Friday 28 June 2019

MENGIKUTI JEJAK YESUS


(Minggu Biasa XIII: 30 Juni 2019)
Oleh: P. Vinsensius, Pr.






Saudara-saudari terkasih, Injil hari ini menampilkan dua tipe orang yang mau mengikuti Yesus: Pertama, orang yang berinisiatif untuk mengikuti Yesus. Ketika bertemu dengan Yesus, ia berkata: “Aku mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Berhadapan dengan orang ini, Yesus ingin menegaskan bahwa, panggilan untuk mengikuti Dia bukan semata-mata inisiatif pribadi atau manusiawi, tetapi pertama-tama adalah inisiatif dari Allah sendiri, yang memanggil manusia untuk Mengikuti jejak Yesus dan mencapai Keselamatan yang abadi. Karena inisiatif untuk mengikuti Yesus berasal dari Allah, dan bukan dari manusia, maka syarat pokok untuk mengikuti Yesus pun harus berasal dari Allah sendiri, dan menurut ukuran Allah. Syarat itu disampaikan oleh Yesus dengan bahasa simbolis: “Rubah mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Putra Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Dengan perkataan ini, Yesus ingin mengatakan, bahwa mengikuti Dia, berarti harus siap untuk menderita bersama dengan Dia, harus siap untuk ditolak oleh dunia, dan berani meninggalkan kemapanan yang sifatnya duniawi belaka.

Hal ini telah terbukti sesaat sebelum Yesus mengatakan syarat ini. Yesus dan para murid telah ditolak oleh orang-orang Samaria yang bermusuhan dengan orang Yerusalem. Mendapat penolakan seperti ini, para murid menjadi emosi, dan memohon kepada Yesus agar mereka dibinasakan! Namun, Yesus tidak mau membalas kejahatan dengan kejahatan. Yesus tetap konsisten dengan ajaran utamanya, yaitu Cinta Kasih. Bahkan kepada para musuh pun kita harus tetap mengutamakan cinta kasih di atas segalanya. Yesus pernah bersabda:  “Tetapi kamu, kasihilah musuhmu, dan berbuat baiklah kepada mereka...” (Luk. 6:35).

Kedua, orang yang selalu tawar-menawar dalam mengikuti Yesus. Dalam Injil tadi ditampilkan orang kedua dan ketiga yang masih belum siap untuk mengikuti Yesus, karena masih terikat dengan urusan keluarganya. Maka, dengan perkataan yang keras ini Yesus ingin menegaskan bahwa, Panggilan Allah itu harus diutamakan di atas kepentingan diri sendiri dan kepentingan duniawi belaka. Mengikuti Yesus itu seperti seorang yang siap untuk membajak sawah, tidak boleh lagi toleh kiri dan toleh kanan, supaya bisa fokus dan mendapatkan hasil yang baik saat membajak. Maka, mengikuti Yesus berarti siap untuk mengarahkan hati hanya kepada Yesus, fokus kita hanya kepada Yesus, dan bukan kepada yang lain.

Saudara-saudari terkasih, kita semua sudah menjadi pengikut Yesus sejak kita dibaptis. Tetapi Mengikuti Jejak Yesus adalah suatu proses, yang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Ada tiga point utama yang dapat menjadi bahan permenungan kita dalam perjuangan kita untuk mengikuti jejak Yesus: Pertama, kita harus menyadari dengan sungguh bahwa panggilan kita menjadi murid-murid Kristus berasal dari Allah sendiri, dan bukan berasal dari manusia atau keinginan pribadi kita sendiri. Walaupun dalam pengalaman nyata, kita menjadi Katolik karena orang lain atau keluarga, tetapi sesungguhnya panggilan itu berasal dari Allah sendiri. Allah mempergunakan orang lain untuk memanggil kita untuk menjadi Pengikut Kristus, seperti yang dialami oleh Elisa dalam Bacaan Pertama tadi. Elisa dipanggil oleh Allah untuk menjadi Nabi melalui Elia.

Kedua, Mengikut Jejak Yesus berarti kita harus siap untuk menderita bersama dengan Yesus, harus siap untuk ditolak oleh dunia, dan berani meninggalkan kemapanan duniawi. Inilah konsekuensi dari Mengikuti jejak Yesus. Jalan yang ditempuh Yesus adalah Jalan Salib. Ia mengarahkan pandangan-Nya ke Yerusalem, dimana tempat Ia akan disalibkan dan bangkit serta naik ke surga. Maka, kita yang ingin sungguh-sungguh mengikuti Jejak Yesus berarti harus siap untuk memikul salib kehidupan kita masing-masing. Dengan setia memikul salib kita masing-masing, maka kelak kita juga akan bersama dengan Yesus menikmati kebahagiaan abadi dalam Kerajaan Surga.

Ketiga, Komitmen untuk mengikuti Yesus tidak bisa ditawar-menawar. Jika Ya katakan Ya! Jika Tidak katakan Tidak! Yesus menuntut keseriusan kita dalam mengikuti Dia. Kita harus mengutamakan Yesus di atas segala-galanya. Jika kita masih toleh kiri-kanan dan mencari pertolongan dari roh-roh lain yang bukan Roh Kudus, dan mengabaikan Yesus, maka kita tidak layak bagi Kerajaan Allah. Seorang murid Yesus yang sejati akan selalu mengutamakan Kerajaan Allah di atas segala urusan pribadi dan kepentingannya, seperti yang pernah Yesus sabdakan: “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat. 6:33). Yesus harus menjadi yang nomor satu dalam hidup kita, supaya kita layak untuk menjadi murid-Nya yang sejati dan kelak berbahagia bersama Dia dalam Kerajaan Allah.

No comments:

Post a Comment