Hari Minggu Biasa XXVI:
27 September 2020
Saudara-saudari
terkasih, seringkali kita menganggap orang yang berdosa itu selama tetap berada
dalam dosa, seolah-olah tidak ada harapan lagi bagi dia untuk bertobat dan
menjadi yang lebih baik. Kita cenderung mencap orang lain: ‘sekali berbuat
salah, selamanya ia tetap bersalah!’ Pemikiran seperti ini tidak sesuai dengan
Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini. Bacaan-bacaan suci pada hari ini
mengajak kita semua untuk merenungkan tentang pertobatan yang sejati.
Dalam Bacaan Pertama, Allah
bersabda kepada Yehezkiel, bahwa Allah bertindak dengan tepat, yaitu menghukum
orang yang berbuat jahat dan menyelamatkan orang yang berbuat baik. Ganjaran ini
bukan berdasarkan pandangan orang, tetapi menurut apa yang ia lakukan selama
hidupnya. Jika orang yang terkenal baik, tetapi ternyata dia melakukan
kejahatan dan meninggalkan kebaikannya, maka ia akan menerima hukuman karena
kejahatannya itu. Sebaliknya, jika orang yang terkenal berdosa dan jahat,
tetapi ternyata ia sungguh-sungguh bertobat dan melakukan segala sesuatu yang
baik, maka ia akan diselamatkan oleh Allah. Maka, pertobatan menjadi jalan untuk
menuju kepada keselamatan kekal.
Pertobatan yang sejati juga telah dijelaskan oleh Yesus dalam Bacaan Injil tadi. Dengan menggunakan
perumpamaan tentang dua bersaudara, yang disuruh oleh ayahnya supaya pergi
bekerja ke kebun anggurnya. Anak yang pertama memang mengiyakan perintah
ayahnya, tapi ia tidak pergi ke kebun anggur ayahnya. Malah anak kedua yang
awalnya mengatakan ‘tidak’, akhirnya menyesal dan pergi ke kebun anggur
ayahnya. Penyesalan menjadi syarat utama untuk mencapai pertobatan yang sejati.
Tanpa penyesalan yang sungguh dan mendalam, kita tidak dapat bertobat.
Saudara-saudari
terkasih, pertobatan sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena
dengan bertobat kita akan mengalami keselamatan, baik di dunia ini maupun di
akhirat nanti. Marilah kita mewujudkan pertobatan dalam hidup kita, dengan meninggalkan
perbuatan kita yang jahat, yang penuh dengan dosa, dan tidak berkenan di hati
Allah, dan melakukan perbuatan yang baik, benar, dan berkenan kepada Tuhan. Pertobatan
artinya perubahan hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan ke arah yang lebih
baik dan sesuai dengan perintah Tuhan.
Pertobatan bukanlah sesuatu yang mustahil untuk kita lakukan. Asalkan kita
memiliki niat yang kuat untuk bertobat dan sungguh-sungguh menyesali segala
perbuatan dosa kita dan memohon ampun kepada Tuhan, maka dengan pertolongan
Allah kita dapat bertobat dan memperoleh keselamatan yang berasal dari Allah,
sebab di dalam Kristus ada belaskasihan yang melimpah, sebagaimana yang
dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Bacaan
Kedua tadi.
Karena belas kasih-Nya, maka Tuhan memanggil kita untuk bertobat, agar
kita tidak binasa dan mengalami kematian yang kekal, melainkan memperoleh
keselamatan dan kehidupan yang kekal. Maka, jangan sia-siakan belas kasih Allah
ini, selagi masih ada waktu dan kesempatan hidup, marilah kita bertobat dan
kembali kepada Allah, dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita akan memperoleh keselamatan
dalam Kerajaan Surga.
R.D. Vinsensius
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
No comments:
Post a Comment