(Minggu
Biasa XX: 19 Agustus 2018)
Bacaan Injil: Yoh. 6:51-58
Oleh: P. Vinsensius, Pr.
PENGANTAR
Setiap makanan dan minuman yang kita santap pasti
membawa dampak tertentu bagi kesehatan kita. Jika kita sering makan makanan
berlemak, maka kita akan kena kolesterol. Kalau kita keseringan minum alkohol,
maka kita akan kena penyakit liver, dan lain sebagainya. Banyak penyakit itu
muncul berasal dari makanan dan minuman yang kita santap. Namun, tidak dapat
kita pungkiri, banyak juga zat yang berguna bagi tubuh kita yang berasal dari
sari-sari makanan dan minuman. Artinya, makanan dan minuman memberikan efek
ganda bagi tubuh kita, di satu sisi memberikan kesehatan, namun di sisi lain
juga membawa penyakit bagi tubuh kita. Semua itu tergantung dari apa yang kita
konsumsinya, dan bagaimana cara kita mengkonsumsinya? Injil hari ini berbicara
tentang hal yang kurang lebih sama untuk menjelaskan tentang makanan rohani,
yaitu Tubuh dan Darah Kristus, yang hadir dalam rupa Roti Kehidupan.
TEOLOGI
Ternyata perbincangan tentang Roti kehidupan belum-lah selesai. Walaupun dua
minggu yang lalu kita sudah merenungkan tentang Roti Kehidupan, namun pada hari
ini kita diajak kembali untuk merenungkan kembali makna dari Roti Kehidupan tersebut.
Injil hari ini merupakan kelanjutan dari Injil yang telah dibacakan pada Hari Minggu Biasa XVIII.
Dalam Injil hari ini Yesus menyatakan diri-Nya di hadapan orang banyak,
bahwa Dialah Roti Kehidupan yang telah turun dari surga. Siapa saja yang makan
Roti ini akan hidup selama-lamanya. Pertanyaannya: Roti macam apakah yang akan
diberikan Yesus itu? Ternyata, Roti kehidupan itu adalah daging-Nya sendiri,
yang diberikan-Nya untuk hidup dunia.
Mendengar jawaban dari Yesus ini, orang-orang Yahudi semakin bingung,
bagaimana Yesus bisa memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan? Berhadapan
dengan kebingungan dan kebebalan hati orang banyak itu, Yesus langsung
melanjutkan penjelasannya tentang Roti Kehidupan, dengan memberitahukan manfaat
dan konsekuensi dari menyantap Roti kehidupan ini. Manfaat dari menyantap Roti
Kehidupan ialah memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya, jika seseorang tidak
menyantap Roti Kehidupan ini, maka ia tidak memiliki hidup di dalam dirinya.
Kehidupan kekal ini diperoleh dari persatuan dengan Yesus, sebab siapa
saja yang makan Tubuh dan Darah Kristus akan tinggal di dalam Kristus, dan
Kristus di dalam dia. Ada suatu persatuan yang erat antara Kristus dan
orang-orang yang menyantap Tubuh dan Darah-Nya. Dan persatuan dengan Kristus inilah
yang memberikan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang bersatu dengan-Nya.
PROFETIS
Setiap kali Misa kita menerima Roti Kehidupan, yaitu Tubuh Kristus dalam
rupa roti. Roti yang kita terima waktu Komuni, bukan sembarang roti, tetapi
sungguh Tubuh Kristus sendiri. Tuhan Yesus sendiri hadir dalam rupa Roti
surgawi yang kita terima. Tubuh Kristus itulah yang memberikan anugerah
kehidupan abadi kepada kita semua yang menyambut-Nya.
Dengan menerima Tubuh Kristus, kita bersatu dengan Kristus. Tuhan Yesus
sudi tinggal di dalam diri kita dalam rupa Roti Kehidupan yang kita santap. Dengan
menerima Komuni Kudus, Tuhan tinggal di dalam diri kita, dan kita juga tinggal
di dalam Tuhan. Namun, pertanyaannya: sudahkah kita menerima Komuni dengan cara
yang layak dan pantas?
Seringkali saya menjumpai umat yang menerima Komuni dengan asal-asalan,
posisi tangannya salah, dan tidak mengatakan “Amin” setelah imam mengatakan “Tubuh
Kristus!”. Padahal “Amin” adalah ungkapan keyakinan kita, bahwa yang kita
terima itu sungguh-sungguh Tubuh Kristus sendiri. Kalau ada orang yang tidak
menjawab “Amin” berarti bisa dipertanyakan, apakah dia percaya atau tidak
kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus?
Maka, pentinglah mengatakan “Amin” pada waktu Komuni. Dan ingat, bahwa
Tubuh Kristus yang kita terima harus langsung dimakan, dan jangan dibawa ke
tempat duduk, apalagi dibawa pulang! Pencemaran terhadap Tubuh Kristus adalah
dosa berat! Maka, kita harus menjaga benar kesucian dari Sakramen Mahakudus
ini, dan menerima-Nya dengan cara yang layak dan pantas.
Hanya dengan menerima Komuni dengan cara yang layak dan pantas, kita bisa
memperoleh buah-buah rohani dari Komuni Kudus ini, yaitu persatuan yang erat
dengan Kristus. Persatuan yang erat dengan Kristus tidak hanya berguna bagi
kehidupan kita di dunia ini, tetapi juga berguna bagi kehidupan kita kelak,
yaitu kehidupan yang kekal di surga. Jika sejak di dunia ini kita sudah bersatu
erat dengan Kristus, maka kelak di dunia akhirat kita pun akan tetap bersatu
dengan Kristus dalam Kerajaan-Nya.
Terima kasih Pastor, atas renungannya
ReplyDelete