(Hari Minggu Prapaskah I:
1 Maret 2020)
Saudara-saudari terkasih, zaman sekarang ini banyak
sekali modus penipuan dalam berbagai bentuk dan cara. Di TV kita bisa melihat
banyak orang yang menjadi pelaku dan korban penipuan. Dan bahkan kita sendiri
pasti pernah mengalami sendiri bagaimana modus penipuan yang marak terjadi
melalui media sosial saat ini. Penipuan mengakibatkan kerugian bagi yang
menjadi korbannya, dan dosa bagi yang menjadi pelakunya. Penipuan menjadi alat
setan di zaman sekarang ini, karena sejak awal mula penciptaan setan sudah
menipu manusia agar jatuh dalam dosa.
Dalam Bacaan Pertama ular menggoda Adam dan Hawa untuk makan buah
pengetahuan tentang yang baik dan jahat, yang dilarang oleh Allah untuk
dimakan. Namun dengan berbagai cara ular menggoda mereka supaya mereka
melanggar perintah Tuhan dan jatuh dalam dosa. Modusnya adalah supaya manusia
menjadi seperti Allah. Godaan kepada kesombongan, dan ambisi untuk berkuasa
(kekuasaan), karena ciptaan ingin menjadi sama dengan Pencipta. Karena mengikuti
kehendak setan, dan melanggar perintah Tuhan, maka manusia pertama jatuh ke
dalam dosa! Mereka menjadi malu bertemu dengan Allah, karena relasi mereka dengan
Allah sudah rusak dan dirusakkan oleh ketidaktaatan kepada Allah.
Upah dosa adalah maut! Demikianlah yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam
Bacaan Kedua, bahwa karena satu orang yang berbuat dosa, maka semua terkena
imbasnya. Dosa itu menjadi semacam “virus” yang dapat menjangkit semua orang,
karena manusia pertama yang dekat dengan Allah saja sudah melanggar perintah
Allah. Namun, di tengah situasi yang mengenaskan, tetap ada harapan. Sama seperti
dosa datang karena satu orang (Adam), maka keselamatan juga datang karena satu
orang (Yesus). Karena ketidak-taatan Adam, kita jatuh dalam dosa. Namun karena
ketaatan Yesus, kita diselamatkan.
Ketaatan Yesus kepada kehendak Bapa tampak nyata dalam Bacaan Injil tadi.
Ketika dicobai oleh iblis, Yesus tetap taat kepada Bapa-Nya. Ia tidak mengikuti
dan menerima tawaran yang diberikan oleh iblis dengan segala modusnya. Ada tiga
hal yang diuji oleh Iblis kepada Yesus, yaitu: Pertama, kenikmatan jasmani (karena
ia sedang berpuasa, maka Iblis menggoda Yesus untuk mengubah batu menjadi
roti); kedua, kepercayaan kepada Allah (iblis menguji kepercayaan Yesus kepada
Bapa-Nya dengan menyuruh Yesus membuktikan kebenaran firman Tuhan); dan ketiga, kemegahan duniawi (modusnya agar Yesus menyembah iblis!). Menghadapi
berbagai godaan ini Yesus tetap taat kepada Bapa-Nya. Ia menolak semua
godaan-godaan iblis dan tipu muslihatnya. Yesus menekankan tiga hal: Pertama, pentingnya Sabda Allah; kedua,
Jangan mencobai Allah, dan ketiga, hanya Allah saja yang boleh disembah!
Dalam kehidupan ini kita juga tidak luput dari godaan-godaan setan dan
tipu muslihatnya. Kita sering terlena dengan kenikmatan jasmani (apalagi di
saat berpantang dan berpuasa). Kita sering kurang percaya kepada Allah,
sehingga mencari bantuan kepada roh-roh yang lain! Kita sering terlena oleh
kemegahan dunia (di zaman now ini segala kecanggihan teknologi, yang membuat
kita lupa berdoa dan sibuk dengan HP). Maka, saat ini adalah saat-saat berahmat
untuk memperbaiki diri, dan bertobat. Mari selama Masa Prapaskah ini, kita
mengekang segala hawa nafsu dan keinginan jasmani kita dengan berpantang dan
berpuasa, dengan lebih rajin berdoa dan membaca Sabda Allah, sehingga iman kita
semakin kuat, dan tahan bila diuji oleh setan.
RD.
VINSENSIUS
Imam
Diosesan Keuskupan Sanggau
No comments:
Post a Comment