(Misa Tahun Baru Imlek: 10 Februari 2019)
[Bacaan Injil: Luk. 5:1-11]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari
terkasih, intensi Misa kita pada hari ini: Kita ingin
mensyukuri rahmat Tuhan dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Saudara-saudari kita
yang berbudaya Tionghoa telah merayakan Tahun Baru Imlek 2570, lima hari yang
lalu. Dan dalam Perayaan Ekaristi pada hari ini kita ingin bersama-sama
mensyukuri rahmat dan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita sepanjang
tahun ini. Setiap kali imlek kita sering mengucapkan “Gong Xi Fa Cai”, yang
arti sebenarnya bukan “Selamat Tahun Baru Imlek”, tetapi sebenarnya merupakan suatu
ungkapan doa, yang artinya: “Semoga rejeki anda berlimpah”. Kelimpahan inilah
yang kita syukuri bersama pada perayaan tahun baru ini, sekaligus menjadi
harapan dan doa kita, agar Tuhan senantiasa memberikan kelimpahan dalam
kehidupan kita sepanjang tahun yang baru ini.
Bacaan Suci pada hari ini dapat menjadi bahan
permenungan bagi kita semua dalam memaknai Perayaan Imlek pada tahun ini. Hidup
yang melimpah juga dirasakan oleh para murid sejak mereka bertemu dan mengenal
Yesus. Ketika mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan rejeki, sudah
semalaman mereka menebarkan jala untuk mendapatkan ikan, tetapi mereka tidak
mendapat seekor pun. Mereka sudah putus asa, mereka sudah membasuh jala mereka,
dan hendak pulang ke rumah dengan tangan hampa. Namun, kehadiran Yesus membawa
sesuatu yang berguna bagi mereka. Yesus menyuruh mereka sekali lagi untuk
berusaha, dan menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam. Awalnya Simon Petrus
agak menolak permintaan Yesus, sebab mereka sudah berusaha semalam-malaman,
tapi tidak menghasilkan apa-apa. Namun, karena Yesus yang menyuruh, maka ia mau
melakukannya. Ada ketaatan iman dalam diri Petrus, walaupun secara akal
manusiawi, apa yang Yesus perintahkan itu tidak masuk akal.
Berkat ketaatan iman dari Petrus, akhirnya mereka
mendapatkan ikan yang berlimpah, sampai-sampai jala mereka hampir koyak dan
perahu mereka tidak mampu lagi menampung banyaknya ikan yang mereka dapatkan
itu. Sungguh, kehadiran Yesus memberikan rejeki yang melimpah bagi mereka.
Namun, akhirnya Petrus menyadari bahwa semua ini terjadi bukan karena usahanya
sendiri, tetapi berkat campur tangan Tuhan. Lalu Petrus pun menyadari bahwa
dirinya tidak layak di hadapan Tuhan, karena dia adalah orang yang berdosa.
Namun, Tuhan tidak memperhitungkan dosa dan kesalahan Petrus. Tuhan mau
mengampuni Petrus, agar dia dapat menjadi “penjala manusia”, yang memberikan
kelimpahan bukan saja kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada semua
orang.
Saudara-saudari
terkasih, melalui Perayaan Tahun Baru Imlek ini kita mau
mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan kepada kita sepanjang tahun yang lalu.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena segala kelimpahan rejeki, kesehatan,
dan kebahagiaan yang kita terima, semuanya berasal dari Tuhan, dan berkat
campur tangan Tuhan. Tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Maka, sudah
layak dan sepantasnya kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas segala
sesuatu yang telah kita terima selama ini.
Dalam suasana penuh syukur ini, kita juga memohon kepada
Tuhan, agar Ia senantiasa menyertai dan melindungi kita semua sepanjang tahun
yang baru ini. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kepada kita rahmat
kesehatan, rejeki, kebahagiaan, dan iman yang kuat dalam kehidupan kita
sehari-hari. Permohonan ini harus kita sampaikan secara terus-menerus, dan
tidak cukup hanya satu kali ini saja. Doa harus menjadi bagaikan nafas bagi
kehidupan kita, yang kita sampaikan setiap hari kepada Tuhan. Doa haruslah
menjadi sumber kekuatan bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Kita harus
percaya, bahwa Tuhan Yesus-lah sumber dari segala kelimpahan, baik yang
bersifat jasmani maupun rohani. Maka, kita harus selalu mengandalkan Tuhan.
Kita harus menjalin relasi yang baik dengan Tuhan melalui doa dan Perayaan
Ekaristi. Dengan demikian, kita akan senantiasa hidup melimpah bersama Tuhan, baik
di dunia maupun di akhirat nanti.
Selain bersyukur dan berdoa, kita juga harus saling
berbagi. Pengalaman St. Petrus dalam Injil hari ini dapat menjadi inspirasi
bagi kita dalam menjalani tahun yang baru ini. Petrus yang telah mengalami
kelimpahan dari Tuhan, akhirnya mau berbagi dengan sesamanya dengan menjadi
“Penjala manusia”. Dengan menjadi murid Yesus, dia dapat membagikan segala
sesuatu yang baik kepada semua orang, agar orang lain juga mendapatkan
kelimpahan yang berasal dari Tuhan. Kita semua juga dipanggil untuk menjadi
“penjala manusia” dengan mengembangkan sikap saling berbagi. Tradisi Tionghoa
membagi-bagikan “fung pao” (angpao) sejalan dengan semangat Injil, yaitu saling
berbagi sebagai ungkapan cinta kasih kita kepada sesama. Maka, marilah kita
senantiasa menghidupi semangat saling berbagi dalam kehidupan kita sehari-hari,
baik berbagi dalam hal materi, maupun dalam hal rohani. Kita dapat memperoleh
hidup yang melimpah bersama Tuhan, jika kita mau Bersyukur, Berdoa, dan Berbagi
dengan sesama.