Oleh: P. Vinsensius, Pr.
(Kamis Putih: 18 April 2019)
Saudara-saudari yang terkasih, Malam ini kita memperingati TIGA PERISTIWA BESAR di detik-detik akhir kehidupan
Yesus. Yang Pertama, Perjamuan Malam
Terakhir Yesus bersama kedua belas murid-Nya. Yang kedua, Pembasuhan kaki yang dilakukan Yesus kepada kedua belas
murid-Nya. Dan yang ketiga, Yesus
berdoa di taman Getsemani. Ketiga peristiwa penting ini akan kita peringati,
sekaligus kita hadirkan kembali dalam Misa Kamis Putih ini. Perjamuan Malam
Terakhir Yesus bersama kedua belas murid-Nya akan kita hadirkan kembali secara
nyata dalam Perjamuan Ekaristi pada malam hari ini. Sedangkan, pembasuhan kaki
yang dilakukan Yesus, akan kita peringati melalui Upacara Pembasuhan kaki yang
dilakukan oleh Imam kepada dua belas orang yang berperan sebagai kedua belas
rasul. Dan peristiwa terakhir, yaitu Yesus berdoa di taman Getsemani, akan kita
lakukan bersama melalui Tuguran di hadapan Sakramen Mahakudus, setelah Misa
ini.
Dalam
setiap peristiwa ini selalu ada tantangan yang dihadapi oleh Yesus dan para
murid-Nya. Sampai pada saat perjamuan terakhir bersama Yesus, para murid belum memahami
sepenuhnya Misi Yesus di dunia ini. Perjamuan malam terakhir diwarnai dengan
pengkhianatan dan ambisi para murid untuk menjadi yang terbesar di antara
mereka. Namun, Yesus memberikan teladan dan warisan yang amat luhur kepada
mereka. Pengkhianatan Yudas dibalas oleh Yesus dengan kesetiaan-Nya dan penyerahan
diri-Nya yang total. Ia menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya, demi keselamatan
manusia. Ambisi para murid juga Ia redamkan, dengan meminta mereka untuk
menjadi pelayan bagi sesama, yang kemudian disimbolkan dengan pembasuhan kaki
para murid.
Saudara-saudari yang terkasih, kita semua pun dipanggil untuk menjadi pelayan
bagi sesama. Semangat pelayanan harus ada di dalam diri kita, dan semangat
pelayanan harus menjadi ciri khas kita sebagai murid-murid Kristus. Jika kita
sudah kehabisan semangat pelayanan, kita perlu bertanya kepada diri kita
sendiri: “Apakah saya masih layak disebut murid Kristus?” Yesus, yang adalah
Guru kita saja, mau membasuh kaki para murid, mau membasuh dosa-dosa kita
dengan darah-Nya yang tertumpah di kayu salib, dan mau melayani kita. Masakan,
kita sebagai murid-murid-Nya tidak mau melayani sesama kita? Inilah pertanyaan
yang patut kita renungkan pada perayaan Kamis Putih ini!
Pembasuhan
kaki dan perjamuan Terakhir terjadi pada saat yang sama, dan di tempat yang
sama. Artinya, ada hubungan yang erat antara perjamuan terakhir dan pembasuhan
kaki; Antara tindakan Ilahi dan tindakan manusiawi; Antara Perjamuan Ekaristi
dan Pelayanan kepada sesama. Maka, sudah layak dan sepantasnya, Ekaristi menjadi
SUMBER dan PUNCAK dari kehidupan kita. Misa kudus bukan sekedar tindakan
manusia, tetapi sungguh Tindakan Allah sendiri, yang hadir dalam diri Imam
sebagai Alter Kristus, dan
teristimewa dalam rupa Roti dan Anggur, yang telah diubah menjadi Tubuh dan
Darah Kristus. Maka, pertanyaan yang patut kita renungan di detik-detik akhir
kehidupan Yesus ini: “Sudahkah kita menjalankan perintah Yesus supaya kita
merayakan Misa Kudus sebagai peringatan akan Yesus?” “Sudahkah kita rajin Misa
pada hari Minggu?” “Sudahkah kita mengutamakan Misa pada hari Minggu?” “Apakah
kita hanya misa pada hari-hari raya saja? Sedangkan pada Hari Minggu kita lebih
mengutamakan pekerjaan daripada Tuhan?”
Sabda
Tuhan pada hari ini menegur kita, agar kita menjadikan MISA sebagai SUMBER dan
PUNCAK dari kehidupan iman kita. Dari meja perjamuan Tuhan-lah kita bisa menimba
kekuatan dari Tuhan untuk dapat melayani sesama. Dan di meja yang sama, kita
juga dapat mempersembahkan seluruh diri kita, hidup dan pelayanan kita kepada
Tuhan.
Maka, marilah saudara-saudari yang terkasih,
pada kesempatan Misa dan Tuguran pada Malam hari ini, mari kita merenungkan: “Hubungan
antara Misa dan Pelayanan kepada sesama dalam hidup kita masing-masing”. Apakah
kita sudah menemukan hubungan antara Misa dan Pelayanan dalam kehidupan kita
sehari-hari? Antara Iman yang dirayakan dalam Ekaristi dan Iman yang
diwujudnyatakan dalam perbuatan sehari-hari? Marilah kita hening sejenak untuk
merenungkan Sabda Tuhan.
No comments:
Post a Comment