Saturday 15 June 2019

MISTERI TRITUNGGAL MAHAKUDUS


(Hari Raya Tritunggal Mahakudus: 16 Juli 2019)
Oleh: P. Vinsensius, Pr. 




Saudara-saudari terkasih, seringkali sebagai orang Katolik kita dituduh menyembah tiga Allah. Dengan begitu, seakan-akan ajaran Katolik bertentangan dengan Pancasila, yang dalam sila pertamanya mengakui “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Apakah benar demikian? Jika tidak, bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan iman kita akan Tritunggal Mahakudus, yang sering kita sebut dalam setiap doa kita: Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus? Perayaan Tritunggal Mahakudus pada hari ini menjadi kesempatan yang baik bagi kita untuk merenungkan sejenak Misteri Tritunggal Mahakudus dalam ajaran Gereja Katolik dan aplikasinya bagi kehidupan iman kita.

Dalam Katekismus Gereja Katolik, No. 261 dikatakan: “Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral iman dan kehidupan Kristen. Hanya Allah dapat memberitahukan misteri itu kepada kita, dengan mewahyukan Diri sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.” Maka, bukan masalah yang sepele jika kita berbicara tentang Tritunggal. Tritunggal adalah sentral dari iman dan kehidupan kita. Ajaran ini bukan berasal dari manusia, tetapi Allah sendiri yang memberitahukan Misteri Tritunggal ini kepada kita. Allah sendiri yang menyingkapkan diri-Nya sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Lebih lanjut Katekismus Gereja Katolik, No. 266 menjelaskan tentang Misteri Tritunggal Mahakudus, “Iman Katolik berarti bahwa kita menghormati Allah yang Esa dan Tritunggal dalam keesaan, dengan tidak mencampuradukan Pribadi-Pribadi dan juga tidak memisahkan substansi-Nya: Karena Pribadi Bapa itu khas, Pribadi Putra itu khas, Pribadi Roh Kudus itu khas; tetapi Bapa, Putra, dan Roh Kudus memiliki ke-Allah-an yang Esa, kemuliaan yang sama, keagungan abadi yang sama.” Dari kutipan ini, jelas bahwa kita sebagai orang Katolik menyembah satu Allah, dan bukan tiga. Allah kita adalah Allah yang Esa dan Tritunggal. Keesaan Allah terletak  pada kodrat-Nya (subtansi-Nya). Sedangkan Tritunggal itu berkaitan dengan Pribadi-Pribadi Allah. Allah yang Esa hadir dalam tiga Pribadi, yaitu: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ilahi ini memiliki kekhasan-Nya masing-masing. Tetapi Ketiga Pribadi ilahi ini sama ke-Allah-an-Nya, sama kemuliaan-Nya, dan sama keagungan-Nya. Artinya, Ketiga Pribadi ilahi ini adalah sama-sama Allah yang Esa. Dari ajaran Gereja ini jelaslah, bahwa kita menyembah Allah yang Esa. Ajaran kita tidak bertentangan dengan Pancasila, sebab kita menyembah Tuhan yang Maha Esa. Namun, berbeda dengan ajaran agama lain, ajaran kita mengakui, bahwa Allah yang Maha Esa itu hadir dalam diri Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Allah kita adalah Allah yang Esa dan Tritunggal Mahakudus.

Sekarang mari kita merenungkan peran Allah Tritunggal dalam kehidupan iman kita. Katekismus Gereja Katolik, No. 265 mengajarkan: “Oleh rahmat Pembaptisan “atas nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus” kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus, sekarang di dunia dalam kegelapan iman dan sesudah kematian dalam cahaya abadi.” Sejak dibaptis dan menjadi orang Katolik kita telah mengambil bagian dalam kehidupan Allah Tritunggal Mahakudus. Dalam setiap doa kita, kita membuka dan menutupnya dengan seruan kepada Tritunggal Mahakudus: “Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.” Dan bahkan seluruh hidup kita merupakan karya dari Allah Tritunggal Mahakudus. Maka, tugas kita selanjutnya ialah meneladani kasih dari Allah Tritunggal Mahakudus. Kita harus mengikuti teladan kesatuan kasih dari Allah Tritunggal Mahakudus. Kasih Allah Tritunggal adalah kasih  yang total, utuh, dan abadi. Ketiga Pribadi Allah ini saling mengasihi tanpa batas. Maka, kita pun yang mengimani Allah Tritunggal Mahakudus harus saling mengasihi dan mengutamakan ajaran Cinta Kasih, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita.




















No comments:

Post a Comment