Friday 27 March 2020

MELIHAT KEMULIAAN ALLAH


(Hari Minggu Prapaskah V: 
29 Maret 2020)





Saudara-saudari terkasih, Bacaan-bacaan suci pada hari ini mengajak kita semua untuk merenungkan tentang sesuatu yang paling mendasar dalam hidup kita, yaitu tentang MAKNA KEHIDUPAN DAN KEMATIAN. Bila berkaitan dengan hidup dan mati, maka hal-hal yang lain akan menjadi tidak berarti sama sekali. Begitu tingginya dan berharganya nilai kehidupan, maka banyak orang berusaha untuk mempertahankannya, berusaha untuk mengisinya dengan hal-hal  yang bermanfaat, dan menghindari perbuatan-perbuatan yang dapat mengancam kehidupan itu sendiri. Namun di sisi lain, kita melihat ada juga orang yang tidak  memandang tinggi dan bermaknanya nilai kehidupan ini. Mereka malah merusak kehidupan, mau cari mati! Dan bahkan sadisnya, mereka juga mau merusak dan mengancam kehidupan orang lain.

Akhir-akhir ini kita ditakutkan oleh Virus yang tak kelihatan, yaitu Virus Corona/ Covid-19. Virus ini mengancam hidup manusia, dan menjadi musuh bagi semua orang di seluruh dunia. Banyak korban sudah berjatuhan. Namun, di  tengah situasi yang mengenas ini, berbagai usaha medis sudah dilakukan, berbagai pencegahan juga telah diusahakan, seperti: jaga jarak, jangan saling bersentuhan, hindari kerumunan, rajin mencuci tangan, dan lain sebagainya. Semua usaha manusia sudah kita lakukan, dan memang itu perlu, demi memelihara dan mempertahankan kehidupan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Namun, kita jangan sampai lupa akan RAHMAT ILAHI yang melebihi usaha manusiawi; RAHMAT ILAHI yang menyempurnakan usaha manusiawi kita ini. Maka, dalam kesempatan ini, walaupun saudara-saudari di rumah saja, percayalah Tuhan tetap hadir bersama kita. Tuhan akan mendengarkan doa permohonan kita, dan mengabulkannya, sebagaimana yang Ia nubuatkan kepada Nabi Yehezkiel dalam Bacaan pertama hari ini.

Dalam bacaan pertama hari ini, mengisahkan kepada kita masa pembuangan di Babel. Pada waktu orang-orang Yehuda dibuang ke Babel, mereka sangat menderita. Hidup dalam pembuangan dan penjajahan membuat mereka seolah-olah kehilangan harapan akan hidup. Masa depan mereka menjadi suram dan tak berarti. Namun, di tengah penderitaan itu, mereka tetap mengharapkan pemulihan dari Tuhan, pembebasan dari penjajahan di Babel. Maka, Tuhan bersabda kepada Yehezkiel, bahwa Ia akan membangkitkan umat-Nya, dan membawa mereka ke tanah Israel. Hal ini dilakukan Tuhan supaya mereka PERCAYA bahwa Dia-lah Tuhan, yang membuka kubur-kubur dan membangkitkan mereka dari sana. Tuhan akan memberikan Roh-Nya kepada mereka, sehingga mereka hidup kembali.

Dalam konteks bangsa Yehuda pada waktu itu, memang kebangkitan yang dimaksud bisa jadi adalah kebangkitan mereka sebagai bangsa yang merdeka, sebab hidup dalam pembuangan dan penjajahan sama seperti orang mati, karena tidak punya harapan akan masa depan yang cerah. Namun, kebangkitan dalam arti sesungguhnya, yaitu bangkit dari kematian juga sungguh-sungguh terjadi. Dan nubuat ini tergenapi dalam diri Yesus, sebagaimana yang telah kita dengarkan dalam Bacaan Injil tadi.

Dalam Bacaan Injil kita telah mendengarkan kisah tentang kematian Lazarus, saudara dari Maria dan Marta. Sejak Lazarus sakit, keluarganya berharap  Yesus datang untuk menyembuhkannya. Tetapi hal itu tidak dilakukan Tuhan. Bukan karena Tuhan tidak peduli kepada mereka, tetapi supaya mereka MELIHAT KEMULIAAN ALLAH. Apa kemuliaan Allah yang akan mereka lihat? Dan apa manfaatnya?

Kemuliaan Allah itu tampak dalam mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, yaitu MEMBANGKITKAN Lazarus dari kematiannya. Lazarus yang sudah 4 hari meninggal dunia dihidupkan kembali oleh Yesus. Sungguh, perbuatan ini menjadi penggenapan dari Nubuat Yehezkiel, bahwa Allah akan membangkitkan umat-Nya, dan memberikan Roh-Nya kepada mereka sehingga mereka hidup kembali. Hal ini dilakukan oleh Yesus supaya mereka PERCAYA, bahwa Yesus-lah TUHAN atas kehidupan, Yesus-lah KEBANGKITAN DAN HIDUP. Barang siapa yang percaya kepada-Nya ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Nya tidak akan mati selama-lamanya.

Saudara-saudari terkasih, di tengah situasi yang mengancam kehidupan kita ini, di tengah bahaya virus yang dapat membawa kematian, kita HARUS TETAP PERCAYA kepada Yesus, Tuhan kita. Dialah KEBANGKITAN DAN KEHIDUPAN. Kita yang percaya kepada-Nya akan MELIHAT KEMULIAAN ALLAH.
  
Memang dalam situasi yang mencekam ini kita sulit melihat kemuliaan Allah. Tetapi dengan iman yang teguh, seperti Maria dan Marta, kita akan melihat kemuliaan Allah di dalam hidup kita, asalkan kita sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan.

Maka, marilah dalam kesempatan Ekaristi pada hari ini, dengan iman yang teguh kita bersatu dalam DOA.
          Mari kita doakan saudara-saudari kita yang terkena virus corona, agar mereka disembuhkan oleh Tuhan.
          Kita doakan juga mereka yang sudah meninggal dunia karena virus ini, semoga dosa mereka diampuni Tuhan dan diterima di dalam Kerajaan-Nya di Surga.
          Mari kita doakan juga para tenaga medis, para dokter, perawat, dan siapa saja yang membantu dalam penanganan dan pencegahan virus corona ini, semoga mereka senantiasa dilindungi oleh Tuhan, dikuatkan, dan diberikan kesehatan yang baik, sehingga mereka tetap dapat menjalankan tugas mulia ini untuk mempertahankan kehidupan yang dianugerahkan oleh Tuhan.
          Mari kita juga berdoa bagi semua orang dan diri kita sendiri, agar dijauhkan dari virus ini. Semoga kita semua dilindungi oleh Tuhan dan diberi rahmat kekuatan dan kesehatan, sehingga kita bisa melihat kemuliaan Tuhan di dalam hidup kita.
Marilah kita hening sejenak untuk menyampaikan doa permohonan kita kepada Tuhan.


RD. VINSENSIUS

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau



No comments:

Post a Comment