(Hari Minggu Biasa III: 27
Januari 2019)
[Bacaan I: Neh. 8:3-5a,
6-7, 9-11; Bacaan Injil: Luk. 1:1-4, 4:14-21]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari
terkasih, penghormatan yang tinggi terhadap Hukum Taurat
tampak dalam diri orang-orang Yahudi dalam bacaan pertama tadi. Ketika imam
Ezra membacakan Kitab Taurat itu, semua orang mendengarkannya dengan penuh
perhatian. Sebagai bentuk penghormatan yang tinggi terhadap Hukum Taurat,
mereka berdiri saat imam membacakan Kitab tersebut. Dan bahkan mereka sampai
menangis saat Hukum Taurat tersebut dibacakan. Namun, imam Ezra menegur mereka
supaya jangan berduka dan menangis, melainkan harus bersukacita dan bergembira,
sebab Hukum Taurat itu adalah anugerah dari Tuhan bagi mereka. Mereka harus
menjadikannya pedoman hidup dan bukan sebagai beban hidup!
Apa yang tertulis di dalam Hukum Taurat tergenapi
ketika Yesus hadir di dunia. Melalui pengajaran-Nya di hadapan semua orang di
dalam rumah ibadat, Yesus ingin menyatakan misi perutusan-Nya di dunia, yaitu
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, pembebasan kepada
orang-orang tawanan, penglihatan kepada orang-orang buta, dan memberitakan
bahwa tahun rahmat Tuhan telah datang. Kabar gembira yang tertulis di dalam
Kitab Nabi Yesaya ini digenapi oleh Yesus melalui karya keselamatan yang Ia
kerjakan di dunia ini.
Saudara-saudari
terkasih, kita sudah sering mendengarkan dan membaca Kitab
Suci. Namun, pertanyaannya: seberapakah hormat kita terhadap Sabda Tuhan yang
dibacakan ini? Apakah kita fokus ketika mendengarkan Sabda Tuhan? Ataukah kita
malah sibuk dengan diri kita sendiri, entah dengan melamun atau berbicara
dengan teman? Bacaan-bacaan suci pada hari ini menjadi teguran bagi kita untuk
lebih menghormati Hukum Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci.
Penghormatan yang tinggi harus kita berikan kepada
Sabda Tuhan yang menjadi pedoman bagi hidup kita. Sabda Tuhan itulah yang
menjadi Hukum bagi kita, karena di dalamnya termuat aturan-aturan hidup, segala
perintah-perintah dan larangan-larangan dari Tuhan. Bagaimana kita bisa
menggenapi dan melaksanakan Hukum ini jika kita tidak pernah menghormati Hukum
ini? Penghormatan terhadap Hukum Tuhan dapat kita berikan dengan memberikan
perhatian yang penuh, saat Sabda Tuhan dibacakan sewaktu ibadat dan misa. Hanya
dengan cara ini kita bisa mengetahui Hukum Tuhan, yang harus kita taati dan
laksanakan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebagaimana Yesus menggenapi apa yang tertulis di
dalam Kitab Suci, kita semua pun dipanggil untuk menggenapi dan melaksanakan
apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Kita bisa menggenapi Sabda Tuhan, jika
kita mau menerima Sabda ini dengan penuh iman, dengan mengamini Sabda Tuhan,
dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Sabda Tuhan inilah yang
menjadi Hukum bagi kita, karena di dalamnya termuat berbagai aturan hidup dan
pedoman hidup, agar kita tidak tersesat dan jatuh ke dalam dosa. Maka, pilihan
kita hanya dua: Apakah kita mau menaati Hukum atau mau dihukum? Jika kita mau
menaati Hukum Tuhan, maka Hukum itu akan menjadi pedoman hidup dan bukan beban
hidup, sehingga hidup kita akan menjadi lebih baik dan bermakna. Tetapi jika
kita lebih memilih untuk dihukum dengan tidak mau taat kepada Hukum Tuhan, maka
Hukum itu akan berubah menjadi hukuman bagi diri kita. Kita akan tetap hidup di
bawah hukuman dan dosa, yang pastinya akan membuat jiwa kita tersiksa dan
menderita selamanya.
Marilah kita mohon bantuan rahmat Allah, agar kita
senantiasa menghormati Hukum Tuhan yang membebaskan kita dari segala belenggu
dosa dan hukuman, dan semoga semakin hari kita semakin taat kepada Hukum Tuhan
dan melaksanakannya di dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita bisa
memperoleh rahmat keselamatan yang berasal dari Allah.