Hari Minggu
Adven IV:
22 Desember 2019
Oleh: Pastor
Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari terkasih, Injil yang kita dengarkan
hari ini memberikan pendasaran bagi perayaan Natal yang akan kita rayakan nanti
pada tanggal 25 Desember. Secara liturgi Minggu Adven IV ini merupakan masa
persiapan yang paling dekat pada hari raya kelahiran Tuhan. Secara kalender
masehi juga sudah tinggal 2 hari lagi kita akan merayakan Hari Raya Natal. Suasana
Natal sudah terasa, dengan dekorasi-dekorasi, lagu-lagu Natal, latihan-latihan
koor, dan persiapan-persiapan lainnya dalam rangka memeriahkan Natal.
Hari Raya Natal memang perayaan yang agung dan mulia,
maka kita harus mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya, entah itu yang sifatnya
fisik maupun rohani. Sabda Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk merenungkan
secara lebih mendalam dasar dari perayaan Natal. Mengapa kita harus merayakan
Natal? Apa yang terjadi pada waktu Natal? Dan apa peristiwa-peristiwa yang
melatarbelakanginya?
Pada hari raya Natal nanti kita akan merayakan Hari
Kelahiran Tuhan kita, Yesus Kristus. Kelahiran Yesus ini telah diramalkan berabad-abad
sebelum kelahiran Yesus. Seperti yang kita dengarkan dalam Bacaan I, Nabi Yesaya
telah bernubuat bahwa: “Seorang wanita muda akan mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamai Dia, “Immanuel”, yang artinya Tuhan
beserta kita.
Nubuat Yesaya ini tergenapi dalam diri Yesus, yang
dilahirkan oleh Perawan Maria. Kisah sebelum kelahiran Yesus ini sudah kita
dengarkan dalam Bacaan Injil tadi, bahwa Maria yang telah menerima kabar
gembira dari Malaikat Gabriel, kini telah mengandung dari Roh Kudus. Awalnya Yusuf
tidak memahami karya Allah ini, yang terjadi di dalam diri Maria, maka ia ingin
menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, tidak ada seorang pun yang bisa
menghalangi rencana Allah. Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Yusuf di
dalam mimpi, dan memberikan perintah, agar ia mengambil Maria sebagai
isterinya, karena anak yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus. Dan bahkan nama
Yesus sudah disebut sebelum Ia dilahirkan dan tujuan dari kelahiran-Nya pun
sudah disebutkan, bahwa Ia akan menyelamatkan manusia dari segala dosa. Berkat pewartaan
dari Malaikat ini, Yusuf pun akhirnya taat kepada perintah dan rencana karya
keselamatan Allah. Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya.
Ketaatan kepada rencana dan kehendak Allah seperti
Yusuf inilah yang harus kita teladani. Walaupun secara akal manusia, kita tidak
memahami rencana Allah dalam hidup kita, tetapi jika kita percaya sepenuhnya
kepada Allah, dan mau taat kepada semua perintah-Nya, maka kita akan mengalami
karya keselamatan Allah dalam hidup kita. Jika kita taat kepada perintah Tuhan,
maka Perayaan Natal akan menjadi lebih bermakna bagi hidup kita. Kita bukan
sekedar mengenang kembali karya Keselamatan Allah yang terjadi di masa lampau,
tetapi mengalami sendiri karya keselamatan itu di dalam kehidupan kita
sehari-hari.
“Selamat menyongsong Hari Raya Natal.
Fajar Sudah
Mulai Menyingsing…”
No comments:
Post a Comment