Thursday 29 August 2019

JADILAH RENDAH HATI


(Hari Minggu Biasa XXII: 1 September 2019)

Pastor Vinsensius, Pr.




Saudara-saudari terkasih, kita perlu belajar dari padi. Semakin ia berisi semakin ia merunduk. Demikian pula sebagai manusia, semakin tinggi jabatan kita, dan semakin banyak ilmu kita, kita harus juga semakin rendah hati. Itulah yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Kerendahan hati menjadi tema utama yang patut kita renungkan pada hari ini.

Dalam bacaan pertama, Putra Sirakh mengingatkan kita untuk bersikap sopan dalam bekerja, dan juga bersikap rendah hati, serta bersikap bijaksana. Ketiga hal ini sangat penting dalam kehidupan kita. Di tengah kemajuan zaman yang menggerus budaya kita, sehingga banyak orang tidak lagi mengenal sopan santun. Berbagai sarana bejalar sudah tersedia dan mudah diakses di mana-mana, tetapi banyak orang yang malah menjadi kurang ajar! Inilah tantangan hidup kita di zaman modern ini. Inilah krisis lingkungan hidup yang kita alami saat ini. Kita harus tetap mempertahanan budaya sopan santun terhadap sesama dalam setiap perkataan, perbuatan, dan tingkah laku kita.

Hal kedua yang patut kita perhatikan juga ialah sikap rendah hati. Putra Sirakh mengatakan, bahwa orang yang merendahkan dirinya akan mendapat karunia di hadapan Tuhan. Demikian pula sebaliknya, orang yang sombong akan ditimpa kemalangan dan keburukan akan berurat berakar di dalam dirinya, sehingga apa pun yang ia hasilkan semuanya adalah keburukan dan kejahatan.

Sikap yang rendah hati juga ditegaskan oleh Yesus di dalam Bacaan Injil tadi. Yesus bersabda, “Siapa saja yang meninggikan diri akan direndahkan, dan siapa saja yang merendahkan diri akan ditinggikan.” Artinya, orang yang sombong tidak disukai oleh Tuhan. Di hadapan Tuhan ia pandang hina dan akan menerima tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Sedangkan orang yang rendah hati akan mendapat tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga, sebab Tuhan suka akan sikap yang rendah hati.

Di tengah arus modernisasi ini, kesombongan menjadi hal yang utama di dalam hidup manusia. Banyak orang yang sombong, karena jabatannya atau kekayaannya. Kesombongan itu juga membuat ia “lupa daratan”. Atau lebih tepatnya lupa akan Surga. Ia bergaul dengan orang-orang yang selevel dengan dia saja, dan mengabaikan orang-orang yang miskin, menderita dan tersingkir. Dengan demikian ia tidak akan memperoleh kebahagiaan yang sejati, abadi dan kekal. Maka, sabda Yesus pada hari ini menegur kita semua untuk memberikan perhatian kita juga kepada orang-orang yang miskin, malang, sakit, menderita dan tersingkir. Memang secara material, mereka tidak dapat membalas semua perhatian, bantuan, dan kebaikan yang kita berikan. Tetapi Tuhan sendiri yang akan membalasnya pada Hari Kebangkitan orang-orang benar. “Upahmu besar di Surga,” sabda Tuhan.

Pesan ketiga yang disampaikan Putra Sirakh adalah agar kita menjadi orang yang bijaksana. Maka, kita perlu memiliki hati yang arif dan telinga yang pandai. Ada kaitan yang erat antara hati dan telinga, sebab dengan telinga kita “mendengarkan” dan dengan hati kita “merenungkan” kebijaksanaan.

Saudara-saudari terkasih, memasuki Bulan Kitab Suci Nasional ini, marilah kita memiliki hati yang arif dan telinga yang pandai dalam mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan. Dari Kitab Suci-lah kita memperoleh nasihat-nasihat yang penting bagi kehidupan kita sehari-hari, agar kita bisa mewartakan Kabar Baik di tengah krisis lingkungan hidup. Hanya dengan membaca dan mendengarkan sabda Tuhan, serta merenungkannya di dalam hati dan melakukannya dalam perbuatan nyata, maka kita akan mendapatkan karunia dan berkat dari Tuhan. Maka, marilah kita isi hari-hari kita dengan membuka Kitab Suci, membacanya dengan penuh perhatian, dan merenungkannya di dalam hati. Itulah satu-satunya jalan agar kita dapat melaksanakan kehendak Tuhan di dalam hidup kita sehari-hari.

Selamat memasuki Bulan Kitab Suci Nasional 2019.



Pastor Vinsensius, Pr
Imam Diosesan Keuskupan Sanggau
Berkarya di Paroki Katedral “Hati Kudus Yesus” Sanggau

No comments:

Post a Comment