Thursday 14 February 2019

MAU MENGANDALKAN TUHAN ATAU MANUSIA?


 (Hari Minggu Biasa VI: 17 Februari 2019)
[Bacaan I: Yer. 17:5-8; Bacaan Injil: Luk. 6:17.20-26]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.

Saudara-saudari terkasih, bacaan Injil hari ini mengisahkan tentang delapan sabda Yesus. Dari kedelapan sabda itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu empat sabda Bahagia, dan empat sabda Celaka. Kedua bagian ini saling terkait satu sama lain. Mari sekarang kita berfokus pada sabda bahagia yang keempat dan sabda celaka yang keempat. Yesus memuji bahagia, orang yang dibenci, dikucilkan, dicela, dan ditolak demi Yesus. Mereka berbahagia bukan karena penderitaan yang mereka terima dan alami, tetapi karena upah mereka besar di surga. Mereka boleh mengalami seperti apa yang dialami oleh para nabi pada zaman dahulu, yang juga dibenci dan ditolak demi Kerajaan Allah. Namun, di sisi lain, Yesus mengecam dengan keras orang yang dipuji karena perbuatan jahat yang mereka lakukan, sebab demikian juga nenek moyang mereka memperlakukan nabi-nabi palsu. Yesus menyebut mereka celaka, bukan untuk menyumpah mereka, tetapi memberitahukan secara jelas kepada mereka, bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu memang mendatangkan celaka bagi diri mereka sendiri!


          Sabda keempat dari sabda bahagia dan sabda celaka yang Yesus katakan itu bereferensi pada pengalaman konkret para nabi pada zaman dahulu. Hal ini sesuai dengan bacaan pertama yang hari ini kita dengarkan tadi. Nabi Yeremia juga mengucapkan berkat dan kutuk bagi bangsa Yehuda. Sama seperti Yesus, Yeremia juga tidak bermaksud mengutuk orang lain, tetapi ia ingin menegur secara keras dan memberitahukan, bahwa orang yang hanya mengandalkan kekuatan manusia dan yang hatinya menjauh dari Allah akan mendapatkan celaka! Mereka itu diibaratkan seperti semak di padang belantara yang hanya tumbuh dan hidup sesaat saja, kemudian akan mati. Namun, di sisi lain Yeremia memuji orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannya kepada Tuhan, sebab mereka akan diberkati Tuhan. Mereka diibaratkan seperti pohon yang subur dan kuat, serta menghasilkan buah yang melimpah.

Saudara-saudari terkasih, di hadapan kita ditawarkan dua macam pilihan: Apakah kita mau mengandalkan Tuhan atau hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri? Orang yang hanya mengandalkan kekuatannya sendiri pasti akan kecewa, merana, dan berputus asa, karena kemampuan manusia itu sangatlah terbatas. Tetapi, orang yang selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya akan memperoleh berkat, perlindungan dan pertolongan dari Tuhan. Apa yang tidak bisa ia lakukan secara manusiawi, bisa ia lakukan bersama dengan Tuhan. Berbagai problem hidup sehari-hari yang kita hadapi menuntut kita untuk selalu mengandalkan Tuhan dan menaruh seluruh harapan kita hanya kepada Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa menolong kita dengan sempurna dan memberikan apa yang terbaik bagi hidup kita. 
Mengandalkan Tuhan bukan berarti kita akan terbebas dari segala masalah. Segala masalah dalam kehidupan selalu ada, bahkan semakin bertambah ketika kita sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan. Kita harus siap untuk dibenci, dikucilkan, dicela, dan ditolak demi iman kita kepada Yesus. Itulah yang menjadi tantangan dan ujian bagi iman kita. Namun, jika kita sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan, maka kita akan diberikan kekuatan dalam menghadapi segala masalah. Dengan mengandalkan Tuhan, maka kita tidak akan sendirian dalam menanggung beban hidup ini, sebab Tuhan yang akan menolong kita dengan berbagai cara yang tepat, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya.

Mengandalkan Tuhan berarti kita siap untuk menanggalkan ke-ego-an diri kita, dan menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Allah. Dalam menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini, kita perlu hening sejenak dan merenungkan dalam doa: “Apa yang Tuhan inginkan, agar saya perbuat?” Tuhan ingin kita melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak dan perintah-Nya. Apa yang Tuhan inginkan dan perintahkan, itulah yang harus kita laksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian kita akan mendapatkan berkat dari Tuhan, dan menikmati kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat nanti.

Marilah kita mohon bantuan rahmat Allah, agar kita dapat menanggalkan egoisme diri kita yang selalu mengandalkan diri sendiri dalam kehidupan ini. Dan semoga kita dapat selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap peristiwa hidup kita, dan selalu berharap kepada-Nya, sehingga kita dapat menerima ganjaran abadi di surga.

No comments:

Post a Comment