Friday 19 July 2019

MENDENGARKAN YESUS

(Hari Minggu Biasa XVI: 21 Juli 2019)


Pastor Vinsensius, Pr




Ketika ada tamu datang ke rumah kita sudah sewajarnya kita menerima tamu itu dengan ramah. Menghidangkan makanan dan minuman kepadanya, serta menemaninya berbicara. Ini menjadi hal yang biasa, dan terjadi di mana-mana. Tidak perlu dipermasalahkan lagi. Namun, pada kisah Injil hari ini. Terjadi hal yang biasa dan lumrah bisa juga menjadi masalah. Marta marah kepada Maria, saudarinya, karena Maria membiarkan dia melayani seorang diri, sedangkan Maria hanya enak-enak saja duduk mendengarkan Yesus berbicara. Pertanyaannya, apa maksud dari kisah Injil hari ini?

Dalam Injil tadi dikisahkan: kunjungan Yesus ke rumah Marta. Pada saat itu, Marta sibuk melayani tamu. Mungkin memasak air untuk membuat minuman, atau memasak makanan untuk mereka, atau pekerjaan rumah lainnya. Sedangkan, Maria, saudarinya, duduk di dekat kaki Yesus, dan mendengarkan pengajaran-Nya. Melihat hal itu, Marta menjadi marah. Marta bukan hanya marah kepada Maria yang tidak mau membantu dia, tetapi juga kepada Yesus, yang membiarkan Maria hanya duduk mendengarkan Yesus dan tidak mau membantu saudarinya yang sibuk bekerja. Maka, Marta meminta Yesus untuk menyuruh Maria membantu dia. Namun, apa yang terjadi? Yesus malah menegur Marta, karena ia terlalu sibuk dengan banyak perkara, pada hal hanya satu saja yang perlu. Yesus malah memuji Maria, karena ia telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari dia.

Kunjungan Yesus bukanlah kunjungan biasa, seperti kunjungan tamu-tamu lainnya. Kunjungan Yesus bukanlah kunjungan yang semata-mata bersifat manusiawi dan duniawi belaka. Kedatangan Yesus membawa warta surgawi, yaitu Keselamatan yang berasal dari Allah. Dengan dasar ini, kita bisa memahami kisah Maria dan Marta. Mengapa Yesus malah membela Maria, dan bukan Marta. Marta terlalu sibuk dengan urusan duniawi, sampai mengabaikan kehadiran Tuhan. Yesus sudah datang ke rumahnya, tetapi ia masih saja sibuk bekerja dan tidak mau duduk tenang untuk mendengarkan Yesus. Sedangkan, Maria, saudarinya itu telah memilih bagian yang terbaik, yaitu duduk di dekat kaki Yesus, agar ia dapat mendengarkan semua pengajaran yang diberikan oleh Yesus. Ia tidak mau disibukkan oleh urusan duniawi, sebab ia tidak mau kehilangan kesempatan istimewa untuk mendengarkan Yesus, yang membawa warta surgawi, yang sangat berguna bagi keselamatan jiwanya.

Injil hari ini mau menekankan aspek cinta kepada Tuhan. Minggu lalu kita telah diajarkan untuk mengasihi sesama seperti diri kita sendiri, melalui tokoh orang Samaria yang baik hati. Hari ini kita juga perlu memahami secara mendalam, bagaimana caranya agar kita bisa mengasihi Allah dengan segenap jiwa, raga, kekuatan, hati dan budi kita. Caranya adalah dengan duduk diam dan mendengarkan sabda Tuhan, serta berdoa kepada-Nya.

Dengan menekankan aspek hidup rohani, bukan berarti yang jasmani itu tidak penting dan tidak berguna. Namun, kita perlu memahami, bahwa segala sesuatu ada waktunya. Ada waktunya untuk bekerja dan melayani sesama, dan ada waktunya juga untuk duduk tenang mendengarkan sabda Tuhan dan berdoa kepada-Nya. Dalam Injil tadi, Maria telah memberikan teladan yang tepat bagaimana kita perlu mengatur sikap yang tepat di waktu yang tepat. Saatnya bekerja, ya bekerja! Saatnya melayani sesama, ya layanilah sesama! Saatnya berdoa, ya berdoalah! Segala sesuatu ada waktunya. Dan jika kita mengaturnya dengan baik dan tepat, maka semuanya akan indah pada waktunya.

 Marilah kita sediakan waktu kita untuk mencintai Tuhan dengan membaca, mendengarkan, dan merenungkan Sabda Tuhan, serta berdoa kepada-Nya. Kitab Suci dan Doa menjadi sarana bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Yesus. Hanya dengan mencintai Tuhan, maka kita bisa mencintai sesama dengan tepat, sesuai dengan ajaran Tuhan. Cinta kepada Tuhan memberikan kekuatan bagi kita untuk mencintai sesama seperti diri kita sendiri.

Pastor Vinsensius, Pr.
Imam Diosesan Sanggau
bertugas di Paroki Katedral “Hati Kudus Yesus”, Sanggau


Sumber-sumber Bacaan:
Berthold Anton Pareira, O.Carm, Homili Tahun C: Masa Khusus dan Masa Biasa, Dioma, Malang 2003.
Martin Harun, OFM, Lukas: Injil Kaum Marjinal, Kanisius, Yogyakarta 2019. 

No comments:

Post a Comment