(Hari Minggu Biasa VI: 17 Februari
2019)
[Bacaan
I: Yer. 17:5-8; Bacaan Injil: Luk. 6:17.20-26]
Oleh: Pastor Vinsensius,
Pr.
Saudara-saudari
terkasih, bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang
delapan sabda Yesus. Dari kedelapan sabda itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu
empat sabda Bahagia, dan empat sabda Celaka. Kedua bagian ini saling terkait
satu sama lain. Mari sekarang kita berfokus pada sabda bahagia yang keempat dan
sabda celaka yang keempat. Yesus memuji bahagia, orang yang dibenci,
dikucilkan, dicela, dan ditolak demi Yesus. Mereka berbahagia bukan karena
penderitaan yang mereka terima dan alami, tetapi karena upah mereka besar di
surga. Mereka boleh mengalami seperti apa yang dialami oleh para nabi pada
zaman dahulu, yang juga dibenci dan ditolak demi Kerajaan Allah. Namun, di sisi
lain, Yesus mengecam dengan keras orang yang dipuji karena perbuatan jahat yang
mereka lakukan, sebab demikian juga nenek moyang mereka memperlakukan nabi-nabi
palsu. Yesus menyebut mereka celaka, bukan untuk menyumpah mereka, tetapi
memberitahukan secara jelas kepada mereka, bahwa perbuatan yang mereka lakukan
itu memang mendatangkan celaka bagi diri mereka sendiri!
Saudara-saudari
terkasih, di hadapan kita ditawarkan dua macam pilihan: Apakah
kita mau mengandalkan Tuhan atau hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri? Orang
yang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri pasti akan kecewa, merana, dan
berputus asa, karena kemampuan manusia itu sangatlah terbatas. Tetapi, orang
yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya akan memperoleh berkat,
perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Apa yang tidak bisa ia lakukan secara
manusiawi, bisa ia lakukan bersama dengan Tuhan. Berbagai problem hidup
sehari-hari yang kita hadapi menuntut kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dan
menaruh seluruh harapan kita hanya kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa menolong
kita dengan sempurna dan memberikan apa yang terbaik bagi hidup kita.
Mengandalkan Tuhan bukan berarti kita akan terbebas
dari segala masalah. Segala masalah dalam kehidupan selalu ada, bahkan semakin
bertambah ketika kita sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan. Kita harus siap
untuk dibenci, dikucilkan, dicela, dan ditolak demi iman kita kepada Yesus. Itulah
yang menjadi tantangan dan ujian bagi iman kita. Namun, jika kita
sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, maka kita akan diberikan kekuatan dalam
menghadapi segala masalah. Dengan mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan
sendirian dalam menanggung beban hidup ini, sebab Tuhan yang akan menolong kita
dengan berbagai cara yang tepat, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.
Mengandalkan Tuhan berarti kita siap untuk menanggalkan
ke-ego-an diri kita, dan menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Dalam
menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini, kita perlu hening sejenak dan merenungkan
dalam doa: “Apa yang Tuhan inginkan, agar saya perbuat?” Tuhan ingin kita
melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak dan perintah-Nya. Apa yang
Tuhan inginkan dan perintahkan, itulah yang harus kita laksanakan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian kita akan mendapatkan berkat dari
Tuhan, dan menikmati kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat nanti.
Marilah kita mohon bantuan rahmat Allah, agar kita
dapat menanggalkan egoisme diri kita yang selalu mengandalkan diri sendiri
dalam kehidupan ini. Dan semoga kita dapat selalu mengandalkan Tuhan dalam
setiap peristiwa hidup kita, dan selalu berharap kepada-Nya, sehingga kita
dapat menerima ganjaran abadi di surga.
No comments:
Post a Comment