Friday 1 February 2019

TUHAN MENYERTAI KITA


 (Hari Minggu Biasa IV: 3 Februari 2019)
[Bacaan I: Yer. 1:4-5, 17-19; Bacaan Injil: Luk. 4:21-30]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
 
Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau


Saudara-saudari terkasih, dalam Liturgi ketika imam mengatakan: “Tuhan beserta kita”, dengan mudah kita menjawab: “Sekarang dan selama-lamanya”. Tetapi, sungguhkah kata-kata itu keluar dari hati dan iman kita? Sungguhkah kita percaya, bahwa Tuhan menyertai kita sekarang dan selama-lamanya? Dalam kenyataan sehari-hari, sering kali kita masih ragu akan penyertaan Tuhan atas hidup kita, terutama ketika kita dipanggil Allah untuk menjadi alat-Nya, menjadi pelayan-Nya di Gereja, entah sebagai pemimpin umat, pengurus umat, atau petugas Liturgi. Seringkali, kita mengatakan, “Saya tidak bisa!” Dengan demikian, kita menolak panggilan Allah, dan kita masih ragu akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Kita masih belum percaya, bahwa Tuhan beserta kita.

Dalam Bacaan Pertama tadi Nabi Yeremia juga sempat menolak panggilan Allah untuk menjadi seorang nabi, karena ia merasa tidak pandai berbicara dan masih terlalu muda. Namun, Allah dengan tegas mengatakan kepadanya, bahwa sesungguhnya Allah sudah mengenal dia, jauh sebelum ia dibentuk di dalam rahim ibunya, dan Allah sudah menguduskan dia sebelum ia dilahirkan, dan Allah sendiri yang menetapkan dia menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Allah berjanji akan menyertai Yeremia dalam tugas pelayanannya yang penuh tantangan ini. Maka, Allah mengatakan kepadanya, supaya ia jangan takut dan gentar, sebab Allah sendiri yang akan menyertai dan memberikan kekuatan kepadanya. Sabda Tuhan inilah yang meneguhkan Yeremia, sehingga ia  percaya sepenuhnya kepada penyertaan Tuhan. Dia percaya, bahwa Tuhan tidak akan ingkar janji. Tuhan akan selalu menyertai dia sekarang sampai selama-lamanya.

Sedangkan, dalam Bacaan Injil tadi kita telah mendengarkan kisah Yesus yang menyatakan diri-Nya kepada orang-orang Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Yesus ingin mengatakan kepada mereka, bahwa Dia telah menggenapi apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Yesus telah menggenapi semua nubuat dari para nabi. Dengan demikian, kehadiran Yesus sungguh-sungguh menampakkan secara nyata Kehadiran Allah sendiri yang selalu menyertai manusia sekarang sampai selama-lamanya. Namun, sayangnya keragu-raguan masih ada di dalam hati orang-orang Yahudi itu. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Yesus, dan bahkan mereka ingin mencelakakan Yesus, karena Yesus membanding-bandingkan mereka dengan nenek moyang mereka yang tidak percaya kepada Allah dan yang akhirnya tidak diselamatkan oleh Allah.

Saudara-saudari terkasih, kita semua juga dipanggil oleh Allah menjadi alat-Nya dan pelayan-Nya, yang mau mengabdikan diri bagi umat Allah. Tinggal kita lagi yang memilih: ingin menjawab panggilan Allah ini seperti Yeremia atau menolak panggilan Allah seperti orang-orang Yahudi dalam bacaan Injil tadi? Memang, dalam kenyataan hidup sehari-hari, banyak orang yang lebih memilih untuk menolak panggilan Allah daripada menerima dan menjawab panggilan Allah. Kenikmatan duniawi lebih memikat kita, dan memberikan rasa nyaman daripada harus berkorban demi Kerajaan Allah. Inilah tantangan yang kita hadapi pada zaman sekarang ini. Jika kita menyerah pada tantangan ini, dan hanya mengikuti arus zaman ini seperti kebanyakan orang, maka kita tidak akan pernah mengalami penyertaan Tuhan dalam hidup kita! Kita tidak akan pernah percaya kepada Tuhan yang selalu beserta kita. Dan  pada akhirnya kita tidak akan pernah mengalami keselamatan dari Allah!

Maka, seperti Tuhan Yesus dan Nabi Yeremia, kita harus berani untuk mengatakan “Ya” kepada panggilan Allah. Allah memanggil kita semua sesuai dengan bakat dan kemampuan kita, dan semuanya itu harus kita persembahkan kepada Tuhan dengan menjadi pelayan-Nya di Gereja, entah sebagai pemimpin, pengurus, maupun anggota umat Allah yang aktif. Percayalah, bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian. Dia yang memanggil kita, Dia pula yang akan menyertai kita dalam setiap tugas dan pelayanan kita kepada umat-Nya. Iman kepercayaan inilah yang harus selalu ada di dalam diri kita. Jika kita sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan beserta kita, maka kita akan benar-benar mengalami penyertaan Tuhan dalam hidup dan pelayanan kita, meskipun kita harus menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam pelayanan kita. Ingatlah, Tuhan tidak pernah ingkar janji! Apa yang Ia katakan kepada para nabi, dan melalui Putra-Nya sendiri, kini Ia katakan juga kepada kita. Janji Allah berlaku turun-temurun, sebab janji-Nya itu adalah perjanjian yang kekal.

Marilah kita mohon bantuan rahmat Allah, agar kita senantiasa percaya kepada penyertaan Tuhan, dan mau menjawab panggilan Tuhan melalui pelayanan kita sehari-hari. Mari kita buang jauh-jauh  semua keraguan dalam diri kita, yang membuat kita tidak pernah bisa untuk melayani Tuhan. Dan marilah kita memohon kekuatan dari Allah, agar kita bisa menjawab panggilan Allah dan menjadi pelayan bagi umat Allah, sehingga semakin banyak orang yang dapat mengalami keselamatan yang berasal dari Allah.