Friday 6 November 2020

PELITA YANG TETAP BERNYALA

 

(Hari Minggu Biasa XXXII: 8 November 2020)



Saudara-saudari terkasih, kebijaksanaan sangat penting dalam hidup kita. Bahkan Negara kita pun dibangun di atas dasar kebijaksanaan, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan... (sila ke ke-4 dari Pancasila). Dalam Bacaan Pertama, penulis Kitab Kebijaksanaan mengatakan bahwa kebijaksanaan itu selalu bersinar dan tidak dapat layu. Artinya kebijaksanaan itu bersifat kekal, dan tetap menjadi hal yang utama dalam kehidupan kita, dari dahulu, sekarang, sampai akhir zaman. Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang sulit ditemukan, dan bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diraih, sebab kebijaksanaan itu selalu menampakkan dirinya di sekitar kita. Tinggal kita lagi apakah mau belajar untuk menjadi bijaksana atau tidak? 


Contoh dari kebijaksanaan diberikan oleh Yesus dalam Bacaan Injil, melalui perumpamaan tentang 5 gadis bijaksana dan 5 gadis yang bodoh. Untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga kita harus seperti 5 gadis yang bijaksana, yang selain membawa pelita, juga membawa minyak dalam botol, agar pelitanya tetap bernyala dalam menantikan kedatangan mempelai laki-laki. Kebijaksanan di sini tampak dalam sikap antisipasi dan berjaga-jaga yang harus kita lakukan dalam menantikan  kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya ke dunia pada akhir zaman. Kita tidak boleh terlena seperti kelima gadis yang bodoh, yang hanya membawa pelita saja tetapi tidak ada cadangan minyak sama sekali, sehingga pada saat Mempelai laki-laki datang mereka tidak dapat menyambutnya karena masih sibuk membeli minyak. 

Demikian pula dengan situasi kita pada zaman ini, banyak kesibukan duniawi yang membuat kita lupa dengan Tuhan. Kita cenderung bersikap seperti 5 gadis yang bodoh, yang terlena dalam menantikan kedatangan mempelai laki-laki, yang tak kunjung datang. Sementara mereka tidak menyediakan minyak untuk pelita mereka, yang sangat diperlukan untuk menyambut sang mempelai laki-laki, yang akan datang pada malam hari. Kepada kita masing-masing telah diberikan pelita, yaitu IMAN kepada KRISTUS, tetapi kita tidak mengisi iman kita dengan doa-doa, dan perbuatan-perbuatan baik kepada sesama. Kita sibuk dengan dunia kita sendiri. Kita tenggelam dalam rutinitas dan pekerjaan kita, demi kesuksesan duniawi, dan harta kekayaan yang fana ini. Maka, Injil hari ini menjadi teguran bagi kita semua, agar kita memiliki kebijaksanaan: selalu INGAT untuk mengisi “pelita” kita, agar “pelita kita tetap bernyala”. Itulah sikap berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Tuhan Yesus, sebab kita tidak tahu kapan saat dan harinya Yesus akan datang kembali ke dunia ini untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati. 


Saudara-saudari terkasih, marilah kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini pada akhir zaman. Persiapan ini harus dilakukan setiap hari, dengan tekun berdoa, rajin beribadah di Gereja, dan melakukan kebaikan-kebaikan bagi sesama. Dengan demikian, sebenarnya kita juga mempersiapkan diri kita untuk memasuki kehidupan yang baru di surga, jika perjalanan hidup kita di dunia ini sudah berakhir. Seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua, bahwa kematian tidak boleh membuat kita berdukacita seperti orang yang tidak mempunyai harapan, sebab kita percaya akan kebangkitan. Yesus yang telah bangkit juga akan membangkitkan orang-orang yang percaya kepada-Nya untuk menikmati kehidupan abadi di surga. 


Maka, marilah kita pergunakan waktu dan kesempatan hidup ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sia-siakan kesempatan hidup yang hanya 1x saja, sebab jika kita salah jalan, jatuh dalam lembah dosa, dan tidak mau bertobat, maka penyesalan di akhirat tidak ada gunanya. Pertobatan selama kita masih hidup di dunia ini menjadi jalan untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga. Berjaga-jagalah selalu di dalam doa dan perbuatan kasih, agar kelak kita diterima dalam kehidupan kekal di surga. 



RD. Vinsensius

Imam Diosesan Keuskupan Sanggau

No comments:

Post a Comment