Saturday 13 April 2019

MERENUNGKAN KISAH SENGSARA YESUS


Oleh: Pastor Vinsensius, Pr. 
(Hari Minggu Palma, 14 April 20919)

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, kita akan merenungkan Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Lukas. Kisah Sengsara ini dibacakan pada Perayaan Minggu Palma. Maka, menyongsong Pekan Suci ini, marilah kita sejenak merenungkan Makna dari Kisah Sengsara Tuhan Yesus ini bagi kehidupan kita.


Bagian Pertama: Kisah  Perjamuan  Terakhir


Sampai pada saat perjamuan terakhir bersama Yesus, para murid belum memahami sepenuhnya Misi Yesus di dunia ini. Perjamuan malam terakhir diwarnai dengan pengkhianatan dan ambisi para murid untuk menjadi yang terbesar di antara mereka. Namun, Yesus memberikan teladan dan warisan yang amat luhur kepada mereka. Pengkhianatan Yudas dibalas oleh Yesus dengan kesetiaan-Nya dan penyerahan diri-Nya yang total. Ia menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya, demi keselamatan manusia. Ambisi para murid juga Ia redamkan, dengan meminta mereka untuk menjadi pelayan bagi sesama.

Saudara-saudari yang terkasih, kita semua pun dipanggil untuk menjadi pelayan bagi sesama. Semangat pelayanan harus ada di dalam diri kita, dan semangat pelayanan harus menjadi ciri khas kita sebagai murid-murid Kristus. Ekaristi harus menjadi sumber dan puncak dari kehidupan kita. Dari meja perjamuan Tuhan-lah kita bisa menimba kekuatan untuk melayani sesama, dan di meja yang sama kita juga dapat mempersembahkan seluruh diri kita, hidup dan pelayanan kita kepada Tuhan.

Bagian Kedua:   Kisah  Penangkapan  Yesus

Di taman Getsemani terjadi tiga peristiwa tragis: yang pertama: Yesus berdoa seorang diri, yang kedua: Yudas mengkhianati Yesus, dan yang ketiga: Yesus ditangkap untuk diadili. Namun, semuanya itu tetap Yesus balas dengan cinta kasih. Walaupun para rasul sudah terbawa emosi, sampai-sampai memotong telinga kanan dari seorang hamba imam agung, namun Yesus malah menyembuhkan telinga orang itu, menjadi sembuh total seperti semula. Inilah mukjizat cinta kasih yang dilakukan oleh Yesus di tengah situasi yang begitu mencekam.

Saudara-saudari yang terkasih terkasih, di tengah situasi dunia yang begitu mencekam ini, di tengah segala macam permusuhan, perselisihan, pengkhianatan, dan balas dendam, kita semua sebagai murid-murid Yesus dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan cinta kasih, seperti Tuhan Yesus sendiri. Jangan sampai kita terbawa arus dunia yang semakin kacau ini, tetapi marilah kita menjadi Teladan Cinta Kasih, sebagaimana yang telah Tuhan Yesus ajarkan kepada kita.

Bagian Ketiga:   Kisah  Penyangkalan Petrus

Berhadapan dengan penyangkalan Petrus, dan penghujatan dari para prajurit, Yesus tidak membalasnya dengan kejahatan, tetapi dengan pengampunan. Yesus tetap memandang wajah Petrus dengan penuh belas kasih. Pandangan Yesus ini membawa arti yang mendalam bagi Petrus, sehingga ia menangis dengan sedih, karena menyadari segala dosa yang telah diperbuatnya terhadap Yesus.

Saudara-saudari yang terkasih, kita pun sering menghujat dan menyangkal Yesus melalui perbuatan hidup kita sehari-hari. Sering kali, kita tidak berani mengakui bahwa kita adalah pengikut Kristus. Namun, Yesus tetap memandang kita dengan penuh belas kasih. Tatapan mata-Nya mengundang kita untuk bertobat, dan kembali kepada Allah. Seberapa pun beratnya dosa dan kesalahan kita, Tuhan Yesus tetap mau menerima kita, asalkan kita sungguh-sungguh menyesali segala dosa kita, dan mau bertobat, merubah sikap dan tindakan hidup kita dari yang buruk dan jahat, menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih benar dan berkenan kepada Allah. 


Bagian Keempat:  Kisah Pengadilan Yesus


Ketika Yesus diadili di hadapan Pilatus dan Herodes berbagai macam tuduhan dilontarkan oleh orang-orang Yahudi kepada Yesus. Namun, Pilatus dan Herodes tetap menyatakan, bahwa mereka tidak menemukan kesalahan apapun pada Yesus. Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Yesus terjadi, karena desakan dan teriakan orang banyak. Orang-orang yang sama yang dahulu mengatakan “Hosana bagi Putra Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” kini berteriak dengan penuh kebencian, “Salibkanlah Dia!”. Namun, ada satu peristiwa yang menarik untuk kita renungkan: Mulai saat itu Herodes dan Pilatus mulai bersahabat dan berdamai, karena sebelumnya mereka bermusuhan. Memang, pengorbanan Yesus membawa pendamaian dan persahabatan yang sejati di antara umat manusia.
   
Bagian Kelima: Kisah  Penyaliban  Yesus

Ada banyak peristiwa yang dapat kita renungkan dalam Jalan Salib Yesus, dari rumah Pilatus hingga ke puncak Golgota. Namun, mari kita berfokus pada tindakan Yesus di atas kayu salib. Ada dua tindakan luar biasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di atas kayu. Yang Pertama: Tuhan Yesus berdoa bagi orang-orang yang telah menyalibkan Dia, agar Bapa mengampuni dosa-dosa mereka. Dan Yang Kedua: Tuhan Yesus menerima pertobatan dari seorang penjahat yang juga disalibkan bersama Dia. Inilah buah-buah pertama dari Kayu Salib Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu rahmat pengampunan suci dan pertobatan yang sejati.

Saudara-saudari yang terkasih, kita semua juga diundang untuk menerima rahmat pengampunan suci dan mengalami sendiri pertobatan yang sejati. Buah-buah keselamatan dari pengurbanan Yesus akan kita alami jika kita sungguh-sungguh bertobat: MAU DIAMPUNI oleh Allah dan MAU MENGAMPUNI sesama. Hal ini nyata dalam kehidupan kita sehari-hari, jika kita mau mengaku dosa kita di hadapan imam. Melalui Sakramen Tobat, kita menerima rahmat pengampuan suci dari Allah. Dosa-dosa kita dihapus oleh Allah, kesalahan-kesalahan kita diampuni oleh Allah, dan kita diperdamaikan kembali dengan Allah dan sesama. Tugas kita selanjutnya ialah mengampuni sesama kita, seperti Yesus telah mengampuni dosa-dosa kita. Maka, marilah saudara-saudari, kita mohon Bantuan Rahmat Allah, agar kita bisa mengampuni sesama kita dengan hati yang tulus ikhlas.


Bagian Keenam:   Kisah  Pemakaman  Yesus

Setelah wafat di salib, jenazah Yesus diturunkan, dan Ia dimakamkan di sebuah gua batu yang belum pernah dibaringkan satu jenazah pun. Gua makam Yesus menjadi saksi bisu kematian Yesus, dan gua yang sama juga menjadi saksi bisu kebangkitan Yesus dari alam maut. Marilah kita mempersiapkan hati kita dengan semangat pertobatan yang mendalam, agar Perayaan Paskah nanti sungguh-sungguh bermakna bagi hidup kita dan semakin menguatkan iman kita kepada Yesus.

“Semoga dengan renungan Pekan Suci ini iman kita semakin diteguhkan.
Tuhan Yesus memberkati.”










No comments:

Post a Comment