Thursday 11 July 2019

PERBUATAN KASIH


(Hari Minggu Biasa XV)


Oleh: P. Vinsensius, Pr.





Saudara-saudari terkasih, Cinta Kasih itu adalah sesuatu yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan. Sebenarnya kita tahu apa saja yang termasuk dalam perbuatan kasih. Namun, seringkali kita menunda-nunda untuk melaksanakan perbuatan kasih tersebut.

Hal serupa juga dialami oleh seorang ahli Taurat yang datang untuk mencobai Yesus. Ia bertanya kepada Yesus, bagaimana caranya supaya ia dapat memperoleh hidup yang kekal? Ini merupakan pertanyaan yang sangat tinggi, karena berkaitan dengan keselamatan kekal dan kehidupan yang akan datang. Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Yesus tidak langsung menjawab. Namun Yesus berbalik bertanya kepadanya tentang inti dari perintah Hukum Taurat, sebab orang itu adalah seorang ahli Taurat. Dengan sangat baik, ia menjawab bahwa, kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Maka, Yesus langsung memberikan penegasan dan perutusan: “Lakukanlah demikian, maka engkau akan hidup!” Yesus meminta orang itu, supaya ia tidak hanya tahu menyebut hukum cinta kasih saja, tetapi juga harus bisa melakukannya dalam kehidupan yang nyata.

Tetapi, rupanya jawaban Yesus ini belum juga memuaskan hati ahli Taurat ini. Ia kembali bertanya kepada Yesus, “Siapakah sesamaku manusia?” Bagi orang Israel, sesama manusia itu hanya mencakup orang-orang yang sebangsa dengan mereka, sedangkan orang lain yang bukan orang Israel itu tidak termasuk sesama. Lingkup yang terbatas inilah yang ingin dibongkar oleh Yesus dengan perumpamaan tentang seorang Samaria yang baik hati.

Dengan perumpamaan ini, Tuhan Yesus ingin menegaskan bahwa sesama manusia itu adalah semua orang yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa memandang suku, agama, ras, dan bangsa. Semua orang adalah sesamaku manusia. Orang Samaria dalam perumpamaan tadi telah menunjukkan perbuatan kasih yang nyata, dengan menolong orang yang terluka, karena menjadi korban perampokan. Ia menolong orang itu, dan membawanya ke penginapan, serta membayar seluruh biaya pengobatannya. Memang cinta kasih itu butuh pengorbanan. Dan sesungguhnya itulah cinta kasih yang nyata, jika terwujud dalam perbuatan.

Di akhir percakapan, Yesus bertanya kembali kepada ahli Taurat itu, dari perumpamaan tadi siapakah sesamaku manusia? Ahli Taurat itu menjawab, orang yang menunjukkan belas kasihan kepadanya. Untuk kedua kalinya, Yesus memberikan penegasan dan perutusan: “Pergilah dan perbuatlah demikian!

Saudara-saudari terkasih, kita semua juga diutus oleh Yesus untuk menjadi pelaksana cinta kasih. Hukum yang paling utama dan pertama dalam agama kita adalah Hukum Cinta Kasih. Maka, marilah kita mewujudnyatakan cinta kasih itu dalam perbuatan kita sehari-hari kepada semua orang yang kita jumpai, tanpa memandang apa latarbelakang suku, agama, ras, bahasa, dan bangsa mereka. Semua orang adalah sesama bagi kita. Kita harus mengasihi mereka, seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Oleh karena itu, lakukanlah perbuatan kasih, maka kita akan memperoleh hidup yang kekal, yang telah disediakan Tuhan bagi kita semua yang percaya kepada-Nya.

No comments:

Post a Comment