Friday 17 August 2018

PERSATUAN YANG ERAT DENGAN YESUS


(Minggu Biasa XX: 19 Agustus 2018)
Bacaan Injil: Yoh. 6:51-58
Oleh: P. Vinsensius, Pr.


PENGANTAR

Setiap makanan dan minuman yang kita santap pasti membawa dampak tertentu bagi kesehatan kita. Jika kita sering makan makanan berlemak, maka kita akan kena kolesterol. Kalau kita keseringan minum alkohol, maka kita akan kena penyakit liver, dan lain sebagainya. Banyak penyakit itu muncul berasal dari makanan dan minuman yang kita santap. Namun, tidak dapat kita pungkiri, banyak juga zat yang berguna bagi tubuh kita yang berasal dari sari-sari makanan dan minuman. Artinya, makanan dan minuman memberikan efek ganda bagi tubuh kita, di satu sisi memberikan kesehatan, namun di sisi lain juga membawa penyakit bagi tubuh kita. Semua itu tergantung dari apa yang kita konsumsinya, dan bagaimana cara kita mengkonsumsinya? Injil hari ini berbicara tentang hal yang kurang lebih sama untuk menjelaskan tentang makanan rohani, yaitu Tubuh dan Darah Kristus, yang hadir dalam rupa Roti Kehidupan.



TEOLOGI

Ternyata perbincangan tentang Roti kehidupan belum-lah selesai. Walaupun dua minggu yang lalu kita sudah merenungkan tentang Roti Kehidupan, namun pada hari ini kita diajak kembali untuk merenungkan kembali makna dari Roti Kehidupan tersebut. Injil hari ini merupakan kelanjutan dari Injil yang telah dibacakan pada Hari Minggu Biasa XVIII.

Dalam Injil hari ini Yesus menyatakan diri-Nya di hadapan orang banyak, bahwa Dialah Roti Kehidupan yang telah turun dari surga. Siapa saja yang makan Roti ini akan hidup selama-lamanya. Pertanyaannya: Roti macam apakah yang akan diberikan Yesus itu? Ternyata, Roti kehidupan itu adalah daging-Nya sendiri, yang diberikan-Nya untuk hidup dunia.

Mendengar jawaban dari Yesus ini, orang-orang Yahudi semakin bingung, bagaimana Yesus bisa memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan? Berhadapan dengan kebingungan dan kebebalan hati orang banyak itu, Yesus langsung melanjutkan penjelasannya tentang Roti Kehidupan, dengan memberitahukan manfaat dan konsekuensi dari menyantap Roti kehidupan ini. Manfaat dari menyantap Roti Kehidupan ialah memperoleh hidup yang kekal. Sebaliknya, jika seseorang tidak menyantap Roti Kehidupan ini, maka ia tidak memiliki hidup di dalam dirinya.

Kehidupan kekal ini diperoleh dari persatuan dengan Yesus, sebab siapa saja yang makan Tubuh dan Darah Kristus akan tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam dia. Ada suatu persatuan yang erat antara Kristus dan orang-orang yang menyantap Tubuh dan Darah-Nya. Dan persatuan dengan Kristus inilah yang memberikan kehidupan yang kekal bagi setiap orang yang bersatu dengan-Nya.

PROFETIS

Setiap kali Misa kita menerima Roti Kehidupan, yaitu Tubuh Kristus dalam rupa roti. Roti yang kita terima waktu Komuni, bukan sembarang roti, tetapi sungguh Tubuh Kristus sendiri. Tuhan Yesus sendiri hadir dalam rupa Roti surgawi yang kita terima. Tubuh Kristus itulah yang memberikan anugerah kehidupan abadi kepada kita semua yang menyambut-Nya.

Dengan menerima Tubuh Kristus, kita bersatu dengan Kristus. Tuhan Yesus sudi tinggal di dalam diri kita dalam rupa Roti Kehidupan yang kita santap. Dengan menerima Komuni Kudus, Tuhan tinggal di dalam diri kita, dan kita juga tinggal di dalam Tuhan. Namun, pertanyaannya: sudahkah kita menerima Komuni dengan cara yang layak dan pantas?

Seringkali saya menjumpai umat yang menerima Komuni dengan asal-asalan, posisi tangannya salah, dan tidak mengatakan “Amin” setelah imam mengatakan “Tubuh Kristus!”. Padahal “Amin” adalah ungkapan keyakinan kita, bahwa yang kita terima itu sungguh-sungguh Tubuh Kristus sendiri. Kalau ada orang yang tidak menjawab “Amin” berarti bisa dipertanyakan, apakah dia percaya atau tidak kepada Tuhan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus?  

Maka, pentinglah mengatakan “Amin” pada waktu Komuni. Dan ingat, bahwa Tubuh Kristus yang kita terima harus langsung dimakan, dan jangan dibawa ke tempat duduk, apalagi dibawa pulang! Pencemaran terhadap Tubuh Kristus adalah dosa berat! Maka, kita harus menjaga benar kesucian dari Sakramen Mahakudus ini, dan menerima-Nya dengan cara yang layak dan pantas.

Hanya dengan menerima Komuni dengan cara yang layak dan pantas, kita bisa memperoleh buah-buah rohani dari Komuni Kudus ini, yaitu persatuan yang erat dengan Kristus. Persatuan yang erat dengan Kristus tidak hanya berguna bagi kehidupan kita di dunia ini, tetapi juga berguna bagi kehidupan kita kelak, yaitu kehidupan yang kekal di surga. Jika sejak di dunia ini kita sudah bersatu erat dengan Kristus, maka kelak di dunia akhirat kita pun akan tetap bersatu dengan Kristus dalam Kerajaan-Nya.


1 comment: