PEDOMAN INKULTURASI
Misa imlek merupakan bagian dari inkulturasi dalam
liturgi. Maka perlu kiranya kita mengetahui pedoman utama dalam inkulturasi
liturgi, sehingga tidak melanggar dasar-dasar liturgi, yang merupakan
ibadat ilahi yang penting dalam
kehidupan iman kita. Berikut beberapa penyesuaian yang dapat dilakukan dalam
melaksanakan inkulturasi:
(1) Bahasa harus selalu
menyatakan kebenaran iman, keagungan dan kesucian misteri yang dirayakan. Maka
harus hati-hati menentukan unsur-unsur mana dalam bahasa umat yang layak
dimasukkan ke dalam perayaan liturgi; harus dipertimbangkan cocok tidaknya
menggunakan ungkapan-ungkapan dari agama-agama bukan Kristen.
(2) Nyanyian harus bernafaskan
Alkitab dan liturgi, serta memiliki mutu sastra yang indah. Bentuk musik, lagu,
dan alat-alat musik dapat digunakan dalam ibadat, asal cocok dan sesuai dengan
liturgi, keagungan gedung gereja, dan sungguh-sungguh membantu memantapkan
penghayatan umat beriman.
(3) Tatagerak dan sikap badan
sedapat mungkin ada hubungannya dengan tata gerak dan sikap badan dari Alkitab.
Segala bentuk tarian tradisional harus mengungkapkan sembah sujud, pujian,
persembahan, permohonan seluruh umat, dan bukan sekedar pertunjukan belaka.
(4) Kesenian berkaitan dengan
dekorasi altar, busana, dan warna liturgi diberi kebebasan untuk mengungkapkan
keindahannya, sejauh kesenian itu meningkatkan keindahan bangunan dan tata
perayaan liturgi dengan memberinya penghargaan dan penghormatan sebagaimana
mestinya.
Bdk. De Liturgia Romana et Inculturatione, art. 38-45.
RD. VINSENSIUS
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
No comments:
Post a Comment