Wednesday 3 October 2018

KESETIAAN SUAMI DAN ISTRI


 (Minggu Biasa XXVII: 7 Okotober 2018)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

PENGANTAR

Perkawinan Katolik adalah perjanjian antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membangun suatu kebersamaan sampai seumur hidup. Janji bukan sekedar ucapan, kata-kata, tetapi juga menjadi komitmen yang harus dijaga bersama, dan yang harus menjadi nyata dalam perbuatan sehari-hari. Perjanjian juga menandakan adanya suatu ikatan antara dua orang yang mengucapkan janji tersebut. 



Antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Inilah salah satu ciri khas dari perkawinan Katolik, yaitu perkawinan antara satu orang laki-laki dan satu orang perempuan (monogamy). Dengan ciri khas ini, suami dan istri mampu mempertahankan kesatuan hati yang tak terbagi, dan kesetiaan yang bertahan sampai seumur hidup.

Untuk membangun suatu kebersamaan. Salah satu tujuan orang menikah ialah supaya bisa selalu bersama. Hidup bersama dalam satu rumah, selalu dapat bertemu, dan bersama-sama menanggung suka dan duka. Maka, kebersamaan ini yang harus selalu dijaga, jangan sampai kebersamaan ini hilang dan memudar.

Sampai seumur hidup. Ini juga menjadi salah satu ciri khas dari perkawinan Katolik, yaitu perkawinan yang tak terceraikan oleh siapa pun dan alasan apapun, kecuali oleh kematian. Artinya, suami-istri harus mempertahankan keutuhan perkawinan sampai seumur hidup.

TEOLOGI

Injil tadi mengisahkan tanya jawab antara orang Farisi dengan Yesus tentang perkawinan. Mereka hendak mencobai Yesus dengan bertanya: “Boleh tidak orang menceraikan istrinya dengan alasan apapun?” Yesus tidak langsung menjawab tidak atau boleh, tetapi Yesus balik bertanya kepada mereka dengan mengacu pada perintah Musa. Yesus bertanya kepada mereka, “Apa perintah Musa kepadamu?” Lalu mereka menjawab, bahwa Musa memberikan izin untuk perceraian dengan membuat surat  cerai. Akhirnya, Yesus mengatakan, bahwa karena ketegaran hati mereka-lah Musa menuliskan perintah ini. Namun, sesungguhnya sejak awal mula penciptaan tidak-lah demikian. Yesus mengajak mereka untuk kembali kepada awal mula Allah menciptakan manusia. Sejak awal mula Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. Dan mereka yang memilih untuk menikah, mereka akan bersatu menjadi satu daging, sehingga mereka bukan lagi dua melainkan satu. Oleh karena itu, apa yang dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia!

PROFETIS

Melalui Sakramen Perkawinan, suami dan istri bukan lagi dua, melainkan satu. Artinya, Allah telah mempersatukan suami dan istri dalam satu ikatan janji, yaitu janji perkawinan yang tak terceraikan. Namun, ada banyak tantangan dalam hidup berkeluarga yang membuat suami dan istri akhirnya cerai dan berpisah. Salah satunya ialah ketegaran hati. Orang yang bertegar hati adalah orang yang “keras hatinya”, orang yang egois, yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri dan bukan kepentingan keluarga, suami atau istri dan anak-anak. Ketegaran hati atau hati yang keras menjadi sumber dari perpecahan dalam keluarga, dan perceraian dalam hidup perkawinan.

Kesetiaan suami dan istri menjadi pondasi dalam kehidupan perkawinan dan keluarga Katolik. Suami dan istri harus setia seumur hidup, baik dalam suka maupun duka, di waktu senang maupun susah, di saat beruntung maupun di saat malang. Kesetiaan ini harus ada di segala kondisi dan situasi hidup.

Maka, agar dapat setia sampai seumur hidup sebagai suami dan istri, janganlah bertegar hati! Singkirkanlah sifat egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Jangan-lah berkeras hati, dan hanya menganggap diri sendiri yang benar, dan orang lain selalu salah. Jika bapak dan ibu sudah bisa menyingkirkan sifat-sifat yang buruk ini, maka ada harapan untuk membangun keluarga yang harmonis, rukun dan damai, penuh cinta kasih, serta bertahan sampai seumur hidup.

Dan jangan lupa mengandalkan Tuhan dalam kehidupan berkeluarga. Jadikanlah Tuhan sebagai kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah, baik dalam keluarga, maupun dalam masyarakat. Datanglah selalu kepada Tuhan Yesus dalam doa dan ibadat. Dan mohonlah kepada Tuhan, rahmat kesetiaan dalam kehidupan perkawinan dan berkeluarga. Marilah kita hening sejenak untuk berdoa bagi keluarga kita masing-masing, agar senantiasa dilindungi Tuhan dan dijauhi dari berbagai masalah.


No comments:

Post a Comment