Friday 22 November 2019

YESUS RAJA PENGAMPUNAN


Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam:
(24 November 2019)

Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.




Saudara-saudari, sering kali orang mengatakan, “Bagaimana seseorang bisa menyelamatkan orang lain, jika ia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri?” Dengan pernyataan ini seolah-olah ingin dikatakan, bahwa seseorang hanya bisa menyelamatkan orang lain, jika ia sendiri selamat. Benarkah pernyataan ini? Sejauh mana kebenarannya? Keselamatan dalam hal apa dulu yang dimaksud? Banyak persoalan yang muncul dari pernyataan ini. Hal yang serupa juga dialami oleh Yesus. Ia menyelamatkan manusia dengan cara yang tragis, yaitu disalibkan. Hal ini tidak masuk akal bagi orang-orang Yahudi. “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.” (1Kor. 1:18)

Injil pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini menampilkan kepada kita Yesus, Raja yang tersalib. Ia Raja yang diejek, diolok-olok, dihina, disiksa, dan dibunuh. Mengapa demikian? Karena sesuai dengan sabda Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." (Yoh. 18:36). Lalu kerajaan seperti apa yang diwartakan oleh Yesus?

Kerajaan Yesus adalah Kerajaan Surga yang hadir di dunia. Di dalam Kerajaan Allah ini, nilai cinta kasih menjadi hukum yang utama dan pertama. Dari cinta kasih mengalirlah hukum-hukum dan nilai-nilai lainnya yang selaras dengan ajaran Yesus. Salah satunya adalah pengampunan. Yesus adalah Raja Pengampunan. Ia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan. Penghinaan dan kekejian dibalasnya dengan pengampunan. Di atas kayu Salib Yesus berdoa bagi orang-orang yang telah menyalibkan Dia, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).

Di atas kayu salib Yesus juga mengampuni dosa penjahat yang disalibkan bersama Dia. Penjahat itu menyadari segala dosanya, dan mengakui kebaikan Yesus, bahwa Yesus tidak berbuat salah sama sekali. Dan dengan tulus penjahat itu memohon kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Luk 23:42). Sejak saat itu orang tersebut bukan lagi penjahat, tetapi ia sudah menjadi orang kudus di tengah para kudus, sebab Yesus mengampuni dosanya dengan bersabda: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Luk 23:43).

Saudara-saudari terkasih, ada dua sikap yang dapat menjadi pegangan kita dalam mengimani Yesus sebagai Raja Pengampunan. Pertama, kita harus menjadi seperti Yesus yang mau mengampuni orang lain yang berbuat jahat kepada-Nya. Maka, kita juga harus mau mengampuni sesama kita yang bersalah kepada kita. Janganlah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi dengan kebaikan, seperti yang dilakukan oleh Yesus.

Kedua, kita harus mengikuti teladan dari penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus, bukan mengikuti kejahatannya, tetapi meneladani pertobatannya dan kepercayaannya yang total kepada Yesus. Berkat pertobatan dan kepercayaannya kepada Yesus Raja Pengampunan, maka ia memperoleh rahmat pengampunan dosa dan keselamatan yang abadi.

Maka, menjelang Masa Adven ini, marilah kita menyadari segala dosa dan kesalahan kita, dan memohon ampun kepada Tuhan, agar kita juga boleh mengalami keselamatan yang berasal dari Tuhan. Dan marilah kita juga mengampuni sesama yang pernah berbuat salah kepada kita. Pertobatan dan pengampunan menjadi jalan bagi kita untuk memasuki Kerajaan Yesus. Dengan diampuni dan mengampuni kita akan mengalami kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini, dan secara penuh kelak di dalam Kerajaan Surga.  



No comments:

Post a Comment