Hari Minggu Biasa XXIII:
(6 September 2020)
Pada bulan September ini Gereja Katolik Indonesia
merayakan Bulan Kitab Suci Nasional. Tema
yang diangkat adalah: “Mewartakan kabar
baik di tengah krisis iman dan identitas.” Memang ada banyak krisis di
zaman sekarang ini, apalagi di masa pandemi covid-19 ini. Namun, dengan tema
ini kita mau berfokus pada dua jenis krisis ini, yaitu iman dan identitas. Kedua krisis ini saling berkaitan satu sama lain.
Krisis iman bisa saja disebabkan oleh krisis identitas, demikian pula
sebaliknya. Maka, sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita semua untuk menemukan
kembali identitas kita sebagai murid-murid Kristus, agar iman kita tidak
mengalami krisis.
Dalam
Bacaan Kedua Rasul Paulus dengan
jelas mengungkapkan identitas kita sebagai murid Kristus. Ia mengatakan, “…segala firman lain mana pun juga sudah
tersimpul dalam firman ini: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Cinta kasih menjadi identitas kita sebagai murid Kristus, karena cinta kasih
merupakan hukum yang paling pertama dan utama, yang diajarkan oleh Yesus kepada
kita. Segala sesuatu yang kita lakukan harus bersumber pada cinta kasih,
dilakukan karena cinta kasih, dan demi cinta kasih, baik kepada Allah maupun
kepada sesama.
Sebenarnya cinta kasih itu sudah diajarkan oleh Allah
sejak dahulu kala, baik dalam kesepuluh perintah Allah, maupun dalam setiap
sabda-Nya yang disampaikan melalui para nabi. Dalam Bacaan Pertama tadi, Allah bersabda kepada Nabi Yehezkiel, supaya
ia menegur umat Israel yang berbuat jahat. Entah mereka mau mendengarkan atau
tidak, yang penting dia harus menegur mereka yang berbuat jahat, karena jika
dia tidak menegurnya, dan orang itu tetap berbuat jahat, maka ia harus
menanggung akibat dari kejahatannya. Tetapi jika ia sudah menegur mereka, dan
walaupun mereka tetap berbuat jahat, dia tidak akan menanggung akibat dari
kejahatan itu.
Melalui firman ini Allah menghendaki agar kita peduli dengan
sesama kita. Kita memiliki tanggung jawab untuk menegur sesama kita yang
berbuat salah, yang melakukan dosa dan kejahatan. Seringkali kita tidak mau
menegur sesama, karena mungkin merasa tidak enak, sungkan, takut, atau
berpikiran ‘ah... nanti dia juga tidak mau mendengarkan apa yang saya katakan...
lebih baik diam saja… sama saja ditegur atau tidak ditegur…’ Kita cenderung
berorientasi hanya pada hasil dan keberhasilan, tetapi mengabaikan proses.
Teguran yang kita berikan kepada sesama menjadi proses batiniah baginya untuk
bertobat. Jika kita tidak mau menegur sesama dan membiarkan mereka tetap
berbuat kejahatan dan dosa, maka kita juga telah berbuat dosa, yaitu dosa
ketidak-pedulian dan dosa kelalaian terhadap sesama.
Mengenai teguran ini, Tuhan Yesus memberikan tips kepada
kita, bagaimana cara menegur yang baik dalam Bacaan Injil tadi. Pertama-tama teguran itu bersifat pribadi:
menegur di bawah 4 mata. Artinya bicarakan masalah itu secara pribadi dengan
orang yang melakukan kesalahan. Jika ia masih tidak mau mendengarkan teguran
yang bersifat pribadi itu, maka bawalah 2 atau 3 orang supaya membantu kita untuk
menegurnya. Jika dia masih tidak mau mendengarkan teguran itu, maka bawalah
perkaranya itu dalam komunitas. Mungkin dengan kehadiran banyak orang dan
dukungan komunitas, orang itu bisa bertobat. Artinya, teguran itu memiliki
tahapannya tersendiri, mulai dari yang bersifat pribadi/ personal, lalu
komuintas kecil sampai pada komunitas besar. Semua orang memiliki tanggung
jawab yang sama untuk peduli kepada sesamanya yang telah berbuat salah. Inilah
bentuk konkret dari cinta kasih kepada sesama, yang menjadi identitas kita
sebagai murid-murid Kristus.
Semoga perayaan Bulan Kitab Suci Nasional tahun ini
semakin menyemangati kita untuk tetap tekun membaca dan merenungkan Kitab Suci,
yang menjadi sumber dari iman dan idenitas kita. St.
Hieronimus mengatakan, “Tidak mengenal Kitab Suci sama saja dengan tidak
mengenal Kristus!” Maka kita harus mengenal lebih dalam Kitab Suci dengan rajin
membacanya secara pribadi setiap hari dan merenungkannya di dalam doa, agar
sabda Tuhan itu dapat bertumbuh dan berbuah dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan hidup kita sehari-hari, sehingga dengan demikian kita dapat mewartakan
kabar baik di tengah krisis iman dan identitas zaman sekarang ini.
“Selamat
merayakan Bulan Kitab Suci Nasional.
Tuhan Yesus
memberkati kita semua. Amin.”
Terima kasih
ReplyDeleteSangatlah membantu dalam iman.
Tuhan Yesus Memberkati 🙏