(Minggu Biasa XXXI: 4 November 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Sejak kecil kita diajarkan, bahwa Hukum yang paling
utama ialah Hukum Cinta Kasih, seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tetapi,
pertanyaannya: Apakah kita sudah mengerti dengan tepat apa yang dimaksud dengan
hukum cinta kasih ini? Dan apakah kita sudah melaksanakannya dalam kehidupan
kita sehari-hari? Melalui pertanyaan dari seorang Ahli Taurat dalam bacaan Injil
hari ini, kita semua diajak untuk merenungkan makna cinta kasih yang sempurna
sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus.
TEOLOGI
Injil hari ini bercerita tentang percakapan Yesus dengan seorang ahli
Taurat. Ahli Taurat ini datang kepada Yesus dan bertanya kepada-Nya, ‘Perintah manakah yang paling utama?” Ia
bertanya demikian kepada Yesus, karena dalam Taurat Musa terdapat 613 perintah,
belum termasuk kesimpulan-kesimpulan yang dibuat oleh para guru Yahudi yang
jumlahnya ada ratusan perintah. Banyaknya perintah ini membuat orang-orang
Yahudi bingung, perintah mana yang lebih utama? Maka, wajarlah jika ahli Taurat
ini bertanya demikian kepada Yesus, karena ia ingin tahu perintah mana yang
lebih utama dari ratusan perintah yang ada.
Yesus memulai jawaban-Nya dengan mengucapkan syahadat/ pengakuan iman
orang Yahudi, yang siang malam mereka ucapkan, “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” Baru
setelah itu Yesus mengajarkan bahwa perintah yang paling utama adalah hukum
cinta kasih kepada Allah dan sesama. Dengan mengucapkan syahadat ini, Yesus mau
mengajarkan kepada kita, bahwa kita harus mengasihi Allah dan sesama, karena
Allah yang esa telah terlebih dahulu mengasihi kita. Maka, sebagai tanggapan
atas kasih Allah itu, kita juga harus mengasihi Allah dan sesama. Itulah kasih
yang sempurna yang diajarkan oleh Yesus kepada kita.
PROFETIS
Kasih kepada Allah itu haruslah dilakukan dengan segenap hati, jiwa, akal
budi, dan kekuatan. Artinya, kita harus mengasihi Allah dengan seluruh diri
kita, jiwa dan raga kita. Bukti yang paling tampak dari kasih kita kepada Allah
ialah ketika kita berdoa di Gereja. Gereja adalah rumah Tuhan, yang tampak di
dunia ini. Kalau kita mengasihi seseorang, pastilah kita akan sering
mengunjungi rumah orang itu. Demikian pula, kalau kita mengasihi Tuhan, maka
kita juga akan sering dan rutin mengunjungi Tuhan yang hadir dalam Gereja-Nya.
Dengan hadir dalam doa di Gereja, kita mau mengarahkan hati kita kepada Tuhan.
Jika kita sudah mengarahkan hati kita kepada Tuhan, maka kita akan mengikuti
Misa/ Ibadat dengan sepenuh hati, dengan penuh ketulusan hati, dan bukan karena
paksaan. Di Gereja kita juga mau mengarahkan pikiran kita kepada Tuhan. Dengan
mendengarkan dan merenungkan sabda Tuhan, kita menggunakan akalbudi kita untuk
memahami ajaran dan perintah Tuhan, dan menyimpannya dalam hati kita, agar kita
dapat melaksanakannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan segenap kekuatan
kita. Dengan perintah yang pertama ini, Yesus ingin menegaskan kepada kita,
bahwa kasih kepada Allah itu mencakup doa dan perbuatan nyata, yang sesuai
dengan kehendak Allah.
Perintah kedua yang diajarkan kepada kita ialah: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Perintah ini
bisa berjalan dengan baik dan benar, jika kita bisa mengasihi diri kita sendiri
dengan baik dan benar. Tidak mungkin kita bisa mengasihi orang lain, jika kita
sendiri tidak bisa mengasihi diri sendiri. Artinya, ukuran kasih kita kepada
sesama itu harus sesuai dengan ukuran kasih kita kepada diri kita sendiri. Semakin
besar kasih kita kepada diri kita sendiri, maka harus semakin besar pula kasih
kita kepada sesama. Misalnya, jika kita bisa memberikan apa yang terbaik bagi
diri kita sendiri, maka kita juga harus bisa memberikan yang terbaik bagi orang
lain. Jika kita sendiri ingin dihargai, maka kita juga harus menghargai orang
lain. Intinya, apa saja hal yang baik, yang kita inginkan bagi diri kita
sendiri, harus kita berikan juga kepada orang lain melalui tindakan kita
sehari-hari.
Sebenarnya, kedua perintah utama yang diberikan oleh Tuhan Yesus ini
tidak bermaksud untuk menghilangkan seluruh perintah Hukum Taurat yang
jumlahnya ratusan itu, tetapi Tuhan Yesus ingin memberikan SEMANGAT kepada kita
dalam melaksanakannya. Semangat itu ialah semangat cinta kasih kepada Tuhan dan
sesama. Semua perintah yang ada itu harus kita laksanakan dengan semangat cinta
kasih, dan bukan dengan sekedar formalitas belaka, atau dengan keterpaksaan.
Dan cinta kasih itu menjadi sempurna, jika kita mengarahkannya kepada Tuhan dan
sesama, dan bukan hanya kepada diri kita sendiri.
Tantangan kita pada zaman ini ialah sifat egois manusia yang semakin
besar! Banyak orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri, kebutuhannya
sendiri, dan kebaikannya sendiri, tanpa memperhatikan orang lain dan
kesejahteraan bersama. Sifat egois ini bertentangan dengan perintah kedua yang
diajarkan Tuhan Yesus, yaitu supaya kita mengasihi sesama seperti kita
mengasihi diri kita sendiri!
Selain itu, kita juga berhadapan dengan tantangan lain dalam kehidupan
kita saat ini, yaitu sikap lebih mementingkan kebutuhan jasmani dari pada
rohani. Banyak orang yang lebih mementingkan harta duniawi daripada harta
surgawi. Banyak orang yang lebih mengutamakan kekayaan dan pekerjaan, daripada
Tuhan. Maka, sikap seperti ini melanggar perintah pertama yang Yesus ajarkan kepada
kita, supaya kita mengasihi Allah dengan seluruh jiwa dan raga.
Maka, marilah kita berusaha untuk melaksanakan perintah Tuhan untuk
mengasihi Allah dan sesama dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita mohon
rahmat Allah, agar kita bisa melaksanakan perintah yang utama ini dalam
kehidupan kita, sehingga kita layak menjadi murid-murid Kristus yang sejati.
Dan semoga dengan melaksanakan perintah Allah ini kita diperkenankan untuk
memasuki Kerajaan Allah, yang telah Tuhan Yesus janjikan kepada kita. Amin.
No comments:
Post a Comment