Monday 22 April 2019

SAKSI KEBANGKITAN YESUS


(Renungan Paskah: 21 April 2019)
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.



 
Saudara-saudari terkasih, Paskah adalah Perayaan Kebangkitan Tuhan kita, Yesus Kristus dari kematian. Yesus sungguh telah bangkit dari alam maut. Dalam Injil tadi kita telah mendengar kisah tentang pengalaman iman Maria Magdalena dan para murid Yesus akan kebangkitan Yesus. Pagi-pagi benar mereka sudah pergi mengunjungi makam Yesus. Mereka ingin bertemu dengan Yesus, tetapi apa yang terjadi? Makam itu sudah kosong dan batu penutup makam sudah terguling. Makam kosong menjadi saksi bisu dari peristiwa kebangkitan Yesus. Tidak ada seorang pun yang melihat secara langsung peristiwa ini. Tetapi, kita bisa tahu bahwa Yesus sudah bangkit, melalui kesaksian dari murid-murid Yesus yang pagi-pagi buta sudah pergi ke makam Yesus. Merekalah orang-orang pertama yang menyaksikan secara langsung jejak-jejak dari kebangkitan Yesus. Dan mereka menjadi menjadi pewarta pertama Kebangkitan Yesus.

Namun, ternyata makam kosong belum cukup untuk meyakinkan para murid, bahwa Yesus sudah bangkit. Maka, Yesus memakai cara lain lagi untuk membuktikan kebangkitan-Nya, yaitu dengan menampakkan diri kepada para rasul. Dalam Bacaan Pertama, kita telah mendengarkan kesaksian dari Rasul Petrus, bahwa Yesus sudah menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada mereka sendiri, yang telah makan dan minum bersama dengan Yesus, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Penampakkan Yesus menjadi bukti yang nyata dan kuat bagi para Rasul, bahwa Yesus sungguh telah bangkit. Kebangkitan Yesus inilah yang memberikan semangat kepada mereka untuk menjadi Saksi Kebangkitan Yesus di tengah-tengah kehidupan mereka.

Saudara-saudari terkasih, sama seperti Maria Magdalena dan para murid Yesus, kita semua pun dipanggil menjadi pewarta kebangkitan Tuhan. Kita bisa menjadi pewarta, jika kita sungguh-sungguh percaya kepada kebangkitan Tuhan. Kebangkitan Tuhan merupakan inti dan dasar dari iman kita. Rasul Paulus mengatakan, jika Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita, dan kita masih hidup dalam dosa! (bdk. 1Kor 15:17) Dengan perkataan ini, Rasul Paulus ingin mengatakan, bahwa iman kita didasarkan kepada Kebangkitan Yesus. Dan kebangkitan Yesus memberikan penebusan bagi dosa-dosa manusia. Ada dua hal yang dapat kita renungkan dalam peristiwa kebangkitan Tuhan ini.

Yang pertama, dasar dari iman kita adalah percaya kepada Yesus, yang telah wafat dan bangkit dari kematian. Iman ini telah kita terima ketika kita dibaptis. Melalui pembaptisan, manusia lama kita yang penuh dosa telah mati bersama Kristus, dan bersama Kristus pula kita dibangkitkan dari dosa, dan menerima hidup baru sebagai anak-anak Allah, yang telah dibebaskan dari kuasa dosa dan maut. Inilah yang pertama-tama harus kita sadari sebagai orang yang sudah dibaptis!

Yang kedua, Iman kepada Kebangkitan Yesus berkaitan erat dengan penebusan dosa. Berkat wafat Yesus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari alam maut, dosa-dosa kita telah ditebus. Namun, bukan berarti kita tidak bisa berbuat dosa lagi. Selama masih bernafas, kita selalu dibayang-bayangi oleh perbuatan dosa, kita akan selalu memiliki kecendrungan yang mengarah kepada dosa, dan kita masih bisa jatuh dalam dosa. Lalu, apa artinya penebusan dosa bagi kita? Dan pertanyaan yang lebih mendasar lagi: Apa artinya kebangkitan Yesus bagi kita?  

Saudara-saudari terkasih, penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus akan berarti bagi kita, jika kita juga mau berjuang bersama Yesus untuk melawan segala keinginan dan perbuatan dosa! Ketujuh Sakramen Gereja menjadi tanda dan sarana yang digunakan Allah untuk menebus dosa manusia. Namun, dari pihak manusia, kita juga harus bekerja sama dengan Allah dalam karya penebusannya. Kita semua dipanggil untuk melawan segala bentuk godaan dari setan dan perbuatan-perbuatannya!

Iman kepada Yesus yang bangkit tidak ada artinya bagi diri kita, jika kita sendiri tidak bangkit dari dosa, jika kita tidak berjuang melawan keinginan dan perbuatan dosa! Paskah akan berarti bagi kita, jika kita mematikan keinginan kita untuk berbuat dosa, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, dan bangkit menjadi pribadi yang baru, dengan niat yang baru untuk bertobat dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, lebih benar, dan berkenan kepada Allah.

Maka, marilah saudara-saudari, dengan bantuan rahmat Tuhan, mari kita meninggalkan dan menanggalkan segala perbuatan dosa dan kejahatan yang sering kita lakukan selama ini. Dan mari kita membuat niat yang tulus untuk memperbaiki diri kita, untuk melakukan segala kebaikan dan kebenaran dalam hidup kita sehari-hari. Dengan demikian, kita bisa menjadi Saksi dari Kebangkitan Yesus, sejak kita hidup di dunia saat ini, sampai kelak kita mengalami kebangkitan yang sempurna di akhirat nanti. 

 Lihat Renungan Kamis Putih     [klik di sini]

 Lihat Renungan Jumat Agung   [klik di sini]

No comments:

Post a Comment