Friday 11 January 2019

MISTERI PEMBAPTISAN TUHAN


 (Pesta Pembaptisan Tuhan: 13 Januari 2019)
[Bacaan Injil: Luk. 3:15-16.21-22]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.


Saudara-saudari terkasih, hari ini telah berada di penghujung Masa Natal. Kita telah merayakan Hari Raya Natal 2 minggu yang lalu, dan hari ini adalah penutupan masa Natal itu. Besok kita sudah memasuki Masa Biasa I. Masa Natal ini ditutup dengan Pesta Pembaptisan Tuhan. Pertanyaannya: Apa makna dari Pesta Pembaptisan Tuhan ini, sehingga diletakkan di akhir masa Natal dan di awal masa Biasa?

Engkaulah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan

Ada dua makna dari Perayaan Pesta Pembaptisan Tuhan ini bagi kita. Pertama, Pesta ini masih merupakan kelanjutan dari Misteri Natal yang telah kita rayakan. Pada peristiwa Kelahiran Yesus, kita bisa melihat, bahwa Allah telah merendahkan diri-Nya dengan menjadi manusia, agar Ia dapat menyelamatkan manusia. Peristiwa Natal merupakan peristiwa Perjumpaan Allah dengan manusia. Allah berkenan untuk berjumpa dengan manusia secara langsung, tanpa perantara lagi. Inilah Misteri Natal yang kita rayakan. Dan untuk dapat berjumpa dengan manusia, Allah merendahkan diri-Nya menjadi manusia. Sang Pencipta rela menjadi ciptaan, agar Ia dapat menyelamatkan semua ciptaan-Nya.

Hal serupa dapat kita temukan lagi dalam peristiwa pembaptisan Yesus. Sekali lagi Tuhan merendahkan diri-Nya dengan menerima pembaptisan Yohanes. Padahal pembaptisan Yohanes itu tujuannya adalah untuk pertobatan dan pengampunan dosa, sedangkan Yesus sama sekali tidak berdosa. Terus apa maknanya Yesus menerima pembaptisan dari Yohanes? Sebenarnya, melalui peristiwa pembaptisan ini, Yesus yang tidak berdosa mau solider dengan orang-orang yang berdosa, dengan menerima pembaptisan yang sama. Yesus mau memberikan teladan bukan saja ucapan, bahwa pentingnya pertobatan demi pengampunan dosa.

Maka, kita semua yang telah merayakan Natal harus juga berubah menjadi manusia yang baru. Kita semua yang sudah dibaptis harus senantiasa menghidupi dan mengamalkan janji baptis yang telah melekat di dalam diri kita. Dengan merayakan Natal, Hari Raya Kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, kita juga harus mengalami kelahiran baru menjadi anak-anak Allah. Tanpa perubahan hidup yang lebih baik, maka Perayaan Natal sama sekali tidak bermakna dan sia-sia bagi kita. Maka, sama seperti gembala yang telah berubah menjadi manusia baru setelah mereka berjumpa dengan Yesus, kita pun harus menjadi manusia baru, karena kita telah merayakan Peristiwa Perjumpaan Allah dan manusia dalam perayaan Natal ini.

Perubahan hidup dapat terjadi jika kita mau merendahkan diri kita di hadapan Tuhan. Sikap rendah hati harus selalu ada di dalam diri kita. Tidak ada yang dapat kita banggakan di hadapan Tuhan, sebab semua yang ada pada diri kita itu berasal dari Tuhan. Semuanya adalah anugerah dari Tuhan. Maka, dengan sikap rendah hati kita juga harus mengakui bahwa kita membutuhkan pertolongan Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, dan jika tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya orang yang rendah hati yang bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan. Marilah kita buang jauh-jauh kesombongan diri kita yang tidak berguna itu. Orang yang sombong selalu menganggap dirinya mampu melakukan segala-galanya tanpa Tuhan. Ia merasa lebih berkuasa daripada Tuhan, dan tidak membutuhkan Tuhan. Kesombongan seperti inilah yang akan membawa manusia kepada kematian yang kekal di neraka! Oleh karena itu,   marilah kita senantiasa merendahkan diri di hadapan Tuhan, seperti Yesus sendiri yang telah merendahkan diri-Nya demi menyelamatkan manusia. Dengan sikap rendah hati, kita bisa memperoleh rahmat keselamatan yang berasal dari Allah.

Kedua, Pesta Pembaptisan Tuhan menjadi awal dari Masa Biasa. Kisah pembaptisan Yesus juga menjadi awal dari perjalanan hidup dan karyanya di hadapan orang banyak. Perjalanan hidup, segala ajaran dan karya Yesus inilah yang akan kita renungkan selama Masa Biasa. Memang selama masa Biasa tidak ada lagi perayaan besar seperti perayaan Natal di masa ini. Namun, semangat baru yang telah kita dapatkan selama masa Natal harus senantiasa kita hidupi selama masa biasa ini. Masa Natal yang kita rayakan tidak akan bermakna bagi diri kita jika kita tidak pernah merayakan Masa Biasa, sebab selama Masa Biasa inilah kita bisa mengikuti jejak perjalanan hidup Yesus setelah kelahiran-Nya. Segala ajaran dan perbuatan Yesus dapat kita dengarkan selama Masa Biasa. Maka, sayang sekali jika kita masih menganut aliran Napas (Natal Paskah), sebab kita tidak akan pernah mengenal Yesus secara utuh dan lengkap. Orang-orang yang menganut aliran Napas hanya mengenal Yesus saat kelahiran dan kebangkitan-Nya saja, sedangkan bagaimana kisah Yesus selama hidup-Nya, dan apa saja ajaran-Nya tidak akan pernah mereka ketahui secara lengkap.

Maka, marilah kita memasuki masa biasa dengan semangat yang luar biasa. Mari kita ikuti jejak Yesus setiap hari, dengan rajin merenungkan sabda Tuhan dan merayakan Ekaristi, sebab dari sabda Tuhan kita memperoleh pedoman bagi hidup kita sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus, dan dari Sakramen Mahakudus kita memperoleh kekuatan bagi jiwa kita, sehingga kita dapat melaksanakan ajaran Tuhan dalam  kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, kita bisa menjadi anak-anak Allah yang terkasih, seperti Tuhan Yesus sendiri, sehingga Allah berkenan kepada kita.