Hari Minggu Kitab Suci Nasional
Minggu
Biasa XXII: 26 Agustus 2018
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Dalam kehidupan ini kita selalu berhadapan dengan dua perintah, yaitu
perintah yang berasal dari Allah dan perintah yang berasal dari manusia.
Perintah yang berasal dari Allah ini diajarkan oleh agama. Sedangkan perintah
yang berasal dari manusia ini terdapat dalam hukum dan undang-undang Negara,
peraturan adat, kebiasaan-kebiasaan setempat, tradisi nenek moyang, dan gaya
hidup yang diciptakan oleh manusia. Sebenarnya dengan mudah kita bisa
membedakan mana yang adalah perintah Allah dan yang mana perintah manusia.
Tetapi permasalahannya adalah perintah mana yang lebih kita utamakan dalam
kehidupan kita?
TEOLOGI
Dalam bacaan Injil hari ini kita dapat melihat adanya tegangan antara
perintah Allah dan perintah manusia, yang tampak pada perdebatan antara
orang-orang Farisi dengan Yesus. Awalnya orang-orang Farisi ingin mengkritik
Yesus, karena murid-murid Yesus tidak mematuhi adat istiadat orang Yahudi,
tetapi malah mereka yang dikritik habis-habisan oleh Yesus. Yesus menyebut
mereka: orang-orang munafik, sebab dengan bibir mereka memuji Allah, tetapi
hati mereka jauh dari Allah. Percuma mereka beribadah kepada Allah, kalau
mereka ajarkan itu adalah ajaran manusia, dan bukan perintah Allah. Perintah
Allah mereka abaikan, demi menegakkan adat istiadat manusia. Itulah isi dari
kritikan Yesus terhadap orang-orang Farisi.
Sebenarnya permasalahan utama yang terjadi di antara Yesus dan
orang-orang Farisi adalah masalah kenajisan. Orang-orang Farisi melihat para
murid Yesus makan dengan tidak mencuci tangan, dan itu melanggar adat istiadat
orang Yahudi, dan dianggap najis. Inilah kritikan yang dilontarkan oleh
orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Maka, Yesus menanggapi kritikan mereka
dengan kritikan yang keras, dan disertai dengan penjelasan untuk meluruskan
pandangan mereka tentang kenajisan. Yesus mengatakan, bahwa apapun dari luar,
yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskan dia! Tetapi apa yang
keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan dia! Sebab dari dalam hati timbul
pikiran jahat, dan dosa-dosa pokok lainnya. Kejahatan-kejahatan itulah yang
membuat seseorang menjadi najis dan berdosa.
PROFETIS
Tantangan iman di zaman modern ini lebih rumit dari pada yang dihadapi
oleh para murid Yesus pada zaman Yesus. Kita berhadapan tidak hanya dengan adat
istiadat kita, tetapi juga dengan adat istiadat orang lain, dengan berbagai agama,
budaya, ras, dan golongan, dan yang terlebih besar lagi pengaruhnya ialah arus
gaya hidup modern dengan segala kecanggihan teknologi yang ada. Kita hidup di
masyarakat yang begitu majemuk dengan berbagai permasalahan yang ada. Maka,
tepatlah jika pada tahun ini Gereja Katolik Indonesia mengambil tema untuk
Bulan Kitab Suci Nasional, yaitu “Mewartakan Kabar Gembira dalam Kemajemukan”.
Pertanyaan bagi kita: Bagaimana kita dapat mewartakan Kabar Gembira Kerajaan
Allah di tengah kemajemukan yang ada?
Prinsip utama yang perlu kita pegang dalam kemajemukan ialah kita harus
tetap mematuhi perintah Allah melebihi segala perintah manusia. Jangan sampai
kita mengabaikan perintah Allah, demi menegakkan perintah manusia, seperti yang
dilakukan oleh orang-orang Farisi. Perintah Allah tetap harus menjadi yang
nomor satu dalam hidup kita. Itulah yang diinginkan oleh Yesus, agar kita tidak
salah langkah dalam menghadapi berbagai macam pandangan yang ada di masyarkat
kita yang begitu majemuk ini. Dengan mematuhi perintah Allah, maka kita bisa
menjadi pewarta Kabar Gembira Kristus kepada sesama kita, terutama melalui
teladan hidup kita yang baik. Teladan hidup kita yang baik dan sesuai dengan
perintah Allah inilah yang akan menjadi kesaksian bagi masyarakat kita yang
majemuk ini.
Kita bisa tahu apa saja perintah Allah, jika kita rajin membaca Kitab
Suci, yang berisi Sabda Allah. Maka, marilah di Bulan Kitab Suci ini kita mulai
membiasakan diri kita untuk membuka dan membaca Kitab Suci, serta
merenungkannya. Jangan sampai Kitab Suci kita hanya menjadi pajangan saja di
rumah, atau bahkan ditumpuk bersama dengan buku-buku lain atau koran dan
majalah, dan berdebu, karena tidak pernah disentuh sama sekali. Mari kita
luangkan waktu kita untuk mendengarkan Tuhan yang mau berbicara dengan kita
melalui Sabda-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci.
Jika kita hanya berdoa saja, bisa dikatakan kita itu egois, sebab kita
hanya mau Tuhan mendengarkan perkataan kita, tetapi kita tidak mau mendengarkan
perkataan Tuhan. Sama seperti dua orang yang sedang ngobrol, tapi yang satu
hanya mau ngomong terus dan tidak mau memberikan kesempatan bagi temannya untuk
berbicara sepatah kata pun. Hal itu bisa terjadi juga dalam relasi kita dengan
Tuhan, jika kita hanya berdoa, tetapi tidak mau membaca dan merenungkan Kitab
Suci. Kita bisa mendengarkan suara Tuhan melalui Kitab Suci. Maka, pentinglah
komunikasi dua arah: dengan berdoa kita berbicara kepada Tuhan, dan melalui
Kitab Suci Tuhan berbicara kepada kita. Antara doa dan Kitab Suci tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Doa dan Kitab Suci adalah satu kesatuan. Hanya
melalui doa dan Kitab Suci, kita dapat mengetahui perintah Tuhan, sehingga kita
bisa mematuhi perintah Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Marilah kita mohon rahmat Allah, agar kita senantiasa setia untuk
mendengarkan Tuhan yang bersabda kepada kita melalui Kitab Suci. Semoga di
Bulan Kitab Suci ini kita semakin rajin membuka dan membaca, serta merenungkan
Kitab Suci, sehingga kita bisa menjadi pewarta Kabar Gembira di tengah
kemajemukan yang ada di sekitar kita. Marilah kita hening sejenak untuk merenungkan
sabda Tuhan.
No comments:
Post a Comment