Friday 11 October 2019

MENJADI ORANG YANG TAHU BERTERIMA KASIH


Hari Minggu Biasa XXVIII: 
(13 Oktober 2019)


P. Vinsensius, Pr.





Ada dua kata yang sulit dan sering lupa kita ucapkan, yaitu: “Maaf dan Terima kasih”. Kita sulit mengucapkan maaf, mungkin karena kita merasa diri selalu benar dan tidak menyadari segala kesalahan yang telah diperbuat. Demikian pula kita sulit mengucapkan terima kasih, seolah-olah kita pantas menerima semua kebaikan dari orang lain dan dari Tuhan, tanpa harus mengucapkan terima kasih kepada mereka. Sikap inilah yang dicela oleh Tuhan Yesus, dan terjadi pada 9 orang kusta yang sudah disembuhkan oleh Yesus.

Injil hari ini menampilkan kepada kita kisah penyembuhan atas kesepuluh orang kusta. Mereka memohon belaskasih dari Yesus, agar Yesus mau menyembuhkan mereka. Memang Yesus tidak mengatakan iya atau tidak, tetapi Yesus langsung memberikan perintah supaya mereka memperlihatkan dirinya kepada imam, sebab dalam konteks orang Yahudi hanya imam yang berhak menyatakan: apakah seorang itu telah sembuh dari kusta atau belum, sehingga mereka dapat diterima kembali ke dalam jemaat Yahudi. Namun, sebelum mereka sampai kepada imam, ketika masih dalam perjalanan, secara ajaib mereka menjadi sembuh dari kustanya.

Kesepuluh orang kusta yang memohon kepada Yesus semuanya mengalami kesembuhan, tetapi anehnya hanya satu orang saja yang kembali kepada Yesus untuk bersyukur kepada Allah atas kesembuhannya dan berlutut di hadapan Yesus. Yesus menjadi heran dan kecewa terhadap 9 orang kusta yang telah disembuhkannya itu, karena mereka tidak tahu berterima kasih. Mereka hanya bisa meminta, tetapi tidak tahu berterima kasih. Sedangkan orang Samaria yang tahu berterima kasih ini dipuji oleh Yesus. Yesus mengutusnya dan memberikan kepadanya anugerah keselamatan. Karena imannya, ia tidak hanya mendapatkan kesembuhan tetapi juga keselamatan yang berasal dari Tuhan.

Dalam hidup sehari-hari kita juga sering bersikap seperti 9 orang kusta yang tidak tahu berterima kasih. Kita hanya bisa meminta sesuatu dari Tuhan atau orang lain, tetapi kita tidak tahu berterima kasih. Sikap ini sungguh tidak berkenan kepada Tuhan! Tuhan ingin supaya kita menjadi orang yang tahu berterima kasih. Terima kasih itu harus kita wujudkan dalam perkataan dan juga perbuatan kepada Tuhan dan sesama. Melalui perkataan, kita harus membiasakan diri mengucapkan “terima kasih” kepada setiap orang yang telah memberikan bantuan kepada kita, apapun bentuknya, baik moril maupun materiil. Tetapi itu saja tidak cukup! Kita juga harus mewujudkan terima kasih itu di dalam setiap perbuatan, sikap dan tindakan kita sehari-hari dalam relasi kita dengan sesama. Misalnya, dengan membantu sesama kita yang membutuhkan bantuan kita.

Terima kasih juga harus kita sampaikan kepada Tuhan di dalam doa. Kita harus datang dan berlutut di hadapan Tuhan untuk menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan. Maka, tidak cukup jika dalam doa kita hanya memohon ini dan itu kepada Tuhan, tetapi lupa berterima kasih kepada-Nya! Kita harus menyampaikan terima kasih kita kepada Tuhan, walaupun sebenarnya ucapan syukur kita sama sekali tidak akan menambah kemuliaan Tuhan, tetapi sangat berguna bagi keselamatan kita. (Lih. Prefasi Umum IV). Maka, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan di dalam doa dan karya. Di dalam doa kita harus menyampaikan terima kasih kepada Tuhan, dan di dalam karya kita harus mewujudkan terima kasih itu melalui perbuatan baik kepada sesama. Dengan demikian, kita akan memperoleh rahmat keselamatan yang berasal dari Tuhan.


P. Vinsensius, Pr.
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
berkarya di Paroki Katedral "Hati Kudus Yesus" Sanggau





No comments:

Post a Comment