Friday 15 March 2019

PERCAYA KEPADA JANJI ALLAH


 (Hari Minggu Prapaskah II: 17 Maret 2019)
[Bacaan I: Kej. 15:5-12.17-18; Bacaan Injil:  Luk 9:28b-36]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.


Inilah Putera-Ku yang Aku pilih, dengarkanlah Dia!


Saudara-saudari terkasih, seringkali apa yang kita imani berbenturan dengan kenyataan hidup yang kita alami. Dan hal ini membuat kita meragukan kesetiaan Allah. Demikianlah yang dialami oleh Arbam. Janji Allah kepada Abram berbenturan dengan kenyataan konkret yang bertentangan dengan janji tersebut. Allah menjanjikan keturunan, namun kenyataannya Abram dan istrinya sudah tua, dan mereka belum punya keturunan. Allah juga menjanjikan tanah yang luas bagi Abram dan keturunannya, namun sementara itu ia masih hidup mengembara. Abram berada di ambang ketidakpastian. Walaupun demikian, Abram tetap percaya kepada janji Allah. Dengan iman itu, Abram meminta tanda dari Allah bahwa ia akan menerima anugerah yang dijanjikan oleh Allah. Maka, Allah pun mengadakan kurban perjanjian sebagai tanda bahwa Allah akan menepati janji-Nya. Dan sungguh pada akhirnya, Abram mendapatkan keturunan, dan janji Allah akan tanah juga ditepati, walaupun mereka harus melalui berbagai rintangan, cobaan, dan penderitaan untuk dapat memasuki tanah terjanji.

Janji Allah akan keselamatan abadi tampak secara nyata dalam diri Yesus Kristus. Melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menganugerahkan kehidupan abadi kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Penampakan kemuliaan-Nya di atas gunung menjadi tanda bahwa Yesus akan mengalami Kemuliaan abadi, dan sekaligus janji-Nya bahwa para murid-Nya pun akan mengalami kebahagiaan yang sama. Namun, untuk sampai kepada kemuliaan yang membahagiakan itu, Yesus harus pergi ke Yerusalem terlebih dahulu. Yesus harus mengalami penderitaan dan wafat di atas kayu salib. Jalan salib menjadi sekaligus jalan untuk menuju Kebangkitan Mulia.

Saudara-saudari terkasih, jika kita rajin merenungkan sabda Tuhan, kita akan menemukan banyak janji Allah bagi kehidupan kita. Berhadapan dengan janji Allah itu, kita dituntut untuk percaya kepada janji-Nya. Percaya kepada janji Allah menjadi tanggapan yang tepat terhadap janji keselamatan Allah. Bukti nyata dari kepercayaan kita adalah mendengarkan setiap perkataan yang disabdakan oleh Yesus. Tentu saja kita tidak sekedar mendengar saja, tetapi mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam melaksanakan sabda Tuhan sering kali kita mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan. Dengan demikian, kita juga harus menyadari bahwa tiada kebahagiaan sejati tanpa penderitaan. Segala penderitaan yang kita alami karena mengimani Kristus menjadi jalan bagi kita untuk menuju kepada kemuliaan yang sejati, kebahagiaan yang kekal, dan keselamatan abadi yang berasal dari Tuhan. Mari kita persembahkan kepada Tuhan semua penderitaan yang kita alami, dan kita persatukan dengan penderitaan Kristus di atas kayu salib. Dengan memanggul salib kita masing-masing dan ikut mengambil bagian dalam penderitaan Yesus, kita dapat memperoleh kebangkitan yang mulia bersama dengan Yesus.







No comments:

Post a Comment