(Hari Raya Tritunggal Mahakudus: 16 Juli 2019)
Oleh: P. Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari
terkasih, seringkali sebagai orang Katolik kita dituduh menyembah tiga Allah. Dengan
begitu, seakan-akan ajaran Katolik bertentangan dengan Pancasila, yang dalam
sila pertamanya mengakui “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Apakah benar demikian? Jika
tidak, bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan iman kita akan Tritunggal
Mahakudus, yang sering kita sebut dalam setiap doa kita: Allah Bapa, Allah
Putra, dan Allah Roh Kudus? Perayaan Tritunggal Mahakudus pada hari ini menjadi
kesempatan yang baik bagi kita untuk merenungkan sejenak Misteri Tritunggal
Mahakudus dalam ajaran Gereja Katolik dan aplikasinya bagi kehidupan iman kita.
Dalam
Katekismus Gereja Katolik, No. 261 dikatakan: “Misteri Tritunggal Mahakudus adalah rahasia sentral iman dan kehidupan
Kristen. Hanya Allah dapat memberitahukan misteri itu kepada kita, dengan
mewahyukan Diri sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.” Maka, bukan masalah
yang sepele jika kita berbicara tentang Tritunggal. Tritunggal adalah sentral
dari iman dan kehidupan kita. Ajaran ini bukan berasal dari manusia, tetapi
Allah sendiri yang memberitahukan Misteri Tritunggal ini kepada kita. Allah sendiri
yang menyingkapkan diri-Nya sebagai Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Lebih
lanjut Katekismus Gereja Katolik, No. 266 menjelaskan tentang Misteri
Tritunggal Mahakudus, “Iman Katolik
berarti bahwa kita menghormati Allah yang Esa dan Tritunggal dalam keesaan,
dengan tidak mencampuradukan Pribadi-Pribadi dan juga tidak memisahkan
substansi-Nya: Karena Pribadi Bapa itu khas, Pribadi Putra itu khas, Pribadi
Roh Kudus itu khas; tetapi Bapa, Putra, dan Roh Kudus memiliki ke-Allah-an yang
Esa, kemuliaan yang sama, keagungan abadi yang sama.” Dari kutipan ini,
jelas bahwa kita sebagai orang Katolik menyembah satu Allah, dan bukan tiga.
Allah kita adalah Allah yang Esa dan Tritunggal. Keesaan Allah terletak pada kodrat-Nya (subtansi-Nya). Sedangkan Tritunggal
itu berkaitan dengan Pribadi-Pribadi Allah. Allah yang Esa hadir dalam tiga
Pribadi, yaitu: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiga Pribadi ilahi ini memiliki
kekhasan-Nya masing-masing. Tetapi Ketiga Pribadi ilahi ini sama
ke-Allah-an-Nya, sama kemuliaan-Nya, dan sama keagungan-Nya. Artinya, Ketiga
Pribadi ilahi ini adalah sama-sama Allah yang Esa. Dari ajaran Gereja ini
jelaslah, bahwa kita menyembah Allah yang Esa. Ajaran kita tidak bertentangan
dengan Pancasila, sebab kita menyembah Tuhan yang Maha Esa. Namun, berbeda
dengan ajaran agama lain, ajaran kita mengakui, bahwa Allah yang Maha Esa itu
hadir dalam diri Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Allah kita adalah Allah yang Esa
dan Tritunggal Mahakudus.
Sekarang
mari kita merenungkan peran Allah Tritunggal dalam kehidupan iman kita.
Katekismus Gereja Katolik, No. 265 mengajarkan: “Oleh rahmat Pembaptisan “atas nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus” kita
dipanggil untuk mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Mahakudus, sekarang
di dunia dalam kegelapan iman dan sesudah kematian dalam cahaya abadi.” Sejak
dibaptis dan menjadi orang Katolik kita telah mengambil bagian dalam kehidupan
Allah Tritunggal Mahakudus. Dalam setiap doa kita, kita membuka dan menutupnya
dengan seruan kepada Tritunggal Mahakudus: “Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh
Kudus.” Dan bahkan seluruh hidup kita merupakan karya dari Allah Tritunggal
Mahakudus. Maka, tugas kita selanjutnya ialah meneladani kasih dari Allah
Tritunggal Mahakudus. Kita harus mengikuti teladan kesatuan kasih dari Allah
Tritunggal Mahakudus. Kasih Allah Tritunggal adalah kasih yang total, utuh, dan abadi. Ketiga Pribadi
Allah ini saling mengasihi tanpa batas. Maka, kita pun yang mengimani Allah
Tritunggal Mahakudus harus saling mengasihi dan mengutamakan ajaran Cinta Kasih,
sebagaimana yang telah diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita.
No comments:
Post a Comment