(Malam Natal: 24
Desember 2018)
Oleh: Pastor
Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Setiap tahun kita merayakan Natal. Natal identik
dengan kemeriahan, pesta pora, hiasan-hiasan dan asesoris, serta lagu-lagu yang
bernuansa Natal. Semua itu memang perlu, tetapi jangan sampai kita kehilangan
semangat Natal yang sesungguhnya. Semangat Natal yang sesungguhnya dapat kita
temukan di dalam Injil yang barusan kita dengarkan tadi. Injil pada malam Natal
ini bercerita tentang kisah seputar Kelahiran Yesus, baik itu kisah sebelum
maupun segera sesudah kelahiran Yesus.
Hari ini telah lahir Sang Juru selamat |
Warta
tentang kelahiran ini pertama-tama diwartakan bukan kepada orang-orang yang
pandai, dan berpangkat, tetapi kepada orang-orang yang sederhana, yaitu: para
gembala. Seorang Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada para gembala dan
membawa kabar gembira kepada mereka, bahwa “Hari ini telah lahir seorang
Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”. Supaya para gembala ini bisa
mengenali Yesus, Malaikat ini pun memberikan tandanya kepada mereka, yaitu
seorang Bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan.
PROFETIS
Tema
Natal kita pada tahun 2018 ini adalah “Yesus Kristus Hikmat Kita” (1 Kor.
1:24.30). Kita semua diajak untuk merenungkan, bahwa Yesus Kristus adalah
Hikmat dari Allah, yang berbeda dengan hikmat dunia. Hikmat Allah telah hadir
di dunia, yaitu dalam diri Yesus Kristus. Yesus Kristuslah Hikmat Allah bagi
manusia. Sejak kelahiran-Nya Yesus telah mewartakan tentang Hikmat Allah
melalui kesederhaan-Nya. Ia rela lahir di kandang hina. Pewartaan tentang
kelahiran-Nya pun dinyatakan kepada orang-orang yang sederhana, seperti para
gembala. Kesederhanaan Allah sungguh bertentangan dengan gegap gempita dan
segala kemewahan duniawi, yang menjadi hikmat dunia. Dunia menawarkan segala
kenikmatan dan kemegahannya. Tetapi sesungguhnya, semuanya itu tidak berarti
apa-apa di hadapan Allah. Allah tidak mau hadir di dalam segala kemewahan
duniawi itu. Ia hanya mau hadir di dalam kesederhanaan dan kemiskinan, yang Ia
tampakkan melalui sebuah kandang yang hina, dan melalui pewartaan kelahiran-Nya
kepada para gembala yang miskin.
Penjelmaan
Allah menjadi manusia bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia,
yang telah jatuh akibat perbuatan dosa manusia. Allah rela menjadi miskin, agar
kita menjadi kaya menurut hikmat Allah, dan bukan menurut hikmat dunia. Maka,
kita yang mengimani Kristus dan menjadi pengikut Kristus, juga harus menjadikan
Yesus Kristus sebagai Hikmat bagi kita. Caranya adalah dengan menjunjung tinggi
hak-hak asasi manusia, terutama mereka yang miskin, kecil, tersingkir, dan
menderita. Yesus hadir dalam diri mereka, dan Yesus mengetuk hati kita untuk
memberikan perhatian kepada mereka melalui bantuan-bantuan yang dapat kita
berikan, baik secara moril, maupun materil. Itulah cara yang dapat kita lakukan
dalam mewartakan Kabar Gembira kelahiran Yesus pada zaman sekarang. Sebagaimana
dahulu Kabar Gembira Kristus ini telah
diwartakan oleh Malaikat Tuhan kepada para gembala yang sederhana, demikian
pula sekarang kita harus mewartakannya juga kepada orang-orang sederhana,
melalui tindakan dan perbuatan kita yang nyata kepada sesama.
Maka,
marilah kita merayakan Natal ini dengan kegembiraan yang berasal dari Allah dan
bukan dari manusia. Semoga dengan perayaan Natal ini, kita semakin mengandalkan
Yesus dalam kehidupan kita, dan menjadikan Dia hikmat bagi kita, baik dalam
berpikir, berkata, maupun bertindak. Yesus adalah ukuran segala-galanya bagi
kita. Dialah Hikmat yang sempurna dari Allah bagi manusia. Semoga kita semakin
mencintai Yesus dan setia kepada-Nya sampai akhir hayat kita. Marilah kita
hening sejenak untuk merenungkan Sabda Tuhan.