Thursday 27 September 2018

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


 (Minggu Biasa XXVI: 30 September 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

PENGANTAR

Tema “Toleransi antar umat beragama” menjadi tema yang sering dibahas dalam media massa, dan oleh pemerintah kita sering kali diusung menjadi tema yang penting dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk ini. Di balik tema BKSN kita tahun ini, yaitu “Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan” juga tersirat pesan toleransi di tengah keberagaman agama, suku, dan bahasa dalam mayarakat kita. Injil hari ini menjadi dasar bagi kita, mengapa kita harus toleransi kepada umat yang beragama lain.




TEOLOGI

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus menegur para murid-Nya, karena mereka mencegah orang-orang lain yang bukan pengikut Kristus mengusir setan demi nama Yesus. Para murid mulai bersikap ekslusif, dan merasa Yesus hanya milik mereka saja, dan mereka tidak mau orang lain percaya dan mengandalkan Yesus. Maka, Yesus pun menjelaskan kepada para murid, bahwa tidak mungkin seseorang yang mengadakan mukjizat dalam nama Yesus dapat sekaligus mengumpat Yesus. Yesus bersabda, “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” Artinya, ketika orang-orang lain yang bukan pengikut Kristus itu melakukan hal yang tidak berlawanan dengan ajaran Yesus, itu berarti mereka juga berada di pihak Yesus, dan mereka juga melakukan apa yang diajarkan oleh Yesus. Maka, para murid tidak perlu mencegah mereka.

Melalui sabda ini Yesus ingin mengajarkan kepada para murid tentang kebaikan yang universal. Secara umum, orang yang melakukan kebaikan akan mendapatkan ganjaran dari Tuhan. Demikian pula, orang-orang lain yang bukan pengikut Kristus. Mereka juga mendapatkan ganjaran yang sama, jika mereka melakukan kebaikan yang universal, tanpa memandang perbedaan suku, bahasa, dan agama. Tetapi sebaliknya, jika mereka dan kita semua membuat orang lain berdosa dan melakukan kejahatan, maka hukuman berat-lah yang akan kita terima. Hukum ini bersifat universal dan berlaku untuk semua orang tanpa memandang apa pun agamanya, suku dan bahasanya.

PROFETIS

Walaupun pada hari ini kita akan menutup BKSN tahun 2018, namun tema BKSN tahun ini harus tetap kita laksanakan dalam kehidupan kita. Kita harus tetap mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan. Salah satu cara pewartaan kita ialah dengan mengembangkan sikap toleransi antar umat beragama. Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita, supaya kita jangan mencegah orang-orang lain yang bukan pengikut Kristus untuk berbuat baik. Malah sebaliknya, kita harus mendukung siapa saja yang berbuat kebaikan di dalam masyarakat kita, demi kebaikan bersama dan kesejahteraan umum.

Sikap toleransi hanya dapat kita wujudkan dengan baik, jika setiap umat beragama memiliki iman yang teguh dan mendalam sesuai dengan agamanya masing-masing. Maka, marilah kita sebagai pengikut Kristus juga senantiasa memperkuat iman kita melalui pembacaan Sabda Allah, doa, dan Perayaan Sakramen-sakramen Gereja. Ketika iman kita sudah kuat, dan kita sudah sungguh-sungguh memahami ajaran Kristus dengan baik, maka kita bisa menilai dengan tepat: mana ajaran dari agama lain yang sama dengan ajaran Kristus dan mana yang berbeda. Memang tidak semua ajaran dari setiap agama itu 100% sama. Namun, dari perbedaan-perbedaan yang ada itulah kita harus membangun sikap toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan dari masing-masing agama. Dan di tengah-tengah perbedaan yang ada, pastilah ada juga kesamaannya, terutama yang berkaitan dengan ajaran moral, etika, sopan santun, dan perbuatan-perbuatan baik yang seharusnya kita lakukan kepada sesama, sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Negara kita.

Maka dari itu, marilah kita senantiasa memperdalam iman kita, dan mengembangkan sikap torelansi antar umat beragama. Seruan untuk toleransi ini bukan saja ajaran manusia, atau karena desakan situasi yang ada, tetapi pertama-tama bagi kita, ini adalah perintah dari Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus-lah yang menyuruh kita untuk senantiasa bersikap toleransi kepada sesama kita yang berbeda iman dan keyakinan. Jika kita sungguh menaati perintah Tuhan ini, maka kehidupan kita akan menjadi aman, damai, dan sejahtera. Dan justru itulah kabar gembira di tengah kemajemukan yang dapat kita rasakan bersama dalam masyarakat kita. Marilah kita mohon rahmat Allah, agar kita dapat melaksanakan perintah Tuhan ini dengan sepenuh hati, dan menanamkan sikap toleransi di dalam hati kita masing-masing.


No comments:

Post a Comment