Saturday 12 December 2020

TUGAS SEORANG NABI

 

(Hari Minggu Adven III: 

13 Desember 2020)



Saudara-saudari terkasih, berkat rahmat baptisan kita semua mengambil bagian dalam imamat Kristus, dalam perutusan-Nya sebagai nabi dan raja (KGK. 1268). Maka, dengan dibaptis kita diutus untuk menjadi seorang nabi, yaitu utusan Allah, yang mewartakan Kabar Gembira kepada sesama. 


Bacaan-bacaan Suci pada hari ini berbicara tentang tugas seorang nabi. Dalam Bacaan Pertama, Nabi Yesaya bersaksi tentang dirinya sebagai nabi Tuhan, bahwa Roh Tuhan ada padanya, sebab Tuhan telah mengurapinya menjadi seorang nabi. Pangggilan itu mengandung tugas perutusan untuk mewartakan Kabar Baik kepada orang-orang yang sengsara. Tugas ini memang berat, tetapi Yesaya menjalankannya dengan penuh sukacita di dalam Tuhan, sebab ia percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai dia dalam tugas kenabiannya. Tuhan sendiri yang akan bertindak melalui dirinya untuk menumbuhkan kebenaran dan keselamatan di dunia. 


Begitu juga dengan Yohanes Pembaptis, yang kita dengarkan dalam Bacaan Injil tadi. Ia diutus oleh Allah untuk menjadi seorang nabi. Sebagai nabi, Yohanes bersaksi tentang Tuhan Yesus, Sang Cahaya Dunia. Maka, ketika ditanya oleh orang-orang Yahudi: “Apakah kamu adalah Mesias yang dinantikan itu?” Yohanes dengan jujur mengatakan, bahwa dia bukan Mesias! tetapi dia hanya suara yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun, orang-orang Yahudi itu belum mengerti tentang tugas kenabian Yohanes dan mempertanyakan pembaptisan yang dilakukannya: ‘Jika kamu bukan Mesias mengapa berani-beraninya membaptis orang?’ Yohanes menjawab dengan enteng saja: ‘Aku hanya membaptis dengan air, tetapi di tengah-tengahmu akan datang Dia yang tidak kamu kenal, yang akan datang sesudah aku.’ Dialah Yesus, Sang Mesias yang dijanjikan oleh Allah, dan yang telah diwartakan oleh para nabi selama beribu-ribu abad sebelum kelahiran Yesus. 


Tugas kenabian itu tidak berhenti sampai pada zaman Yesus saja. Tetapi, terus berlanjut hingga saat ini. Dalam Bacaan Kedua kita mendengarkan kesaksian dari Rasul Paulus, yang dipanggil sesudah kebangkitan Yesus. Ia  mewartakan kepada kita, agar kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan cara hidup yang baik, dan menjauhi segala macam kejahatan. 


Saudara-saudari terkasih, bagaimana dengan diri kita? Selama Masa Adven ini kita semua dipanggil dan diutus untuk menjalankan tugas kenabian yang telah kita terima saat pembaptisan. Secara khusus kita diutus untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, yang secara istimewa akan kita rayakan pada Hari Raya Natal nanti. Apa yang perlu kita persiapkan? Ada banyak hal yang perlu kita persiapkan, baik di gereja maupun di rumah. Namun di atas segalanya, PERSIAPAN HATI menjadi hal yang paling utama, agar Perayaan Natal bukan sekedar pesta pora dan kesenangan duniawi belaka, tetapi sungguh-sungguh menjadi Karya Keselamatan Allah dalam kehidupan kita, dalam keluarga dan masyarakat kita. 


Selama masa pandemi ini, di mana kita tidak boleh berkumpul dalam jumlah yang besar, apalagi berpesta pora dan tidak menjaga jarak, menjadi saat yang baik bagi kita untuk mempersiapkan Natal dalam arti yang sesungguhnya, sebab kelahiran Yesus bukan dalam suasana sorak-sorai dan gegap gempita dunia, tetapi dalam kegelapan dan kesunyian di kandang yang hina. Semoga dalam keadaan yang serba terbatas ini kita bisa berfokus pada PERSIAPAN HATI, agar kita layak menyambut kelahiran Yesus di hati kita masing-masing. Ada banyak cara untuk mempersiapkan hati, tetapi yang paling utama adalah menerima SAKRAMEN TOBAT atau PENGAKUAN DOSA. Dengan demikian kita akan menjadi seperti yang dikatakan oleh Pemazmur, “Orang yang bersih tangannya dan suci hatinya, yang akan menerima berkat dari Tuhan...” (Mzm. 24:4a,5a), dan berjumpa dengan Sang Juru Selamat.  



R.D. VINSENSIUS

Imam Diosesan Sanggau










No comments:

Post a Comment