Kamis Biasa XX
Oleh: Pastor Vinsensius, Pr.
Perumpamaan
Yesus ini bermaksud menjelaskan tentang Kerajaan Surga. Dengan menggunakan
contoh perjamuan nikah, Yesus ingin mengatakan tentang perjamuan abadi di
surga. Perjamuan surgawi itu sudah bisa kita rasakan sejak kita hidup di dunia,
yakni melalui perjamuan Ekaristi. Namun, sudahkah kita menghadap Tuhan dalam
keadaan yang layak dan pantas?
Jika
hati kita tidak tulus dan pikiran kita tidak fokus, datang ke Gereja dengan
rasa terpaksa, pengen cepat-cepat pulang, merasa bosan di gereja, pikiran
kemana-mana, dengan demikian kita telah mencampakkan diri kita ke dalam “kegelapan
yang paling gelap”. Itu adalah situasi di mana tidak ada Tuhan di sana, di sana
juga tidak ada harapan, dan bahkan di sana tidak ada kehidupan!
Jika
di dunia saja kita sudah tidak bisa menikmati perjamuan surgawi yang dihadirkan
Tuhan bagi kita melalui Perayaan Ekaristi, bagaimana kelak kita bisa menikmati Perjamuan
Abadi bersama Tuhan dalam Kerajaan Surga? Tentu saja mustahil terjadi! Sebab apa
yang kita ikat di dunia akan terikat di surga, dan apa yang kita lepas di
dunia, akan terlepas di surga.
Maka,
marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan hati yang tulus dan
pikiran yang fokus kepada Tuhan dalam perjamuan kudus. Mari kita serahkan
seluruh diri kita hanya kepada Tuhan yang hadir dalam Sakramen Mahakudus. Mari
kita menikmati kebersamaan dengan Tuhan ini untuk berdoa dan menerima anugerah
terbesar yang Ia berikan kepada kita, yakni Tubuh dan Darah-Nya sendiri.
Semoga
dengan menikmati perjamuan surgawi di atas bumi ini dalam keadaan yang layak
dan pantas, kita diperkenankan pula untuk turut serta menikmati perjamuan abadi
di surga bersama Allah dan para kudus-Nya. Amin. Mari kita hening sejenak untuk
merenungkan sabda Tuhan.
No comments:
Post a Comment