal dalam diri kita sebenarnya ada potensi yang luar biasa yang Tuhan berikan kepada kita. Namun, kita selalu merasa kurang mampu, karena tidak percaya diri dan tidak percaya kepada kuasa Tuhan.
Sikap tidak percaya diri dan tidak percaya kepada penyelenggaraan Tuhan ini membuat kita tidak akan pernah maju dalam kehidupan ini. Maka, sabda Tuhan hari ini mengajak kita semua untuk pertama-tama “Percayalah kepada kemampuan diri kita”. Seberapa pun sedikitnya bakat dan kemampuan yang kita miliki, kita harus percaya diri dan tidak minder sama orang lain. Artinya, dengan sikap percaya diri, kita harus mulai berusaha untuk melakukan sesuatu, agar apa yang kita cita-cita dan tujuan baik kita bisa tercapai.
Hal kedua yang tak kalah pentingnya ialah “Percayalah kepada penyelenggaraan Tuhan”. Walaupun kemampuan kita kecil, sedikit dan tampaknya tidak berarti apa-apa di mata orang lain, percayalah bahwa Tuhan bisa mengubah kemampuan kita yang biasa-biasa itu menjadi luar biasa, sebab bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Sama seperti Tuhan menggandakan 5 roti dan 2 ikan, Ia juga akan menggandakan kemampuan kita, sehingga kita bisa mencapai keberhasilan dalam hidup.
Kepercayaan diri dan kepercayaan kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika kita tidak percaya kepada diri kita sendiri, bagaimana kita mau percaya kepada orang lain yang ada di luar diri kita, termasuk Tuhan? Tentu saja akan sulit sekali. Demikian pula, jika kita tidak percaya kepada Tuhan yang mahakuasa dan tak terbatas, bagaimana kita bisa percaya kepada diri kita sendiri yang sangat terbatas? Tentu akan sama sulitnya. Maka, sikap percaya diri dan iman kepada Tuhan harus sama-sama ada di dalam diri kita. Kita percaya, bahwa diri kita mampu melakukan segala sesuatu yang baik, benar, dan berguna bagi orang lain, jika kita melakukannya bersama dengan Tuhan Yesus.  Bersama Yesus, kita bisa.


No comments:

Post a Comment