Thursday 6 September 2018

TERBUKA UNTUK MENDENGARKAN DAN MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DALAM KEMAJEMUKAN


 (Minggu Biasa XXIII: 9 September 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.


PENGANTAR

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita pernah melihat orang yang tuli dan orang gagap. Kita bisa merasakan betapa sulitnya berkomunikasi dengan orang tuli dan gagap. Bukan saja kita yang merasakan hal ini, mereka juga pasti merasakan hal yang sama. Mereka menderita karena tidak dapat mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain, dan mereka juga menderita karena tidak dapat menyampaikan segala maksud hati mereka kepada orang lain. Biasanya orang tuli itu tidak gagap, dan orang gagap juga belum tentu tuli. Namun, dalam bacaan Injil hari ini mengisahkan orang yang satu dan sama menderita dua penyakit sekaligus, yaitu ketulian dan kebisuan. Kita bisa membayangkan betapa menderitanya orang ini. Dan penderitaan inilah yang membuat hati Yesus tergerak oleh belaskasihan dan akhirnya mau menyembuhkan orang yang tuli dan gagap ini.



TEOLOGI

Dalam bacaan Injil hari ini kita telah mendengarkan kisah tentang mukjizat Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Orang itu dibawa oleh temannya kepada Yesus, dengan harapan Yesus mau menyembuhkan orang yang tuli dan gagap ini. Lalu Yesus pun memisahkan orang itu dari keramaian. Dalam keheningan dan kesendirian, Yesus menyembuhkan orang itu dengan sentuhan fisik dan dengan sabda-Nya yang penuh kuasa. Maka, secara ajaib sembuhlah penyakit dari orang yang tuli dan gagap ini. Penyakit yang menutupi telinga orang itu dibuka oleh Yesus dengan kuasa ilahi-Nya, sehingga orang itu bisa mendengar, dan penyakit yang selama ini mengikat lidah orang itu juga dilepaskan oeh Yesus, sehingga orang itu bisa berbicara dengan lancar.

Berita tentang mukjizat ini akhirnya tersebar luas, walaupun sebenarnya Yesus melarang mereka untuk memceritakannya kepada siapa pun. Namun, kegembiraan dan ketakjuban mereka akan kuasa ilahi ini tidak dapat mereka sembunyikan untuk diri mereka sendiri. Kabar gembira dari kisah ini bukan saja terletak pada penyembuhan yang dialami oleh orang yang bisu dan gagap ini, tetapi juga pada kesaksian yang diberikan oleh orang-orang yang menyaksikan kejadian ini. Akhirnya, mereka mengakui bahwa Yesus menjadikan segala-galanya baik. Yesus sungguh pembawa kabar baik, melalui perkataan maupun perbuatan yang Ia lakukan.

PROFETIS

Ketulian dan kegagapan jasmani yang dialami oleh orang yang tuli dan gagap dalam Bacaan Injil tadi menjadi lambang dari ketulian dan kegagapan rohani kita. Sering kali kita tuli dan gagap terhadap Sabda Tuhan. Kita bisa menjadi tuli secara rohani, ketika kita jarang mendengarkan Sabda Tuhan, tidak fokus dalam mendengarkan Sabda Tuhan, dan juga tidak paham dengan apa yang disabdakan oleh Tuhan. Kita juga bisa menjadi gagap secara rohani, ketika kita tidak mampu untuk mewartakan Kabar Gembira Kristus kepada sesama kita. Pertanyaannya: Bagaimana caranya supaya kita bisa sembuh dari ketulian dan kegagapan rohani ini?

Jika kita ingin sembuh dari ketulian dan kegagapan rohani ini, pertama-tama kita harus datang kepada Yesus dan memohon rahmat kesembuhan dari Yesus. Kita harus datang kepada Yesus dalam keheningan dan kesendirian, sebab dalam suasana seperti itulah dahulu Yesus menyembuhkan orang yang tuli dan gagap. Itulah doa yang perlu kita lakukan terus-menerus, agar kita dapat sembuh dari ketulian dan kegagapan rohani yang menggerogoti iman kita.

Selain berdoa, kita juga harus berusaha, agar dapat sembuh dari ketulian dan kegagapan rohani ini. Bagaimana caranya? Tidak ada cara lain lagi untuk sembuh dari ketulian rohani, selain terbuka terhadap Sabda Tuhan. Kita harus membuka mata, telinga, dan hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan. Maka, pentinglah bagi kita untuk rajin membaca dan merenungkan Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci. Jangan sampai Kitab Suci kita hanya menjadi pajangan saja di rumah, atau bahkan ditumpuk bersama dengan buku-buku lain atau koran dan majalah, dan akhirnya berdebu, karena tidak pernah disentuh sama sekali. Mari kita luangkan waktu kita untuk mendengarkan Tuhan yang mau berbicara kepada kita melalui Kitab Suci.

Apabila kita sudah sembuh dari ketulian rohani, maka kita mempunyai harapan untuk sembuh juga dari kegagapan rohani. Artinya, ketika kita sudah bisa mendengarkan Sabda Tuhan, dan tahu apa yang kehendak dan perintah Tuhan, maka kita juga bisa dan harus mewartakan Sabda Tuhan kepada sesama kita, baik melalui perkataan maupun perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pewartaan ini, kita juga bisa membantu sesama kita untuk sembuh dari ketulian dan kegagapan rohani yang mereka alami.

Marilah kita sembuhkan kedua penyakit rohani yang menjadi penghalang bagi pertumbuhan Sabda Tuhan di dunia ini, agar Kerajaan Allah semakin tersebar di mana-mana, dan semakin banyak orang yang mengakui kebaikan Allah.


No comments:

Post a Comment