(Minggu Biasa XXX: 28 Oktober 2018)
[Bacaan
Injil: Mrk. 10:46-52]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Bapak, ibu, saudara-saudari, kebutaan adalah salah
satu penyakit yang membuat seseorang begitu menderita. Seorang yang buta bukan
saja tidak bisa melihat keindahan dunia, tetapi juga tidak mampu melakukan
segala pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Ia selalu memandang kegelapan, dan
di dalam kegelapan itu ia sulit membedakan segala sesuatu yang ada di depannya.
Itulah penderitaan dari seorang yang buta. Dalam keadaannya yang seperti itu,
seorang yang buta hanya bisa mengandalkan indera pendengaran dan perabanya
saja. Dalam hal ini, seorang yang buta begitu peka dalam hal mendengarkan, dan
meraba sesuatu, bahkan kepekaaannya itu bisa melebihi orang yang dapat melihat.
Dalam kisah Injil hari ini, indera pendengaranlah yang menjadi andalan bagi
Bartimeus, seorang pengemis yang buta. Walaupun ia buta, dan tidak bisa
memandang wajah Yesus secara fisik, namun berkat pendengarannya ia telah
mengenal Yesus dan percaya kepada-Nya.
Injil hari ini bercerita tentang kisah penyembuhan seorang buta, yang
bernama Bartimeus. Bartimeus adalah seorang yang miskin dan menderita. Ia menjadi
pengemis yang setiap harinya meminta-minta belaskasih dari orang lain. Kondisinya
yang buta membuat ia tidak bisa apa-apa. Namun, walaupun miskin dan menderita,
Bartimeus memiliki iman yang besar. Ia tahu tentang Yesus, dan ia percaya bahwa
Yesus dapat menyembuhkan dia dari kebutaannya itu. Maka, ketika Yesus lewat di
depannya, ia langsung berteriak-teriak memanggil Yesus, supaya Yesus
mengasihani dia: “Yesus, Putra Daud,
kasihanilah aku!”. Walaupun banyak orang yang menyuruh dia diam dan jangan
mengganggu Yesus, ia tetap saja memanggil Yesus, bahkan dengan suara yang lebih
keras! Sampai akhirnya, Yesus menyuruh orang-orang untuk memanggil dia, supaya
datang menghadap Yesus.
Di sini ada suatu peristiwa yang ajaib. Walaupun Bartimeus buta, ia bisa
mendapatkan Yesus di tengah keramaian kota itu, seolah-olah ia sudah bisa
melihat. Dengan “mata hati” ia bisa melihat dan menemukan Yesus. Sebenarnya Yesus
sudah tahu apa yang Bartimeus butuhkan dalam kondisinya yang buta itu. Tetapi Yesus
ingin supaya Bartimeus mengungkapkan sendiri permohonannya kepada Yesus. Maka
dari itu, Yesus bertanya kepada Bartimeus. Dan memang benar, Bartimeus mau
supaya Yesus menyembuhkan dia dari kebutaannya. Maka, saat itu juga Yesus
menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya, dengan bersabda, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Iman kepada Yesus
inilah yang menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya, sehingga ia dapat melihat,
dan mengikuti Yesus.
PROFETIS
Dalam kehidupan ini kita juga seringkali dibutakan oleh hal-hal duniawi,
sehingga kita tidak bisa melihat Yesus yang hadir dalam kehidupan kita. Kebutaan
kita itu memang bukan kebutaan secara fisik, seperti yang dialami oleh
Bartimeus, tetapi kebutaan rohani. Artinya, bukan mata inderawi kita yang tidak
bisa melihat, tetapi mata hati kita yang tidak bisa melihat Allah, karena
dibutakan oleh hal-hal duniawi. Melalui pribadi Bartimeus ini, Allah ingin
menegur kita yang bisa melihat secara fisik, tetapi seringkali buta secara
rohani!
Bartimeus ini, walaupun buta secara fisik, tetapi dia tidak buta secara
rohani. Dengan mata hatinya, ia masih bisa melihat Yesus, dan berseru
kepada-Nya untuk memohon belaskasih dari Yesus. Berkat imannya yang besar
kepada Yesus, Bartimeus disembuhkan oleh Yesus, dan akhirnya menjadi murid-Nya.
Ada banyak hal yang membuat kita buta secara rohani, yaitu:
kenikmatan-kenikmatan duniawi, kemalasan kita akan hal-hal yang rohani, ketidakpedulian
kita kepada sesama, keegoisan diri kita, ketamakan kita akan harta kekayaan
duniawi, sehingga lebih mengutamakan pekerjaan dari pada Tuhan, dan sikap-sikap
negatif lainnya yang tidak sesuai dengan perintah Allah. Intinya, seseorang
yang buta secara rohani ialah orang yang lebih mengutamakan kebutuhan duniawi/
jasmani daripada kebutuhan rohani. Ia dikatakan buta, karena tidak bisa melihat
sesuatu yang lebih tinggi nilainya, yaitu kebutuhan rohani, yang berguna bagi
keselamatan jiwanya. Mata hatinya telah
dibutakan oleh keinginan duniawi. Orang yang buta secara rohani tidak bisa
melihat dan menemukan Yesus, apalagi menjadi murid-Nya. Dan dengan demikian, ia
tidak bisa juga memperoleh keselamatan yang berasal dari Yesus.
Supaya kita tidak mengalami kebutaan rohani, kita perlu mengasah kepekaan
hati kita dalam mendengarkan suara Tuhan. Kita bisa peka untuk mendengarkan
suara Tuhan, jika kita rajin berdoa dan mendengarkan sabda-Nya yang diwartakan
kepada kita setiap hari Minggu di gereja.
Maka, marilah kita membuka hati kita kepada Tuhan untuk mendengarkan
suara-Nya, yang berbisik halus di dalam hati kita. Marilah kita datang kepada
Yesus untuk memohon belaskasih dari-Nya. Janganlah berhenti untuk memohon
kepada Tuhan Yesus, walaupun dunia menghalangi kita untuk datang kepada Yesus! Dengan
iman yang besar kepada Yesus, kita bisa disembuhkan dari kebutaan hati, dan
memperoleh rahmat keselamatan yang berasal dari Allah.
No comments:
Post a Comment