Sunday 2 September 2018

MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DALAM KEMAJEMUKAN


Hari Minggu Kitab Suci Nasional
Minggu Biasa XXII: 26 Agustus 2018
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

PENGANTAR

Dalam kehidupan ini kita selalu berhadapan dengan dua perintah, yaitu perintah yang berasal dari Allah dan perintah yang berasal dari manusia. Perintah yang berasal dari Allah ini diajarkan oleh agama. Sedangkan perintah yang berasal dari manusia ini terdapat dalam hukum dan undang-undang Negara, peraturan adat, kebiasaan-kebiasaan setempat, tradisi nenek moyang, dan gaya hidup yang diciptakan oleh manusia. Sebenarnya dengan mudah kita bisa membedakan mana yang adalah perintah Allah dan yang mana perintah manusia. Tetapi permasalahannya adalah perintah mana yang lebih kita utamakan dalam kehidupan kita?



TEOLOGI

Dalam bacaan Injil hari ini kita dapat melihat adanya tegangan antara perintah Allah dan perintah manusia, yang tampak pada perdebatan antara orang-orang Farisi dengan Yesus. Awalnya orang-orang Farisi ingin mengkritik Yesus, karena murid-murid Yesus tidak mematuhi adat istiadat orang Yahudi, tetapi malah mereka yang dikritik habis-habisan oleh Yesus. Yesus menyebut mereka: orang-orang munafik, sebab dengan bibir mereka memuji Allah, tetapi hati mereka jauh dari Allah. Percuma mereka beribadah kepada Allah, kalau mereka ajarkan itu adalah ajaran manusia, dan bukan perintah Allah. Perintah Allah mereka abaikan, demi menegakkan adat istiadat manusia. Itulah isi dari kritikan Yesus terhadap orang-orang Farisi.

Sebenarnya permasalahan utama yang terjadi di antara Yesus dan orang-orang Farisi adalah masalah kenajisan. Orang-orang Farisi melihat para murid Yesus makan dengan tidak mencuci tangan, dan itu melanggar adat istiadat orang Yahudi, dan dianggap najis. Inilah kritikan yang dilontarkan oleh orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Maka, Yesus menanggapi kritikan mereka dengan kritikan yang keras, dan disertai dengan penjelasan untuk meluruskan pandangan mereka tentang kenajisan. Yesus mengatakan, bahwa apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia! Sebab dari dalam hati timbul pikiran jahat, dan dosa-dosa pokok lainnya. Kejahatan-kejahatan itulah yang membuat seseorang menjadi najis dan berdosa.

PROFETIS

Tantangan iman di zaman modern ini lebih rumit dari pada yang dihadapi oleh para murid Yesus pada zaman Yesus. Kita berhadapan tidak hanya dengan adat istiadat kita, tetapi juga dengan adat istiadat orang lain, dengan berbagai agama, budaya, ras, dan golongan, dan yang terlebih besar lagi pengaruhnya ialah arus gaya hidup modern dengan segala kecanggihan teknologi yang ada. Kita hidup di masyarakat yang begitu majemuk dengan berbagai permasalahan yang ada. Maka, tepatlah jika pada tahun ini Gereja Katolik Indonesia mengambil tema untuk Bulan Kitab Suci Nasional, yaitu “Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan”. Pertanyaan bagi kita: Bagaimana kita dapat mewartakan Kabar Gembira Kerajaan Allah di tengah kemajemukan yang ada?

Prinsip utama yang perlu kita pegang dalam kemajemukan ialah kita harus tetap mematuhi perintah Allah melebihi segala perintah manusia. Jangan sampai kita mengabaikan perintah Allah, demi menegakkan perintah manusia, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Perintah Allah tetap harus menjadi yang nomor satu dalam hidup kita. Itulah yang diinginkan oleh Yesus, agar kita tidak salah langkah dalam menghadapi berbagai macam pandangan yang ada di masyarkat kita yang begitu majemuk ini. Dengan mematuhi perintah Allah, maka kita bisa menjadi pewarta Kabar Gembira Kristus kepada sesama kita, terutama melalui teladan hidup kita yang baik. Teladan hidup kita yang baik dan sesuai dengan perintah Allah inilah yang akan menjadi kesaksian bagi masyarakat kita yang majemuk ini.

Kita bisa tahu apa saja perintah Allah, jika kita rajin membaca Kitab Suci, yang berisi Sabda Allah. Maka, marilah di Bulan Kitab Suci ini kita mulai membiasakan diri kita untuk membuka dan membaca Kitab Suci, serta merenungkannya. Jangan sampai Kitab Suci kita hanya menjadi pajangan saja di rumah, atau bahkan ditumpuk bersama dengan buku-buku lain atau koran dan majalah, dan berdebu, karena tidak pernah disentuh sama sekali. Mari kita luangkan waktu kita untuk mendengarkan Tuhan yang mau berbicara dengan kita melalui Sabda-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci.
Jika kita hanya berdoa saja, bisa dikatakan kita itu egois, sebab kita hanya mau Tuhan mendengarkan perkataan kita, tetapi kita tidak mau mendengarkan perkataan Tuhan. Sama seperti dua orang yang sedang ngobrol, tapi yang satu hanya mau ngomong terus dan tidak mau memberikan kesempatan bagi temannya untuk berbicara sepatah kata pun. Hal itu bisa terjadi juga dalam relasi kita dengan Tuhan, jika kita hanya berdoa, tetapi tidak mau membaca dan merenungkan Kitab Suci. Kita bisa mendengarkan suara Tuhan melalui Kitab Suci. Maka, pentinglah komunikasi dua arah: dengan berdoa kita berbicara kepada Tuhan, dan melalui Kitab Suci Tuhan berbicara kepada kita. Antara doa dan Kitab Suci tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Doa dan Kitab Suci adalah satu kesatuan. Hanya melalui doa dan Kitab Suci, kita dapat mengetahui perintah Tuhan, sehingga kita bisa mematuhi perintah Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Marilah kita mohon rahmat Allah, agar kita senantiasa setia untuk mendengarkan Tuhan yang bersabda kepada kita melalui Kitab Suci. Semoga di Bulan Kitab Suci ini kita semakin rajin membuka dan membaca, serta merenungkan Kitab Suci, sehingga kita bisa menjadi pewarta Kabar Gembira di tengah kemajemukan yang ada di sekitar kita. Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan sabda Tuhan.


No comments:

Post a Comment