Thursday 3 October 2019

TAMBAHKANLAH IMAN KAMI


Hari Minggu Biasa XXVII: 
(6 Oktober 2019)

Oleh: P. Vinsensius, Pr.





Seorang murid Yesus harus memiliki sikap seorang hamba. Tuhan Yesus mengumpamakannya seperti seorang hamba yang pulang bekerja dari ladang, ia masih harus melayani tuannya dengan menyediakan makanan bagi tuannya. Sampai tuannya selesai makan baru ia boleh makan. Ia melakukan semuanya itu tanpa mengharapkan pujian atau terima kasih, malah ia menganggap dirinya hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna dan ia hanya melakukan apa yang seharusnya ia lakukan. Betapa rendah hatinya sikap hamba ini. Ia telah melakukan yang terbaik, tetapi ia tidak mau memegahkan diri dan menyombongkan dirinya, melainkan tetap bersikap rendah hati.

Sikap yang rendah hati seperti ini hanya bisa dimiliki oleh seorang murid jika mereka memiliki iman. Maka, para murid meminta kepada Yesus, “Tambahkanlah iman kami!” Yesus tidak langsung mengabulkan permohonan mereka, tetapi Ia mau menjelaskan kepada para murid, supaya mereka tahu apa yang mereka minta, yaitu: apa gunanya memiliki iman? Yesus mengatakan bahwa iman walaupun hanya sebesar biji sesawi bisa memindahkan pohon ara ke laut. Artinya, dengan iman kita bisa melakukan sesuatu yang tidak mungkin, yang mustahil di hadapan manusia, tetapi sesungguhnya bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Termasuk memiliki sikap yang rendah hati seperti seorang hamba tadi, menuntut iman dari para murid.


Bagaimana caranya supaya kita memiliki iman yang kuat? Pertama-tama, kita perlu berdoa seperti para murid Yesus: “Tuhan, tambahkanlah iman kami.” Iman adalah karunia dari Tuhan. Kita tidak bisa memiliki iman, jika Tuhan tidak menganugerahkannya kepada kita. Maka dari itu, kita harus rajin berdoa dan memohon rahmat iman dari Tuhan.

Kedua, kita harus tetap percaya kepada Tuhan walaupun di tengah tantangan, cobaan, dan penderitaan. Kita mungkin sering kali mengeluh seperti Nabi Habakuk, karena banyaknya penindasan dan kejahatan di sekeliling kita, yang membuat kita menderita. Namun, tetaplah percaya kepada sabda Tuhan, yang disampaikan-Nya kepada Habakuk: “Sungguh, orang yang sombong tidak lurus hatinya, tetapi orang benar akan hidup berkat imannya.” Meskipun banyak kejahatan yang terjadi di sekitar kita, jangan sampai kita ikut-ikutan di dalamnya, tetapi kita harus memberikan kesaksian akan hidup yang benar. Dengan demikian kita akan tetap hidup dalam perlindungan Tuhan.

Ketiga, kita harus tetap memegang ajaran yang sehat dan melakukannya di dalam iman dan kasih kepada Yesus, seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Timotius. Dunia saat ini menawarkan kepada kita berbagai macam ideologi dan ajaran yang menyesatkan! Maka, kita harus tetap berpegang pada ajaran Yesus sebagai yang pertama dan utama dalam hidup kita, dan melaksanakannya dalam kehidupan yang nyata. Dengan demikian, iman kita akan tetap kuat dan teguh.

Marilah kita senantiasa berdoa dan berusaha, agar iman kita tetap kuat. Tanpa doa dan usaha kita tidak akan memiliki iman sama sekali. Tetapi dengan doa dan usaha, maka kita akan memiliki iman yang sejati, yang mengakar kuat di dalam hati dan berbuah dalam tindakan nyata, yaitu perbuatan baik kepada sesama.







No comments:

Post a Comment