Saturday 13 June 2020

HADIR UNTUK BERSATU

(Hari Raya Tubuh & Darah Kristus: 
14 Juni 2020)




Saudara-saudari, pada perayaan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, kita ingin merenungkan tentang kehadiran Yesus yang nyata dalam Sakramen Ekaristi, dan manfaatnya bagi kehidupan iman kita. Dalam Bacaan pertama, kehadiran Kristus dalam rupa roti telah diantisipasi melalui peristiwa turunnya manna, roti yang diberikan Allah kepada orang Israel ketika mereka mengembara di padang gurun selama 40 tahun. Roti itu yang memberi hidup kepada mereka di tengah kelaparan. Namun, Allah tetap mengingatkan mereka, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap Sabda yang diucapkan oleh Tuhan. (bdk. Ul. 8:3).

Sabda Tuhan inilah, yang dengan kuasa Roh Kudus, mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi (lih. KGK, 1375). Hal ini sesuai dengan sabda Yesus, dalam Bacaan Injil. Yesus telah menyebut diri-Nya: Roti Kehidupan, yang turun dari surga. Roti ini berbeda dengan manna yang dimakan oleh nenek moyang Israel di padang gurun, karena Roti ini adalah Daging-Nya sendiri yang akan diberikannya kepada manusia, agar mereka dapat memperoleh hidup yang kekal. Yesus bersabda: “Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh. 6:54).

Saudara-saudari, dengan iman kita percaya akan Kehadiran Yesus yang nyata dalam Sakramen Mahakudus. Roti dan anggur yang kita terima dalam Ekaristi, bukan lagi roti dan anggur secara hakikatnya, karena melalui doa konsekrasi dari imam, terjadilah suatu perubahan seluruh substansi roti dan anggur ke dalam substansi Tubuh dan Darah Kristus. Perubahan inilah yang secara tepat disebut dengan perubahan hakiki/ kodrat [transsubstansi] (lih. KGK. 1376).

Memang secara manusiawi, kita masih melihat rupa roti dan anggur, dan kita masih merasakan rasa roti dan anggur. Secara inderawi kita tidak dapat menangkap kehadiran Yesus dalam rupa roti dan anggur, karena keterbatasan inderawi kita. St. Thomas Aquinas mengatakan: “Bahwa, Tubuh dan Darah Kristus yang sebenarnya hadir dalam Sakramen ini, tidak dapat ditangkap oleh indera, tetapi hanya oleh IMAN, yang bersandar pada otoritas ilahi.” (KGK. 1381).

Maka, marilah kita senantiasa mengimani Kehadiran Yesus dalam Sakramen Mahakudus. Yesus hadir secara nyata dalam rupa roti dan anggur, agar kita yang menerima-Nya dalam keadaan layak, dapat juga secara nyata bersatu dengan Dia. Persatuan yang erat dengan Yesus menjadi buah pertama dari Komuni Kudus. (bdk. KGK. 1391)

Persatuan dengan Tubuh dan Darah Kristus juga berguna bagi kita untuk membangun kesatuan Gereja, yang adalah Tubuh Mistik Kristus (lih. KGK. 1396).  Sebagaimana yang kita dengarkan dalam Bacaan Kedua, Rasul Paulus menegaskan lebih lanjut tentang makna Ekaristi: “Karena roti itu hanya satu, maka kita ini, sekalipun banyak merupakan satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu.” (1Kor. 10:17).

Maka, marilah kita senantiasa membangun dan membawa persatuan dengan Yesus dan sesama, dan bukan perpecahan. Dengan persatuan yang sejati ini, maka kelak kita juga akan mengalami persatuan yang kekal dengan Allah dalam perjamuan abadi di surga. Amin.  

*KGK: Katekismus Gereja Katolik
*lih: lihat
*bdk: bandingkan


R.D. Vinsensius
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau




No comments:

Post a Comment