Saturday 26 September 2020

PERTOBATAN SEJATI

 Hari Minggu Biasa XXVI: 

27 September 2020



Saudara-saudari terkasih, seringkali kita menganggap orang yang berdosa itu selama tetap berada dalam dosa, seolah-olah tidak ada harapan lagi bagi dia untuk bertobat dan menjadi yang lebih baik. Kita cenderung mencap orang lain: ‘sekali berbuat salah, selamanya ia tetap bersalah!’ Pemikiran seperti ini tidak sesuai dengan Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini. Bacaan-bacaan suci pada hari ini mengajak kita semua untuk merenungkan tentang pertobatan yang sejati.

 

Dalam Bacaan Pertama, Allah bersabda kepada Yehezkiel, bahwa Allah bertindak dengan tepat, yaitu menghukum orang yang berbuat jahat dan menyelamatkan orang yang berbuat baik. Ganjaran ini bukan berdasarkan pandangan orang, tetapi menurut apa yang ia lakukan selama hidupnya. Jika orang yang terkenal baik, tetapi ternyata dia melakukan kejahatan dan meninggalkan kebaikannya, maka ia akan menerima hukuman karena kejahatannya itu. Sebaliknya, jika orang yang terkenal berdosa dan jahat, tetapi ternyata ia sungguh-sungguh bertobat dan melakukan segala sesuatu yang baik, maka ia akan diselamatkan oleh Allah. Maka, pertobatan menjadi jalan untuk menuju kepada keselamatan kekal.

 

Pertobatan yang sejati juga telah dijelaskan oleh Yesus dalam Bacaan Injil tadi. Dengan menggunakan perumpamaan tentang dua bersaudara, yang disuruh oleh ayahnya supaya pergi bekerja ke kebun anggurnya. Anak yang pertama memang mengiyakan perintah ayahnya, tapi ia tidak pergi ke kebun anggur ayahnya. Malah anak kedua yang awalnya mengatakan ‘tidak’, akhirnya menyesal dan pergi ke kebun anggur ayahnya. Penyesalan menjadi syarat utama untuk mencapai pertobatan yang sejati. Tanpa penyesalan yang sungguh dan mendalam, kita tidak dapat bertobat.

 

Saudara-saudari terkasih, pertobatan sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena dengan bertobat kita akan mengalami keselamatan, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Marilah kita mewujudkan pertobatan dalam hidup kita, dengan meninggalkan perbuatan kita yang jahat, yang penuh dengan dosa, dan tidak berkenan di hati Allah, dan melakukan perbuatan yang baik, benar, dan berkenan kepada Tuhan. Pertobatan artinya perubahan hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan ke arah yang lebih baik dan sesuai dengan perintah Tuhan.

 

Pertobatan bukanlah sesuatu yang mustahil untuk kita lakukan. Asalkan kita memiliki niat yang kuat untuk bertobat dan sungguh-sungguh menyesali segala perbuatan dosa kita dan memohon ampun kepada Tuhan, maka dengan pertolongan Allah kita dapat bertobat dan memperoleh keselamatan yang berasal dari Allah, sebab di dalam Kristus ada belaskasihan yang melimpah, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua tadi.


Karena belas kasih-Nya, maka Tuhan memanggil kita untuk bertobat, agar kita tidak binasa dan mengalami kematian yang kekal, melainkan memperoleh keselamatan dan kehidupan yang kekal. Maka, jangan sia-siakan belas kasih Allah ini, selagi masih ada waktu dan kesempatan hidup, marilah kita bertobat dan kembali kepada Allah, dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita akan memperoleh keselamatan dalam Kerajaan Surga.

 

R.D. Vinsensius

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment