Tend Pemimpin Umat
(Senin Biasa XXIII: 9 September 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai aturan dan hukum yang ada di
masyarakat kita, entah hukum Negara maupun hukum adat. Sebagai pemimpin umat,
bapak-ibu, dan saudara-saudari sekalian pun ikut serta dalam menegakkan hukum dan
aturan Gereja yang berlaku bagi semua umat Katolik. Namun, pertanyaannya
sudahkah aturan dan hukum itu membawa kebaikan dan keselamatan bagi umat yang
kita layani? Ataukah sebaliknya aturan yang kita buat itu malah mempersulit
mereka untuk menjadi seorang Katolik yang baik?
TEOLOGI
Injil hari ini mengingatkan kita akan hakikat dari sebuah hukum, yaitu
harus membawa kebaikan dan keselamatan bagi semua orang. Para ahli Taurat dan
orang-orang Farisi memang taat hukum, namun mereka menegakkan hukum itu secara
mentah-mentah, tanpa melihat lebih dalam apa tujuan dari hukum itu, dan
bagaimana seharusnya diterapkan secara konkret dalam menghadapi situasi-situasi
tertentu. Misalnya, seperti yang kita
lihat hari ini, mereka berpegang teguh, bahwa pada hari Sabat kita harus
istirahat dari semua pekerjaan, dan tidak boleh mengerjakan apa pun, termasuk
menyembuhkan orang sakit. Bertepatan pada hari Sabat Yesus berada di rumah
ibadat, dan pada waktu itu ada orang sakit, yang mati tangan kanannya. Para ahli
Taurat dan orang-orang Farisi yang sentiment terhadap Yesus sudah
mengamat-amati Yesus, apakah Dia akan menyembuhkan orang sakit itu atau tidak?
Kalau Dia menyembuhkan orang sakit itu maka Dia melanggar hukum Taurat, dan
mereka mendapat bahan untuk mempersalahkan Dia. Itulah yang ada di benak para
ahli Taurat dan orang-orang Farisi ini.
Namun, Yesus mengetahui pikiran jahat mereka. Lalu, Yesus langsung
bertanya kepada mereka, “Mana yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atau berbuat jahat? Menyelamatkan orang atau membinasakannya?” Tetapi, mereka
tidak bisa menjawab pertanyaan Yesus yang dilematis itu. Akhirnya, Yesus
menunjukkan kebaikan-Nya dan Misi Keselamatan-Nya itu dengan menyembuhkan orang
yang mati lengannya itu. Yesus bersabda kepada orang sakit itu, “Ulurkanlah
tanganmu”. Dengan sepatah kata saja, maka sembuhlah orang sakit itu. Para ahli
Taurat dan orang-orang Farisi yang menyaksikan penyembuhan yang dilakukan oleh
Yesus ini bukannya bersukacita, malah mereka menjadi marah. Dan akhirnya mereka
berkualisi untuk menjatuhkan Yesus.
PROFETIS
Dalam kehidupan dan pelayanan kita selama ini mungkin kita pernah
bersikap seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kita lebih
mengutamakan hukum dari pada manusianya. Kita tidak melihat lebih dalam apa
hakikat dan tujuan dari hukum itu: apakah demi hukum itu sendiri, atau demi
kebaikan dan keselamatan manusia? Jika selama ini kita masih menerapkan aturan
dan hukum tanpa cinta kasih, tanpa mengutamakan kebaikan dan keselamatan
sesama, maka kita harus mengubah cara pandang kita yang lama menjadi cara
pandang yang baru, yang sesuai dengan ajaran Kristus. Seperti yang dikatakan
oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, “Buanglah ragi yang lama, supaya kalian menjadi adonan yang baru, sebab
kalian memang tidak beragi.” Ragi yang lama itu adalah ragi keburukan dan
kejahatan, yang bisa muncul karena kesalahan dan kekeliruan kita dalam
menegakkan aturan dan hukum dalam kehidupan kita bersama. Maka, tepatlah sekali
kalau pada kesempatan Tend ini kita diajak untuk merenungkan tema: “Gereja yang
mandiri dan solider” dari perspektif Hukum Gereja.
Semoga melalui Tend ini kita semua bisa semakin mengembangkan sikap yang
mandiri dan memiliki sikap solidaritas kepada sesama, terutama mereka yang
kecil, miskin, sakit, dan tersingkir. Kita semua diutus untuk menjadi menjadi
penyalur kebaikan dan keselamatan yang berasal dari Allah. Tuhan Yesus sudah
memberikan teladan kepada kita, bagaimana kita harus bersikap berhadapan dengan
hukum dan aturan. Semoga melalui sessi-sessi yang akan diberikan nanti, kita
semua bisa menemukan bagaimana seharusnya menerapkan hukum dan aturan secara
konkret dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat, agar nilai-nilai
kemanusiaan, kebaikan, dan keselamatan
tetap ditegakkan, dan tidak disingkirkan hanya demi hukum itu sendiri. Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan
sabda Tuhan.
Sukses Tuhan Yesus memberkati
ReplyDelete