Wednesday 10 October 2018

MENJADI MURID YESUS

 (Minggu Biasa XXVIII: 14 Okotober 2018)
[Bacaan Injil: Mrk 10:17-30]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

PENGANTAR

Bapak, ibu, saudara-saudari, apabila kita bertanya kepada teman atau tetangga kita, “Kok hari Minggu kemarin ndak Misa?” Pasti macam-macam alasannya. Ada yang mengatakan, lagi sakit. Ada yang lagi sibuk. Dan ada juga yang mengatakan “tidak sempat”. Ada banyak penghalang bagi orang-orang untuk datang ke Gereja, untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus! Jika hal ini terus menerus dipelihara, dan selama hidup selalu mengatakan tidak sempat untuk ke gereja, maka sebenarnya dia bukanlah murid Yesus yang sejati! Dia masih menjadi hamba uang, hamba dari harta benda duniawi yang mengikat dirinya, sehingga ia tidak bisa datang kepada Yesus, yang menghalanginya untuk dapat mengikuti Yesus. Hal yang sama juga terjadi dengan orang kaya dalam Bacaan Injil yang barusan kita dengarkan tadi.

TEOLOGI

Injil hari ini mengisahkan tentang percakapan Yesus dengan seorang yang kaya. Orang ini bertanya kepada Yesus, bagaimana caranya supaya dia bisa memperoleh hidup yang kekal. Hidup yang kekal ini adalah hidup selamanya. Dan pastinya bukan hidup di dunia ini, sebab kehidupan di dunia ini sifatnya hanya sementara saja, dan akan berakhir pada kematian. Orang yang kaya ini ingin hidup selamanya, sebab ia tidak mau kehilangan harta benda yang sudah ia nikmati selama ini. Ia ingin terus menikmatinya sampai pada hidup yang kekal.

Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan orang kaya ini, tetapi melontarkan terlebih dahulu pertanyaan kepadanya, mengenai apa yang sudah ia perbuat selama ini menurut Hukum Taurat. Orang ini menjawab bahwa semuanya itu telah ia lakukan sejak masa mudanya. Tetapi, bagi Yesus masih ada satu lagi yang kurang, yang belum dilakukan oleh orang kaya itu, yaitu dia belum mengikuti Yesus. Dia belum menjadi murid Yesus. Bagaimana caranya supaya bisa menjadi murid Yesus? Ia harus menjual harta miliknya, dan memberikannya kepada orang miskin, lalu datang untuk mengikuti Yesus. Bagi orang kaya ini, tuntutan Yesus sangat berat. Ia tidak mampu melepaskan harta miliknya, apalagi memberikannya kepada orang lain. Maka, ia pun pergi dengan rasa kecewa dan sedih.

Pengalaman orang kaya ini menjadi bahan pengajaran Yesus kepada para murid-Nya. Yesus mengatakan bahwa sungguh sulit sekali untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta yang besar masuk ke dalam lubang jarum, daripada orang yang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Maksud Yesus ialah orang kaya yang tidak bisa melepaskan kekayaannya ini untuk mengikuti Yesus. Maka, para muridnya menjadi gempar, mereka bertanya kepada Yesus: siapa yang bisa selamat? Yesus tidak langsung mengatakan siapa orangnya, tetapi Yesus mengajak mereka untuk merenungkan Misteri Kebaikan Allah, bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Yang mustahil bagi manusia, tidaklah mustahil bagi Allah. Demikian pula mengenai keselamatan ini, apa yang di mata manusia tidak mungkin bisa selamat, tetapi tidak demikian di hadapan Allah, sebab Allah selalu memandang manusia dengan penuh kasih, seperti Yesus memandang orang yang kaya ini, dan menaruh kasih kepadanya.

PROFETIS

Kita sudah menjadi murid Yesus melalui pembaptisan, tetapi menjadi murid Yesus tidak cukup hanya dibaptis saja. Yesus menuntut kepada kita hal yang sama seperti yang Ia minta dari orang kaya dalam Bacaan Injil tadi. Tuhan Yesus meminta kita untuk mengikuti Dia. “Ikutilah Aku!” demikianlah Sabda Yesus kepada kita semua. Caranya ialah dengan melepaskan segala keterikatan kita kepada harta dunaiwi, yang dapat menjadi penghalang bagi kita untuk dapat mengikuti Yesus.

Memang selagi masih hidup di dunia kita masih membutuhkan harta duniawi. Namun, kita tidak perlu terikat dengan harta duniawi, sehingga lupa dengan Tuhan. Jangan sampai harta duniawi yang mengatur hidup kita, sehingga tidak ada lagi waktu bagi Tuhan dalam hidup kita. Sebagai manusia yang berakal budi, seharusnya kita-lah yang mengatur harta duniawi itu! Supaya harta duniawi itu tidak menjadi penghalang bagi kita untuk dapat mengikuti Yesus, dan menjadi murid-Nya yang sejati.

Tuhan Yesus bersabda kepada orang kaya dalam Injil tadi, dan juga kepada kita, “Juallah apa yang kau miliki!” Artinya, bukan saja harta benda yang bisa menjadi penghalang bagi kita untuk menjadi murid Yesus, tetapi juga “apa saja” yang kita miliki. Entah itu, kesenangan kita, hobby kita, kesibukan kita, sifat-sifat kita yang buruk, dan apa saja yang menghalangi kita untuk datang dan bersembah sujud di hadapan Yesus. Itu semua harus kita singkirkan terlebih dahulu, supaya kita bisa mengikuti Yesus. Jika semua itu masih kita genggam dan pelihara, maka mustahil-lah kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Menjadi murid Yesus juga harus solider dengan sesama yang miskin dan menderita. Apa yang kita miliki, jangan hanya kita nikmati sendiri, tetapi juga harus kita bagikan dengan sesama kita. Itulah caranya supaya kita bisa mengikuti Yesus dan menjadi murid Yesus yang sejati.

Marilah kita mohon rahmat Allah, agar Ia juga memandang kita dengan penuh kasih, dan membantu kita agar kita dapat melepaskan diri dari keterikatan kita akan harta duniawi ini, yang menghalangi kita untuk dapat mengikuti Yesus. Mari, kita singkirkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk dapat menjadi murid Yesus yang sejati. 

No comments:

Post a Comment