Hari Minggu Biasa XXIX:
Hari Minggu Misi Sedunia Ke-93
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari terkasih, ada satu ungkapan yang menarik dari Paus Fransiskus
dalam Pesannya untuk Hari Minggu Misi Sedunia yang ke-93 ini, yaitu: “Saya
adalah sebuah misi, anda adalah sebuah misi, setiap pria dan wanita yang telah
dibaptis adalah sebuah misi.” Misi artinya kita berani keluar dari diri kita
sendiri, dan dari kenyamanan diri kita, untuk memberikan diri kepada sesama
lewat pelayanan kita, yang didasari oleh kasih Allah.
Sesuai
dengan tema Minggu Misi Sedunia tahun ini, yaitu “Dibaptis dan Diutus”, maka
Paus Fransiskus mengajak kita semua untuk merenungkan tentang makna pembaptisan
dan perutusan kita sebagai murid-murid Kristus. Kehidupan ilahi telah dianugerahkan
kepada kita melalui pembaptisan. Pembaptisan memberi kita kelahiran kembali
dalam gambar dan rupa Allah, dan menjadikan kita anggota Gereja. Dalam hal ini,
pembaptisan benar-benar diperlukan untuk KESELAMATAN. Melalui Pembaptisan,
Allah memenuhi janji-Nya untuk menjadikan setiap orang: putra dan putri-Nya di
dalam Kristus. Maka, dalam pembaptisan kita menerima asal mula dari semua
kebapaan dan keibuan yang sejati. Misi kita berakar pada kebapaan Allah dan
keibuan Gereja. Artinya, tugas Perutusan itu melekat di dalam Pembaptisan. Kita
semua yang telah dibaptis, bukan saja sekedar dibaptis, tetapi juga diutus
untuk menjadi pewarta kasih Allah kepada sesama. Dan isi dari pewartaan itu
ialah ajaran Kristus dan Gereja-Nya.
Saudara-saudari terkasih, pertanyaan yang patut kita renungkan pada hari
ini: “Apakah yang dapat kita lakukan dalam menjalankan misi ini, dalam
melaksanakan tugas perutusan kita sebagai orang yang sudah dibaptis?” Ada tiga
hal yang dapat kita lakukan, yaitu: Pertama,
kita perlu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Misi yang sejati harus berakar kuat
di dalam doa. Tanpa doa, pelayanan yang kita berikan hanya akan menjadi sekedar
pekerjaan sosial yang tidak memberikan buah rohani di dalam kehidupan bersama. Maka,
kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu, seperti yang Tuhan Yesus kehendaki
dalam Bacaan Injil tadi.
Kita
harus berdoa seperti Musa, yang berdoa memohon kemenangan bagi bala tentara Israel
yang berperang melawan bangsa Amalek. Musa telah membuktikan kuasa dari doa
itu. Ketika ia mengangkat tangannya, bangsa Israel menjadi kuat, tetapi ketika
ia menurunkan tangannya bangsa Israel menjadi lemah.
Maka,
sesuai dengan pesan Yesus dan teladan Musa, kita harus bertekun dalam doa. Kita
berdoa bukan saja untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi juga untuk
kepentingan Gereja secara universal. Kita berdoa, semoga misi Gereja Kristus di
dunia ini dapat semakin berkembang, sehingga semakin banyak orang yang dapat
mengalami Keselamatan yang berasal dari Tuhan.
Kedua, kita harus berpegang kuat kepada ajaran Tuhan yang
tertulis di dalam Kitab Suci, sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasul Paulus
dalam suratnya kepada Timotius, bahwa Kitab Suci itu bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, dan untuk mendidik
orang dalam kebenaran. Misi Gereja berakar di dalam Doa dan Sabda Allah. Maka,
selain berdoa kita juga harus tekun membaca dan merenungkan Sabda Tuhan yang
tertulis di dalam Kitab Suci.
Ketiga, buah dari Doa dan Pembacaan Sabda Allah adalah
karya kasih kepada sesama. Maka dari itu, kita juga harus mendukung karya misi
Gereja dengan memberikan DERMA. Kolekte yang kita kumpulkan pada hari minggu ini
akan diserahkan langsung ke Roma, guna mendukung karya misi Gereja di seluruh
dunia. Persembahan yang kita berikan ini akan sangat berguna bagi misi Gereja-gereja
Katolik yang ada di seluruh penjuru dunia, terutama negara-negara yang
terpencil dan masih membutuhkan uluran tangan kita dalam menjalankan karya
pelayanannya.
Marilah
kita senantiasa menghidupkan semangat misi dalam diri kita, melalui Doa, Sabda,
dan Derma, agar kita dapat sungguh-sungguh menghayati identitas kita sebagai
murid-murid Kristus, yang dibaptis dan diutus untuk mewartakan kabar gembira Keselamatan
Allah kepada semua orang.
No comments:
Post a Comment