(Minggu Biasa XXVI: 30 September 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Tema “Toleransi antar umat beragama” menjadi tema yang sering dibahas
dalam media massa, dan oleh pemerintah kita sering kali diusung menjadi tema
yang penting dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Di balik tema
BKSN kita tahun ini, yaitu “Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan” juga
tersirat pesan toleransi di tengah keberagaman agama, suku, dan bahasa dalam
mayarakat kita. Injil hari ini menjadi dasar bagi kita, mengapa kita harus
toleransi kepada umat yang beragama lain.
TEOLOGI
Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus menegur para murid-Nya, karena mereka
mencegah orang-orang lain yang bukan pengikut Kristus mengusir setan demi nama
Yesus. Para murid mulai bersikap ekslusif, dan merasa Yesus hanya milik mereka
saja, dan mereka tidak mau orang lain percaya dan mengandalkan Yesus. Maka,
Yesus pun menjelaskan kepada para murid, bahwa tidak mungkin seseorang yang
mengadakan mukjizat dalam nama Yesus dapat sekaligus mengumpat Yesus. Yesus
bersabda, “Barangsiapa tidak melawan
kita, ia ada di pihak kita.” Artinya, ketika orang-orang lain yang bukan
pengikut Kristus itu melakukan hal yang tidak berlawanan dengan ajaran Yesus,
itu berarti mereka juga berada di pihak Yesus, dan mereka juga melakukan apa
yang diajarkan oleh Yesus. Maka, para murid tidak perlu mencegah mereka.
Melalui sabda ini Yesus ingin mengajarkan kepada para murid tentang
kebaikan yang universal. Secara umum, orang yang melakukan kebaikan akan
mendapatkan ganjaran dari Tuhan. Demikian pula, orang-orang lain yang bukan
pengikut Kristus. Mereka juga mendapatkan ganjaran yang sama, jika mereka
melakukan kebaikan yang universal, tanpa memandang perbedaan suku, bahasa, dan
agama. Tetapi sebaliknya, jika mereka dan kita semua membuat orang lain berdosa
dan melakukan kejahatan, maka hukuman berat-lah yang akan kita terima. Hukum
ini bersifat universal dan berlaku untuk semua orang tanpa memandang apa pun
agamanya, suku dan bahasanya.
PROFETIS
Walaupun pada hari ini kita akan menutup BKSN tahun 2018, namun tema BKSN
tahun ini harus tetap kita laksanakan dalam kehidupan kita. Kita harus tetap
mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan. Salah satu cara pewartaan kita
ialah dengan mengembangkan sikap toleransi antar umat beragama. Tuhan Yesus
mengajarkan kepada kita, supaya kita jangan mencegah orang-orang lain yang
bukan pengikut Kristus untuk berbuat baik. Malah sebaliknya, kita harus
mendukung siapa saja yang berbuat kebaikan di dalam masyarakat kita, demi
kebaikan bersama dan kesejahteraan umum.
Sikap toleransi hanya dapat kita wujudkan dengan baik, jika setiap umat
beragama memiliki iman yang teguh dan mendalam sesuai dengan agamanya
masing-masing. Maka, marilah kita sebagai pengikut Kristus juga senantiasa
memperkuat iman kita melalui pembacaan Sabda Allah, doa, dan Perayaan
Sakramen-sakramen Gereja. Ketika iman kita sudah kuat, dan kita sudah
sungguh-sungguh memahami ajaran Kristus dengan baik, maka kita bisa menilai
dengan tepat: mana ajaran dari agama lain yang sama dengan ajaran Kristus dan
mana yang berbeda. Memang tidak semua ajaran dari setiap agama itu 100% sama.
Namun, dari perbedaan-perbedaan yang ada itulah kita harus membangun sikap
toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan dari
masing-masing agama. Dan di tengah-tengah perbedaan yang ada, pastilah ada juga
kesamaannya, terutama yang berkaitan dengan ajaran moral, etika, sopan santun,
dan perbuatan-perbuatan baik yang seharusnya kita lakukan kepada sesama,
sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Negara kita.
Maka dari itu, marilah kita senantiasa memperdalam iman kita, dan
mengembangkan sikap torelansi antar umat beragama. Seruan untuk toleransi ini
bukan saja ajaran manusia, atau karena desakan situasi yang ada, tetapi
pertama-tama bagi kita, ini adalah perintah dari Tuhan Yesus sendiri. Tuhan
Yesus-lah yang menyuruh kita untuk senantiasa bersikap toleransi kepada sesama
kita yang berbeda iman dan keyakinan. Jika kita sungguh menaati perintah Tuhan
ini, maka kehidupan kita akan menjadi aman, damai, dan sejahtera. Dan justru
itulah kabar gembira di tengah kemajemukan yang dapat kita rasakan bersama
dalam masyarakat kita. Marilah kita mohon rahmat Allah, agar kita dapat
melaksanakan perintah Tuhan ini dengan sepenuh hati, dan menanamkan sikap
toleransi di dalam hati kita masing-masing.
No comments:
Post a Comment