(Hari Minggu Biasa IV: 3 Februari 2019)
[Bacaan I: Yer. 1:4-5,
17-19; Bacaan Injil: Luk. 4:21-30]
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
Saudara-saudari terkasih, dalam Liturgi ketika imam mengatakan: “Tuhan beserta kita”, dengan mudah kita menjawab: “Sekarang dan selama-lamanya”. Tetapi, sungguhkah kata-kata itu keluar dari hati dan iman kita? Sungguhkah kita percaya, bahwa Tuhan menyertai kita sekarang dan selama-lamanya? Dalam kenyataan sehari-hari, sering kali kita masih ragu akan penyertaan Tuhan atas hidup kita, terutama ketika kita dipanggil Allah untuk menjadi alat-Nya, menjadi pelayan-Nya di Gereja, entah sebagai pemimpin umat, pengurus umat, atau petugas Liturgi. Seringkali, kita mengatakan, “Saya tidak bisa!” Dengan demikian, kita menolak panggilan Allah, dan kita masih ragu akan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Kita masih belum percaya, bahwa Tuhan beserta kita.
Dalam Bacaan Pertama tadi Nabi Yeremia juga sempat
menolak panggilan Allah untuk menjadi seorang nabi, karena ia merasa tidak
pandai berbicara dan masih terlalu muda. Namun, Allah dengan tegas mengatakan
kepadanya, bahwa sesungguhnya Allah sudah mengenal dia, jauh sebelum ia
dibentuk di dalam rahim ibunya, dan Allah sudah menguduskan dia sebelum ia
dilahirkan, dan Allah sendiri yang menetapkan dia menjadi nabi bagi
bangsa-bangsa. Allah berjanji akan menyertai Yeremia dalam tugas pelayanannya
yang penuh tantangan ini. Maka, Allah mengatakan kepadanya, supaya ia jangan
takut dan gentar, sebab Allah sendiri yang akan menyertai dan memberikan
kekuatan kepadanya. Sabda Tuhan inilah yang meneguhkan Yeremia, sehingga ia percaya sepenuhnya kepada penyertaan Tuhan.
Dia percaya, bahwa Tuhan tidak akan ingkar janji. Tuhan akan selalu menyertai
dia sekarang sampai selama-lamanya.
Sedangkan, dalam Bacaan Injil tadi kita telah
mendengarkan kisah Yesus yang menyatakan diri-Nya kepada orang-orang Nazaret,
tempat Ia dibesarkan. Yesus ingin mengatakan kepada mereka, bahwa Dia telah
menggenapi apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. Yesus telah menggenapi semua
nubuat dari para nabi. Dengan demikian, kehadiran Yesus sungguh-sungguh
menampakkan secara nyata Kehadiran Allah sendiri yang selalu menyertai manusia
sekarang sampai selama-lamanya. Namun, sayangnya keragu-raguan masih ada di
dalam hati orang-orang Yahudi itu. Mereka tidak percaya dengan apa yang
dikatakan oleh Yesus, dan bahkan mereka ingin mencelakakan Yesus, karena Yesus
membanding-bandingkan mereka dengan nenek moyang mereka yang tidak percaya
kepada Allah dan yang akhirnya tidak diselamatkan oleh Allah.
Saudara-saudari
terkasih, kita semua juga dipanggil oleh Allah menjadi
alat-Nya dan pelayan-Nya, yang mau mengabdikan diri bagi umat Allah. Tinggal
kita lagi yang memilih: ingin menjawab panggilan Allah ini seperti Yeremia atau
menolak panggilan Allah seperti orang-orang Yahudi dalam bacaan Injil tadi? Memang,
dalam kenyataan hidup sehari-hari, banyak orang yang lebih memilih untuk
menolak panggilan Allah daripada menerima dan menjawab panggilan Allah. Kenikmatan
duniawi lebih memikat kita, dan memberikan rasa nyaman daripada harus berkorban
demi Kerajaan Allah. Inilah tantangan yang kita hadapi pada zaman sekarang ini.
Jika kita menyerah pada tantangan ini, dan hanya mengikuti arus zaman ini
seperti kebanyakan orang, maka kita tidak akan pernah mengalami penyertaan
Tuhan dalam hidup kita! Kita tidak akan pernah percaya kepada Tuhan yang selalu
beserta kita. Dan pada akhirnya kita
tidak akan pernah mengalami keselamatan dari Allah!
Maka, seperti Tuhan Yesus dan Nabi Yeremia, kita
harus berani untuk mengatakan “Ya” kepada panggilan Allah. Allah memanggil kita
semua sesuai dengan bakat dan kemampuan kita, dan semuanya itu harus kita
persembahkan kepada Tuhan dengan menjadi pelayan-Nya di Gereja, entah sebagai pemimpin,
pengurus, maupun anggota umat Allah yang aktif. Percayalah, bahwa Allah tidak
pernah meninggalkan kita sendirian. Dia yang memanggil kita, Dia pula yang akan
menyertai kita dalam setiap tugas dan pelayanan kita kepada umat-Nya. Iman
kepercayaan inilah yang harus selalu ada di dalam diri kita. Jika kita
sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan beserta kita, maka kita akan benar-benar
mengalami penyertaan Tuhan dalam hidup dan pelayanan kita, meskipun kita harus
menghadapi berbagai tantangan dan cobaan dalam pelayanan kita. Ingatlah, Tuhan
tidak pernah ingkar janji! Apa yang Ia katakan kepada para nabi, dan melalui
Putra-Nya sendiri, kini Ia katakan juga kepada kita. Janji Allah berlaku
turun-temurun, sebab janji-Nya itu adalah perjanjian yang kekal.
Marilah kita mohon bantuan rahmat Allah, agar kita
senantiasa percaya kepada penyertaan Tuhan, dan mau menjawab panggilan Tuhan
melalui pelayanan kita sehari-hari. Mari kita buang jauh-jauh semua keraguan dalam diri kita, yang membuat
kita tidak pernah bisa untuk melayani Tuhan. Dan marilah kita memohon kekuatan
dari Allah, agar kita bisa menjawab panggilan Allah dan menjadi pelayan bagi
umat Allah, sehingga semakin banyak orang yang dapat mengalami keselamatan yang
berasal dari Allah.