Wednesday 24 October 2018

KEBUTAAN HATI


 (Minggu Biasa XXX: 28 Oktober 2018)
[Bacaan Injil: Mrk. 10:46-52]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

PENGANTAR

Bapak, ibu, saudara-saudari, kebutaan adalah salah satu penyakit yang membuat seseorang begitu menderita. Seorang yang buta bukan saja tidak bisa melihat keindahan dunia, tetapi juga tidak mampu melakukan segala pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Ia selalu memandang kegelapan, dan di dalam kegelapan itu ia sulit membedakan segala sesuatu yang ada di depannya. Itulah penderitaan dari seorang yang buta. Dalam keadaannya yang seperti itu, seorang yang buta hanya bisa mengandalkan indera pendengaran dan perabanya saja. Dalam hal ini, seorang yang buta begitu peka dalam hal mendengarkan, dan meraba sesuatu, bahkan kepekaaannya itu bisa melebihi orang yang dapat melihat. Dalam kisah Injil hari ini, indera pendengaranlah yang menjadi andalan bagi Bartimeus, seorang pengemis yang buta. Walaupun ia buta, dan tidak bisa memandang wajah Yesus secara fisik, namun berkat pendengarannya ia telah mengenal Yesus dan percaya kepada-Nya.

 
"Rabuni, semoga aku dapat melihat!"


 TEOLOGI

Injil hari ini bercerita tentang kisah penyembuhan seorang buta, yang bernama Bartimeus. Bartimeus adalah seorang yang miskin dan menderita. Ia menjadi pengemis yang setiap harinya meminta-minta belaskasih dari orang lain. Kondisinya yang buta membuat ia tidak bisa apa-apa. Namun, walaupun miskin dan menderita, Bartimeus memiliki iman yang besar. Ia tahu tentang Yesus, dan ia percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan dia dari kebutaannya itu. Maka, ketika Yesus lewat di depannya, ia langsung berteriak-teriak memanggil Yesus, supaya Yesus mengasihani dia: “Yesus, Putra Daud, kasihanilah aku!”. Walaupun banyak orang yang menyuruh dia diam dan jangan mengganggu Yesus, ia tetap saja memanggil Yesus, bahkan dengan suara yang lebih keras! Sampai akhirnya, Yesus menyuruh orang-orang untuk memanggil dia, supaya datang menghadap Yesus.

Di sini ada suatu peristiwa yang ajaib. Walaupun Bartimeus buta, ia bisa mendapatkan Yesus di tengah keramaian kota itu, seolah-olah ia sudah bisa melihat. Dengan “mata hati” ia bisa melihat dan menemukan Yesus. Sebenarnya Yesus sudah tahu apa yang Bartimeus butuhkan dalam kondisinya yang buta itu. Tetapi Yesus ingin supaya Bartimeus mengungkapkan sendiri permohonannya kepada Yesus. Maka dari itu, Yesus bertanya kepada Bartimeus. Dan memang benar, Bartimeus mau supaya Yesus menyembuhkan dia dari kebutaannya. Maka, saat itu juga Yesus menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya, dengan bersabda, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Iman kepada Yesus inilah yang menyembuhkan Bartimeus dari kebutaannya, sehingga ia dapat melihat, dan mengikuti Yesus.
  
PROFETIS

Dalam kehidupan ini kita juga seringkali dibutakan oleh hal-hal duniawi, sehingga kita tidak bisa melihat Yesus yang hadir dalam kehidupan kita. Kebutaan kita itu memang bukan kebutaan secara fisik, seperti yang dialami oleh Bartimeus, tetapi kebutaan rohani. Artinya, bukan mata inderawi kita yang tidak bisa melihat, tetapi mata hati kita yang tidak bisa melihat Allah, karena dibutakan oleh hal-hal duniawi. Melalui pribadi Bartimeus ini, Allah ingin menegur kita yang bisa melihat secara fisik, tetapi seringkali buta secara rohani!

Bartimeus ini, walaupun buta secara fisik, tetapi dia tidak buta secara rohani. Dengan mata hatinya, ia masih bisa melihat Yesus, dan berseru kepada-Nya untuk memohon belaskasih dari Yesus. Berkat imannya yang besar kepada Yesus, Bartimeus disembuhkan oleh Yesus, dan akhirnya menjadi murid-Nya.

Ada banyak hal yang membuat kita buta secara rohani, yaitu: kenikmatan-kenikmatan duniawi, kemalasan kita akan hal-hal yang rohani, ketidakpedulian kita kepada sesama, keegoisan diri kita, ketamakan kita akan harta kekayaan duniawi, sehingga lebih mengutamakan pekerjaan dari pada Tuhan, dan sikap-sikap negatif lainnya yang tidak sesuai dengan perintah Allah. Intinya, seseorang yang buta secara rohani ialah orang yang lebih mengutamakan kebutuhan duniawi/ jasmani daripada kebutuhan rohani. Ia dikatakan buta, karena tidak bisa melihat sesuatu yang lebih tinggi nilainya, yaitu kebutuhan rohani, yang berguna bagi keselamatan jiwanya. Mata  hatinya telah dibutakan oleh keinginan duniawi. Orang yang buta secara rohani tidak bisa melihat dan menemukan Yesus, apalagi menjadi murid-Nya. Dan dengan demikian, ia tidak bisa juga memperoleh keselamatan yang berasal dari Yesus.

Supaya kita tidak mengalami kebutaan rohani, kita perlu mengasah kepekaan hati kita dalam mendengarkan suara Tuhan. Kita bisa peka untuk mendengarkan suara Tuhan, jika kita rajin berdoa dan mendengarkan sabda-Nya yang diwartakan kepada kita setiap hari Minggu di gereja.


Maka, marilah kita membuka hati kita kepada Tuhan untuk mendengarkan suara-Nya, yang berbisik halus di dalam hati kita. Marilah kita datang kepada Yesus untuk memohon belaskasih dari-Nya. Janganlah berhenti untuk memohon kepada Tuhan Yesus, walaupun dunia menghalangi kita untuk datang kepada Yesus! Dengan iman yang besar kepada Yesus, kita bisa disembuhkan dari kebutaan hati, dan memperoleh rahmat keselamatan yang berasal dari Allah.


No comments:

Post a Comment