(Renungan Paskah: 21 April 2019)
Oleh:
Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari terkasih, Paskah adalah Perayaan Kebangkitan Tuhan kita, Yesus
Kristus dari kematian. Yesus sungguh telah bangkit dari alam maut. Dalam Injil
tadi kita telah mendengar kisah tentang pengalaman iman Maria Magdalena dan para
murid Yesus akan kebangkitan Yesus. Pagi-pagi benar mereka sudah pergi
mengunjungi makam Yesus. Mereka ingin bertemu dengan Yesus, tetapi apa yang
terjadi? Makam itu sudah kosong dan batu penutup makam sudah terguling. Makam
kosong menjadi saksi bisu dari peristiwa kebangkitan Yesus. Tidak ada seorang
pun yang melihat secara langsung peristiwa ini. Tetapi, kita bisa tahu bahwa
Yesus sudah bangkit, melalui kesaksian dari murid-murid Yesus yang pagi-pagi
buta sudah pergi ke makam Yesus. Merekalah orang-orang pertama yang menyaksikan
secara langsung jejak-jejak dari kebangkitan Yesus. Dan mereka menjadi menjadi
pewarta pertama Kebangkitan Yesus.
Namun,
ternyata makam kosong belum cukup untuk meyakinkan para murid, bahwa Yesus
sudah bangkit. Maka, Yesus memakai cara lain lagi untuk membuktikan
kebangkitan-Nya, yaitu dengan menampakkan diri kepada para rasul. Dalam Bacaan
Pertama, kita telah mendengarkan kesaksian dari Rasul Petrus, bahwa Yesus sudah
menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada mereka sendiri, yang telah
makan dan minum bersama dengan Yesus, setelah Ia bangkit dari antara orang
mati. Penampakkan Yesus menjadi bukti yang nyata dan kuat bagi para Rasul,
bahwa Yesus sungguh telah bangkit. Kebangkitan Yesus inilah yang memberikan
semangat kepada mereka untuk menjadi Saksi Kebangkitan Yesus di tengah-tengah
kehidupan mereka.
Saudara-saudari terkasih, sama seperti Maria Magdalena dan para murid Yesus, kita semua pun dipanggil menjadi pewarta kebangkitan Tuhan. Kita bisa menjadi
pewarta, jika kita sungguh-sungguh percaya kepada kebangkitan Tuhan. Kebangkitan
Tuhan merupakan inti dan dasar dari iman kita. Rasul Paulus mengatakan, jika
Kristus tidak bangkit, sia-sialah iman kita, dan kita masih hidup dalam dosa! (bdk.
1Kor 15:17) Dengan perkataan ini, Rasul Paulus ingin mengatakan, bahwa iman
kita didasarkan kepada Kebangkitan Yesus. Dan kebangkitan Yesus memberikan
penebusan bagi dosa-dosa manusia. Ada dua hal yang dapat kita renungkan dalam
peristiwa kebangkitan Tuhan ini.
Yang pertama, dasar dari iman kita adalah percaya kepada Yesus,
yang telah wafat dan bangkit dari kematian. Iman ini telah kita terima ketika
kita dibaptis. Melalui pembaptisan, manusia lama kita yang penuh dosa telah
mati bersama Kristus, dan bersama Kristus pula kita dibangkitkan dari dosa, dan
menerima hidup baru sebagai anak-anak Allah, yang telah dibebaskan dari kuasa
dosa dan maut. Inilah yang pertama-tama harus kita sadari sebagai orang yang sudah
dibaptis!
Yang kedua, Iman kepada Kebangkitan Yesus berkaitan erat dengan
penebusan dosa. Berkat wafat Yesus di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari
alam maut, dosa-dosa kita telah ditebus. Namun, bukan berarti kita tidak bisa
berbuat dosa lagi. Selama masih bernafas, kita selalu dibayang-bayangi oleh
perbuatan dosa, kita akan selalu memiliki kecendrungan yang mengarah kepada
dosa, dan kita masih bisa jatuh dalam dosa. Lalu, apa artinya penebusan dosa
bagi kita? Dan pertanyaan yang lebih mendasar lagi: Apa artinya kebangkitan Yesus
bagi kita?
Saudara-saudari terkasih, penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus akan
berarti bagi kita, jika kita juga mau berjuang bersama Yesus untuk melawan
segala keinginan dan perbuatan dosa! Ketujuh Sakramen Gereja menjadi tanda dan
sarana yang digunakan Allah untuk menebus dosa manusia. Namun, dari pihak
manusia, kita juga harus bekerja sama dengan Allah dalam karya penebusannya. Kita
semua dipanggil untuk melawan segala bentuk godaan dari setan dan perbuatan-perbuatannya!
Iman
kepada Yesus yang bangkit tidak ada artinya bagi diri kita, jika kita sendiri
tidak bangkit dari dosa, jika kita tidak berjuang melawan keinginan dan
perbuatan dosa! Paskah akan berarti bagi kita, jika kita mematikan keinginan kita
untuk berbuat dosa, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa, dan bangkit
menjadi pribadi yang baru, dengan niat yang baru untuk bertobat dan menjadi pribadi
yang lebih baik lagi, lebih benar, dan berkenan kepada Allah.
Maka,
marilah saudara-saudari, dengan bantuan rahmat Tuhan, mari kita meninggalkan
dan menanggalkan segala perbuatan dosa dan kejahatan yang sering kita lakukan
selama ini. Dan mari kita membuat niat yang tulus untuk memperbaiki diri kita,
untuk melakukan segala kebaikan dan kebenaran dalam hidup kita sehari-hari.
Dengan demikian, kita bisa menjadi Saksi dari Kebangkitan Yesus, sejak kita
hidup di dunia saat ini, sampai kelak kita mengalami kebangkitan yang sempurna di
akhirat nanti.
Lihat Renungan Kamis Putih [klik di sini]
Lihat Renungan Jumat Agung [klik di sini]
Lihat Renungan Kamis Putih [klik di sini]
Lihat Renungan Jumat Agung [klik di sini]
No comments:
Post a Comment