(Minggu Biasa XVII: 28 Juli 2019)
P. Vinsensius, Pr.
Kita
pasti pernah mendengar tentang hukum ekonomi, yang berkaitan dengan managemen
keuangan, yaitu prinsip dalam berbelanja: “Belilah apa yang kita butuhkan, dan
bukan apa yang kita inginkan.” Kalau kita menuruti keinginan kita, banyak
sekali yang kita inginkan, tetapi sebenarnya hanya sedikit yang kita butuhkan. Jika
kita hanya menuruti keinginan kita, maka kebutuhan kita tidak akan tercukupi,
dan bahkan terabaikan. Apa yang terpenting dan sangat kita butuhkan malah tidak
terpenuhi, jika kita hanya mengikuti keinginan kita saja. Maka, kita harus bisa
membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang hanya keinginan saja?
Demikian
pula halnya dalam berdoa. Ada orang yang mengeluh, “Doa saya tidak pernah
dikabulkan oleh Tuhan!” Pertanyaannya: “Apakah yang ia doakan itu adalah sungguh-sungguh
apa yang ia butuhkan? Atau hanya sekedar keinginannya saja, yang sebenarnya
tidak ia butuhkan?”
Melalui
Injil hari ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita apa yang seharusnya kita
doakan? Doa yang paling sempurna adalah doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus,
yaitu Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami menjadi contoh bagi setiap doa pribadi yang
kita panjatkan kepada Tuhan. Dalam Doa Bapa Kami terkandung 5 permohonan,
yaitu:
(1)
Dimuliakanlah nama-Mu
Ini merupakan
suatu permohonan yang sesuai dengan perintah Allah: “Jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat!” Maka, kita memohon
agar nama Tuhan selalu dimuliakan melalui perkataan-perkataan dan
perbuatan-perbuatan kita sehari-hari.
(2)
Datanglah Kerajaan-Mu
Kita memohon
agar Kerajaan Allah hadir di dalam kehidupan kita, yaitu kerajaan cinta kasih,
seperti yang diwartakan oleh Tuhan Yesus. Di mana ada cinta kasih, hadirlah
Tuhan.
Jika Kerajaan
Allah telah hadir dalam hidup kita, maka kita akan melakukan Kehendak Allah,
dan bukan kehendak kita sendiri. Kita bukan saja memohon “Jadilah kehendak-Mu”,
tetapi kita sendiri akan melakukan Kehendak Allah dalam kehidupan kita
sehari-hari.
(3)
Berilah kami rezeki pada hari ini
Rezeki di sini
memiliki arti yang luas, bukan saja yang bersifat jasmani tetapi juga rohani. Dan
bahkan jika kita mengucapkan Doa ini pada waktu Misa sebenarnya yang kita
mohonkan adalah rezeki surgawi, yang sebentar lagi akan kita terima, yaitu
Tubuh Kristus. Maka, dengan memohon rezeki, kita harus memohon bukan saja
hal-hal yang bersifat jasmani, tetapi juga rohani, yaitu: iman, harapan, dan
kasih, agar kita semakin dekat dengan Tuhan dan mengasihi sesama.
(4)
Ampunilah dosa kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami
Dengan permohonan
ini kita diajak untuk meneruskan rahmat pengampunan yang telah kita terima dari
Allah, yaitu dengan mengampuni sesama. Di satu sisi kita memohon ampun kepada
Tuhan, dan sekaligus kita memohon agar kita bisa mengampuni sesama, seperti Allah telah
mengampuni kita.
(5)
Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi
bebaskanlah kami dari yang jahat.
Kita memohon
kepada Allah, agar kita tidak jatuh ke dalam pencobaan, yang dapat
menjerumuskan kita ke dalam dosa dan kejahatan. Dengan Doa ini, kita memohon Perlindungan
dari Allah.
Saudara-saudari terkasih, belajar dari Doa Bapa
Kami, maka marilah kita memohon kepada Tuhan: Apa yang kita butuhkan, dan bukan
apa yang kita inginkan, sebab apa yang kita inginkan belum tentu berguna bagi
diri kita dan keselamatan jiwa kita. Tuhan hanya akan mengabulkan doa kita,
jika yang kita mohonkan adalah apa yang kita butuhkan, dan bukan apa yang kita
inginkan. Dan dalam hal ini, Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan dalam
kehidupan kita setiap hari, dan apa yang berguna bagi keselamatan jiwa kita.
Maka dari itu, belajarlah dari Doa Bapa Kami. Kelima
permohonan dalam Doa Bapa Kami inilah yang sebenarnya sangat kita butuhkan
dalam kehidupan kita setiap hari. Kita membutuhkan keselamatan dari Allah, maka
kita memohon, agar kita dapat memuliakan nama Allah, menghadirkan Kerajaan-Nya,
dan melakukan kehendak-Nya. Kita juga membutuhkan rezeki, pengampunan, dan
perlindungan dari Tuhan, maka itu juga menjadi isi dari permohonan kita. Marilah kita berdoa seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus kepada
kita. Doa kita harus sejalan dengan semangat Doa Bapa kami, sebab itulah yang
kita butuhkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pastor Vinsensius, Pr.
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
bertugas di Paroki Katedral “Hati Kudus Yesus”, Sanggau
Sumber-sumber Bacaan:
Berthold Anton Pareira, O.Carm, Homili Tahun C: Masa Khusus dan Masa Biasa, Dioma, Malang 2003.
Martin Harun, OFM, Lukas: Injil Kaum Marjinal, Kanisius, Yogyakarta 2019.
No comments:
Post a Comment