Thursday 25 July 2019

BELAJAR DARI DOA “BAPA KAMI”


(Minggu Biasa XVII: 28 Juli 2019)


P. Vinsensius, Pr.




Kita pasti pernah mendengar tentang hukum ekonomi, yang berkaitan dengan managemen keuangan, yaitu prinsip dalam berbelanja: “Belilah apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan.” Kalau kita menuruti keinginan kita, banyak sekali yang kita inginkan, tetapi sebenarnya hanya sedikit yang kita butuhkan. Jika kita hanya menuruti keinginan kita, maka kebutuhan kita tidak akan tercukupi, dan bahkan terabaikan. Apa yang terpenting dan sangat kita butuhkan malah tidak terpenuhi, jika kita hanya mengikuti keinginan kita saja. Maka, kita harus bisa membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang hanya keinginan saja?

Demikian pula halnya dalam berdoa. Ada orang yang mengeluh, “Doa saya tidak pernah dikabulkan oleh Tuhan!” Pertanyaannya: “Apakah yang ia doakan itu adalah sungguh-sungguh apa yang ia butuhkan? Atau hanya sekedar keinginannya saja, yang sebenarnya tidak ia butuhkan?”

Melalui Injil hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita apa yang seharusnya kita doakan? Doa yang paling sempurna adalah doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, yaitu Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami menjadi contoh bagi setiap doa pribadi yang kita panjatkan kepada Tuhan. Dalam Doa Bapa Kami terkandung 5 permohonan, yaitu:

(1)          Dimuliakanlah nama-Mu
Ini merupakan suatu permohonan yang sesuai dengan perintah Allah: “Jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat!” Maka, kita memohon agar nama Tuhan selalu dimuliakan melalui perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan kita sehari-hari.

(2)          Datanglah Kerajaan-Mu
Kita memohon agar Kerajaan Allah hadir di dalam kehidupan kita, yaitu kerajaan cinta kasih, seperti yang diwartakan oleh Tuhan Yesus. Di mana ada cinta kasih, hadirlah Tuhan.
Jika Kerajaan Allah telah hadir dalam hidup kita, maka kita akan melakukan Kehendak Allah, dan bukan kehendak kita sendiri. Kita bukan saja memohon “Jadilah kehendak-Mu”, tetapi kita sendiri akan melakukan Kehendak Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.

(3)          Berilah kami rezeki pada hari ini
Rezeki di sini memiliki arti yang luas, bukan saja yang bersifat jasmani tetapi juga rohani. Dan bahkan jika kita mengucapkan Doa ini pada waktu Misa sebenarnya yang kita mohonkan adalah rezeki surgawi, yang sebentar lagi akan kita terima, yaitu Tubuh Kristus. Maka, dengan memohon rezeki, kita harus memohon bukan saja hal-hal yang bersifat jasmani, tetapi juga rohani, yaitu: iman, harapan, dan kasih, agar kita semakin dekat dengan Tuhan dan mengasihi sesama.

(4)          Ampunilah dosa kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
Dengan permohonan ini kita diajak untuk meneruskan rahmat pengampunan yang telah kita terima dari Allah, yaitu dengan mengampuni sesama. Di satu sisi kita memohon ampun kepada Tuhan, dan sekaligus kita memohon agar kita bisa  mengampuni sesama, seperti Allah telah mengampuni kita.

(5)          Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Kita memohon kepada Allah, agar kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa dan kejahatan. Dengan Doa ini, kita memohon Perlindungan dari Allah.

Saudara-saudari terkasih, belajar dari Doa Bapa Kami, maka marilah kita memohon kepada Tuhan: Apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan, sebab apa yang kita inginkan belum tentu berguna bagi diri kita dan keselamatan jiwa kita. Tuhan hanya akan mengabulkan doa kita, jika yang kita mohonkan adalah apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita inginkan. Dan dalam hal ini, Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan dalam kehidupan kita setiap hari, dan apa yang berguna bagi keselamatan jiwa kita.

Maka dari itu, belajarlah dari Doa Bapa Kami. Kelima permohonan dalam Doa Bapa Kami inilah yang sebenarnya sangat kita butuhkan dalam kehidupan kita setiap hari. Kita membutuhkan keselamatan dari Allah, maka kita memohon, agar kita dapat memuliakan nama Allah, menghadirkan Kerajaan-Nya, dan melakukan kehendak-Nya. Kita juga membutuhkan rezeki, pengampunan, dan perlindungan dari Tuhan, maka itu juga menjadi isi dari permohonan kita.  Marilah kita berdoa  seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada kita. Doa kita harus sejalan dengan semangat Doa Bapa kami, sebab itulah yang kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari.


Pastor Vinsensius, Pr.
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
bertugas di Paroki Katedral “Hati Kudus Yesus”, Sanggau



Sumber-sumber Bacaan:

Berthold Anton Pareira, O.Carm, Homili Tahun C: Masa Khusus dan Masa Biasa, Dioma, Malang 2003.


Martin Harun, OFM, Lukas: Injil Kaum Marjinal, Kanisius, Yogyakarta 2019. 








No comments:

Post a Comment