Saturday 11 May 2019

MENJADI GEMBALA YANG BAIK


(Hari Minggu Paskah IV: 12 Mei 2019)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.




Saudara-saudari terkasih, gambaran “gembala” dan “domba-domba” ingin memperlihatkan relasi antara Yesus sebagai pemimpin dan manusia sebagai umat-Nya. Yesus adalah Gembala yang baik, yang mengenal domba-domba-Nya dan mau memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Maka, dalam permenungan hari ini, secara khusus dalam Minggu Panggilan, ada dua aspek yang ingin kita renungkan, yaitu: Yang Pertama: posisi kita sebagai domba di hadapan Yesus, Sang Gembala Agung, dan Yang Kedua: partisipasi kita dalam tugas penggembalaan Yesus.   

Domba-domba Yesus adalah domba-domba yang selalu mendengarkan suara Yesus, dan mau mengikuti Yesus. Dengan demikian, domba-domba itu akan menerima hidup yang kekal. Di hadapan Tuhan Yesus, kita semua adalah domba-domba-Nya, dengan Yesus sebagai Gembala yang baik. Sebagai Gembala yang baik, Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, agar mereka memperoleh hidup yang kekal. Sebagai Gembala yang baik juga, Yesus mengenal kita satu persatu, secara mendalam. Maka, dari pihak kita dituntut suatu sikap mau mendengarkan suara Yesus dan mengikuti Dia. Mendengarkan suara Yesus, berarti mau taat kepada perintah-perintah Yesus dan ajaran-ajaran-Nya.

Sikap mendengarkan bukan sesuatu yang mudah di zaman sekarang ini. Di tengah kebisingan dunia, kesibukan duniawi, dan banyak suara-suara lain, yang bukan suara Tuhan, yang lebih mempengaruhi hidup kita. Kita cenderung mendengarkan suara-suara itu, daripada mendengarkan suara Tuhan, yang berbisik halus di dalam hati kita. Jangankan di tengah kesibukan sehari-hari, dalam berdoa saja, terkadang kita masih sibuk berbicara dengan orang lain, sibuk dengan pikiran kita sendiri, dan tidak mengarahkan hati kepada Tuhan. Maka dari itu, Sabda Tuhan hari ini menjadi teguran bagi kita, untuk mau mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhan hanya dapat kita dengarkan dalam keheningan doa dan situasi hati yang tenang. Kita perlu menyediakan waktu untuk berdoa dan hening di hadapan Allah, dan juga rajin membaca Kitab Suci. Dengan membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, serta berdoa dan hening di hadapan Allah, maka kita dapat mendengarkan Allah berbicara dalam hati kita tentang ajaran dan kehendak-Nya bagi hidup kita masing-masing. Dengan demikian, kita bisa menjadi domba-domba yang baik, yaitu domba-domba yang mau mendengarkan suara Yesus dan mau mengikuti jejak Yesus.

Yang Kedua, partisipasi kita dalam tugas penggembalaan Yesus. Selain dipanggil untuk menjadi domba yang baik, Tuhan juga menghendaki kita untuk bekerja sama dengan Dia untuk menjadi gembala yang baik bagi domba-domba-Nya. Kriteria dari seorang gembala yang baik adalah mengenal domba-domba-Nya dan mau memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Dari antara kita, ada yang mendapatkan anugerah panggilan untuk menjadi seorang gembala umat, entah sebagai imam, biarawan-biarawati, maupun sebagai pemimpin umat, ketua umat, dan pengurus umat. Maka, agar kita dapat menjalankan tugas kegembalaan ini dengan baik, kita harus mengenal umat kita secara mendalam, situasi dan kondisi hidup mereka, apa yang mereka butuhkan, apa tantangan yang mereka hadapi, dan lain sebagainya. Mengenal umat secara mendalam menjadi pintu bagi kita untuk menuntun mereka agar bisa mengenal Yesus secara mendalam pula.

Sebagai Gembala yang baik, Yesus telah mengorbankan diri-Nya, semata-mata demi keselamatan kekal domba-domba-Nya. Maka tujuan utama kita dalam menjalankan tugas penggembalaan Yesus adalah KESELAMATAN KEKAL umat Allah. Bila kita melenceng dari tujuan utama ini, maka kita tidak dapat disebut sebagai gembala yang baik. Memang kehidupan kekal ini hanya dapat diberikan oleh Yesus sendiri sebagai Jalan, Keselamatan, dan Hidup. Namun, sebagai gembala umat, kita dapat menghantar umat kepada Yesus, agar mereka mendapatkan rahmat keselamatan kekal yang berasal dari Yesus. Maka, motivasi yang murni bagi seorang yang ingin menjadi gembala yang baik adalah menjalan semua tugas dan tanggung jawabnya semata-mata demi keselamatan jiwa-jiwa, bukan demi harta duniawi, pangkat dan kuasa, serta kehormatan yang bersifat duniawi!

Marilah saudara-saudari, pada Minggu Panggilan ini kita berdoa bagi tumbuhnya benih-benih panggilan baru untuk menjadi imam, biarawan-biarawati. Semoga semakin banyak kaum muda yang tertarik untuk menjadi pekerja-pekerja di ladang Tuhan, sebab tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit, maka marilah kita mohon kepada Tuhan, agar senantiasa memanggil para kaum muda kita untuk menjadi gembala yang baik bagi domba-domba Yesus.

Mari kita juga berdoa bagi Paus kita, para uskup, para imam, dan biarawan-biarawati, agar senantiasa setia kepada tugas pelayanan dan panggilan mereka untuk menjadi gembala-gembala umat, dengan menyerahkan seluruh hidup mereka hanya kepada Tuhan dan pelayanan kepada umat, yang dipercayakan Tuhan kepada mereka.

No comments:

Post a Comment