(Hari Minggu Biasa XXIII: 8 Agustus 2019)
Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari terkasih, menjadi murid Yesus tidak cukup hanya dibaptis
saja, tetapi kita juga perlu memenuhi syarat-syarat yang diberikan oleh Yesus
agar dapat menjadi murid-Nya. Ada empat syarat yang diberikan Yesus, yaitu:
Pertama,
Mencintai Yesus di atas segala-galanya. Cinta ini harus total dan tidak dapat
dikalahkan oleh apapun dan siapapun, bahkan keluarga sendiri. Makanya, Yesus
menggunakan kata “membenci”, bukan berarti kita harus membenci keluarga kita,
tetapi supaya kita mencintai Yesus di atas segala-galanya. Ketika kita
mencintai Yesus secara total, maka ada resiko terjadinya pertentangan, baik
dengan orang lain maupun keluarga. Maka, di situlah dituntut suatu pilihan dari
diri kita: memilih Yesus atau yang lain? Mencintai Yesus atau yang lain? Kita
hanya diberikan satu pilihan berhadapan dengan cinta kepada Yesus, karena kita
tidak bisa mencintai Yesus sekaligus mencintai apa yang bertentangan dengan
ajaran Yesus!
Kedua,
Memanggul salib. Menjadi murid Yesus berarti harus siap menderita seperti Yesus.
Seorang murid Yesus harus siap “memanggul salib kehidupannya” setiap hari. Jika
ia tidak mau menderita demi Yesus, maka ia tidak layak menjadi murid Yesus. Penderitaan
menjadi bagian dalam karya keselamatan Allah, karena tanpa penderitaan dan
kematian, tidak ada kebangkitan. Tanpa penderitaan tidak ada keselamatan.
Ketiga,
Mengikuti Yesus. Syarat ini sudah jelas! Bagaimana kita mau menjadi murid
Yesus, kalau kita tidak mengikuti Yesus? Mengikuti Yesus berarti kita mau mentaati
dan menuruti semua perintah dan ajaran Yesus. Seorang murid Yesus harus
melakukan kehendak Allah, dan bukan kehendaknya sendiri.
Keempat,
Melepaskan diri dari segala miliknya. Syarat yang terakhir ini tidak kalah
beratnya. Seorang murid Yesus dituntut untuk melepaskan diri dari segala
miliknya. Jika ia masih terikat dengan segala miliknya, maka ia tidak dapat
menjadi murid Yesus. Keterikatan akan hal-hal duniawi membuat seseorang selalu
tidak punya waktu buat Tuhan, karena sibuk dengan pekerjaannya dan hanya
mengejar harta duniawi belaka, tanpa memikirkan keselamatan jiwanya.
Saudara-saudari terkasih, keempat syarat memang berat. Menjadi murid Yesus
memang bukan sesuatu yang gampang. Yesus mengibaratkannya seperti seorang yang
mau membangun menara yang tinggi dan seperti pasukan yang mau berperang,
sehingga ia harus mempertimbangkan dulu matang-matang, apakah ia mampu
menyelesaikan menara itu atau apakah ia bisa menang dalam perang tersebut? Demikian pula dengan menjadi murid Yesus, kita
perlu mempertimbangkan secara matang, apakah kita sungguh-sungguh ingin menjadi
murid Yesus? Apakah kita ingin tetap menjadi murid Yesus? Atau kita lebih baik
memilih mundur dan meninggalkan Yesus, karena tuntutan Yesus yang begitu berat
ini? Semua keputusan ada di tangan kita, karena Yesus tidak pernah memaksa
manusia untuk menjadi murid-Nya, tetapi Yesus memberikan kebebasan kepada
manusia untuk dapat mengikuti-Nya dan mencintai-Nya secara total, dengan hati
yang tulus dan ikhlas.
Marilah kita
mohon rahmat kebijaksanaan kepada Allah, agar kita dapat memilih apa yang benar
dan berkenan kepada Allah, seperti Salomo. Kita harus sadar bahwa kita adalah
makhluk yang fana dan hina. Kita tidak mampu memahami apa yang ada di bumi ini,
apalagi segala sesuatu yang ada di surga. Namun, jika Allah mengutus Roh
Kudus-Nya, maka kita akan diberikan kebijaksanaan yang menyelamatkan. Dengan bantuan
rahmat Allah dan bimbingan Roh Kudus inilah kita bisa menjadi murid-murid Yesus
yang sejati.
Pastor Vinsensius, Pr.
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
Berkarya di Paroki
Katedral “Hati Kudus Yesus” Sanggau
No comments:
Post a Comment