Saturday 9 February 2019

HIDUP MELIMPAH BERSAMA TUHAN


 (Misa Tahun Baru Imlek: 10 Februari 2019)
[Bacaan Injil: Luk. 5:1-11]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.




Saudara-saudari terkasih, intensi Misa kita pada hari ini: Kita ingin mensyukuri rahmat Tuhan dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Saudara-saudari kita yang berbudaya Tionghoa telah merayakan Tahun Baru Imlek 2570, lima hari yang lalu. Dan dalam Perayaan Ekaristi pada hari ini kita ingin bersama-sama mensyukuri rahmat dan anugerah yang telah Tuhan berikan kepada kita sepanjang tahun ini. Setiap kali imlek kita sering mengucapkan “Gong Xi Fa Cai”, yang arti sebenarnya bukan “Selamat Tahun Baru Imlek”, tetapi sebenarnya merupakan suatu ungkapan doa, yang artinya: “Semoga rejeki anda berlimpah”. Kelimpahan inilah yang kita syukuri bersama pada perayaan tahun baru ini, sekaligus menjadi harapan dan doa kita, agar Tuhan senantiasa memberikan kelimpahan dalam kehidupan kita sepanjang tahun yang baru ini.

Bacaan Suci pada hari ini dapat menjadi bahan permenungan bagi kita semua dalam memaknai Perayaan Imlek pada tahun ini. Hidup yang melimpah juga dirasakan oleh para murid sejak mereka bertemu dan mengenal Yesus. Ketika mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan rejeki, sudah semalaman mereka menebarkan jala untuk mendapatkan ikan, tetapi mereka tidak mendapat seekor pun. Mereka sudah putus asa, mereka sudah membasuh jala mereka, dan hendak pulang ke rumah dengan tangan hampa. Namun, kehadiran Yesus membawa sesuatu yang berguna bagi mereka. Yesus menyuruh mereka sekali lagi untuk berusaha, dan menebarkan jala ke tempat yang lebih dalam. Awalnya Simon Petrus agak menolak permintaan Yesus, sebab mereka sudah berusaha semalam-malaman, tapi tidak menghasilkan apa-apa. Namun, karena Yesus yang menyuruh, maka ia mau melakukannya. Ada ketaatan iman dalam diri Petrus, walaupun secara akal manusiawi, apa yang Yesus perintahkan itu tidak masuk akal.

Berkat ketaatan iman dari Petrus, akhirnya mereka mendapatkan ikan yang berlimpah, sampai-sampai jala mereka hampir koyak dan perahu mereka tidak mampu lagi menampung banyaknya ikan yang mereka dapatkan itu. Sungguh, kehadiran Yesus memberikan rejeki yang melimpah bagi mereka. Namun, akhirnya Petrus menyadari bahwa semua ini terjadi bukan karena usahanya sendiri, tetapi berkat campur tangan Tuhan. Lalu Petrus pun menyadari bahwa dirinya tidak layak di hadapan Tuhan, karena dia adalah orang yang berdosa. Namun, Tuhan tidak memperhitungkan dosa dan kesalahan Petrus. Tuhan mau mengampuni Petrus, agar dia dapat menjadi “penjala manusia”, yang memberikan kelimpahan bukan saja kepada dirinya sendiri, tetapi juga kepada semua orang. 

Saudara-saudari terkasih, melalui Perayaan Tahun Baru Imlek ini kita mau mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan kepada kita sepanjang tahun yang lalu. Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena segala kelimpahan rejeki, kesehatan, dan kebahagiaan yang kita terima, semuanya berasal dari Tuhan, dan berkat campur tangan Tuhan. Tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Maka, sudah layak dan sepantasnya kita senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas segala sesuatu yang telah kita terima selama ini.

Dalam suasana penuh syukur ini, kita juga memohon kepada Tuhan, agar Ia senantiasa menyertai dan melindungi kita semua sepanjang tahun yang baru ini. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kepada kita rahmat kesehatan, rejeki, kebahagiaan, dan iman yang kuat dalam kehidupan kita sehari-hari. Permohonan ini harus kita sampaikan secara terus-menerus, dan tidak cukup hanya satu kali ini saja. Doa harus menjadi bagaikan nafas bagi kehidupan kita, yang kita sampaikan setiap hari kepada Tuhan. Doa haruslah menjadi sumber kekuatan bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Kita harus percaya, bahwa Tuhan Yesus-lah sumber dari segala kelimpahan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Maka, kita harus selalu mengandalkan Tuhan. Kita harus menjalin relasi yang baik dengan Tuhan melalui doa dan Perayaan Ekaristi. Dengan demikian, kita akan senantiasa hidup melimpah bersama Tuhan, baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Selain bersyukur dan berdoa, kita juga harus saling berbagi. Pengalaman St. Petrus dalam Injil hari ini dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam menjalani tahun yang baru ini. Petrus yang telah mengalami kelimpahan dari Tuhan, akhirnya mau berbagi dengan sesamanya dengan menjadi “Penjala manusia”. Dengan menjadi murid Yesus, dia dapat membagikan segala sesuatu yang baik kepada semua orang, agar orang lain juga mendapatkan kelimpahan yang berasal dari Tuhan. Kita semua juga dipanggil untuk menjadi “penjala manusia” dengan mengembangkan sikap saling berbagi. Tradisi Tionghoa membagi-bagikan “fung pao” (angpao) sejalan dengan semangat Injil, yaitu saling berbagi sebagai ungkapan cinta kasih kita kepada sesama. Maka, marilah kita senantiasa menghidupi semangat saling berbagi dalam kehidupan kita sehari-hari, baik berbagi dalam hal materi, maupun dalam hal rohani. Kita dapat memperoleh hidup yang melimpah bersama Tuhan, jika kita mau Bersyukur, Berdoa, dan Berbagi dengan sesama.